Rabu, 29 Februari 2012

Berubahnya Karakter, Ketika Orang yang Paling Disayang Meninggalkannya

Catatan yang Diambil dari Kisah Nyata di Lingkungan Sekitar Tempat Menetap Seorang Bocah yang Tergila-gila Akan Dunia Psikologi


Selasa, 29 Februari 2012
Dalam wacana yang berbeda ini, karena kebetulan aku sangat menyukai bahkan tergila2 dengan yang namanya Dunia Psikologi. Maka dari itu aku akan sedikit membahas tentang psikologi seorang anak yang kebetulan hidup di sekitar lingkungan tempat aku tinggal,  semoga ini bisa bermanfaat dan juga tentunya dapat menambah wawasan aku, selaku penulis khususnya dan juga bagi yang terhormat para pembaca yang budiman tentunya..
Well, langsung aja..

Ditempat aku tinggal sebenarnya banyak orang2 yang bisa menjadi penelitian apabila ditinjau dari aspek Psikologi, hanya saja mungkin ntah aku yang kurang peka atau mungkin kebetulan aja mereka kurang membuat aku menarik, heheh.. pokoknya banyak deh kalo aku niat ada ribuan orang yang bisa aku teliti, tapi daripada ntar salah kaprah toh lebih baik yang pasti2 aja dehh, hehe..
Oke, disekitar tempat tinggal aku ada seorang anak yang kebetulan berumur beberapa tahun dibawah aku, ia amat periang, ceria, supel, pintar bergaul dan lucu2 gitu juga sih orangnya, yahhh lumayan juga. Hehe. Keluarganya merupakan orang cukup berada apabila ditinjau dari segi ‘ekonomi’ karena orangtuanya berwirausaha, hidupnya begitu bahagia (keliatannya) dan selalu dipenuhi canda tawa. Kita sebut saja ia Mawar (nama samaran, kebetulan sedang ngetop jadi di pake aja tuh nama, eiiittttss tapi bukan mawar untuk marwan loh, heheh) jenis kelamin disamarkan juga (demi menjaga privasi, eiitsss tapi bukan berarti ia berjenis kelamin gak jelas, ia orang normal ko, hehe), tinggi badan, berat badan … (ahhhh bebas deh sesuka hati ajah ngarang yahhh.. hehe. Asal tingginya jagan disamain sama pohon kelapa aja, heu).
Ia juga sempet akrab dengan aku, canda tawa dan berbagai macam aktivitas sempat kita lakukan bersama, sehingga sedikitnya aku tau karakter yang terbentuk dalam dirinya. Saat itu aku menginjak jenjang pendidikan SMA (SekolahMenengah Atas) dan duduk di kursi (ya iya lahh!!) kelas 3 di salah satu sekolah yang ada di sekitar tempat tinggal aku, saat itu masa2 menjelang UAN. Tidak terasa aku dan berbagai kesibukanku menghadapi UAN lah, Ujian Praktek lah, ini itu lah dan lain macam sebagainya.. kekerabatan aku dengan ia menjadi sedikit renggang, dan akhirnya lost contact sampai suatu saat aku telah diterima disalah satu universitas ternama ‘di kotanya’ yang kebetulan aku juga kagak sengaja masuk ke situ, hehehe. Beberapa tahun silam aku disibukan dengan tugas2 kuliahku dan berbagai macam sesuatu yang berhubungan dengan kampusku tercinta (yaahhhh namanya juga pengen keliatan berprestasi dan bisa membuat bangga orang tua kaaaan jadi yaaaahh so rajin gitu deh, hehehe) membuat hubungan kekerabatanku dengannya hilang begitu saja, ntah bagaimana dank arena apa pada saat itu aku meluoakannya begitu saja, (ampuni aku yaa allah, aku bukan lupa teman lama karena dapet yang baru, tapi situasilah yang membuat semuanya menjadi seperti ini #situasi kok disalahin,,).
Oke, kemudian selang beebrapa tahun akupun teringat ia ketika melihat profilnya pada salah satu jejaring social, akupun berniat menghubunginya kelak nanti aku pulang kampung. Beberapa waktu terlewati, akhirnya liburan smesterpun tiba, aku pulang ke kampung halamanku dan sesuai ikrarku sebelumnya akupun menghubungi dirinya yang telah lama terlupakan. Namun, alangkah terkejutnya aku ketika aku hubungi ia, dia yang dulunya periang, supel, bawel dan enak diajak becanda kini ia sedikit agak pendiem dan ia pun amatsangat cuek, seakan ada beban yang mengganjal di otaknya ntah itu batu ntah truk container atau mungkin pabrik bangunan, ntahlah. Awalnya aku berfikir ia mengalami kecelakaan dan menyebabkan sedikit perubahan pada otaknya, sehingga terjadi perubahan karakter pada nya, namun seperti biasanya dugaan aku yang amat aku banggakan itu SALAH BESAR (hihi, ah udah biasa). Selidik punya selidik setelah diselidik, akhinya aku tau apa yang menybabkan karakternya berubah drastis seperti itu, percaya tidak percaya aku setengah percaya dan sedikit tidak percaya juga sih sebenarnya, heheh, berdasarkan informan aku dan berita yang bertebarab tidak karuan dikampung halamanku ibunda sang mawar (nama samaran) telah meninggal dunia dua tahun silam, innalillahiwainnailaihi rojiun … sekarang aku faham dan aku mengerti, kenapa ia bisa menjadi seperti ini, dan katanya lagi konon ayahandanya telah menikah kembali dengan wanita pilihannya. Hatiku serasa sesak (tapi bukan astma loh), tak kuat menahan kepedihan kenyataan yang menimpanya, meskipun tidak menimpaku secara langsung, namun aku dapat merasakan bagaimana perasaanya apalagi ia memiliki adik yang masih berumur balita, kini aku hanya termenung melihat sebuah kenyataan pahit yang ia alami, kekerabatan kamipun berakhir, ntah kenapa ia kini lebih memilih diam ketimbang buka mulut dan jika diperhatikan ia lebih memilih bergaul dengan orang2 yang (ma’af) sudah tidak memiliki orang tua, heeemmmh sungguh kepribadian yang mengherankan.
Aku menjadi merasa sangat tidak berguna karena sebagai temannya, aku bahkan tidak bisa menolong dan membuat keadaan ia menjadi lebih baik lagi, maafkan aku kawan . . . . sekarang mungkin kau telah memilih jalanmu dan semoga itu jalan terbaik untukmu keluargamu serta orang2 yang menyayangimu, sampai jumpa kembali kawan… kelak kita berjumpa kembali ketika kita telah mendapatkan kesuksesan dalam hidup kita …
Itulah sekelumit cerita tentang seorang yang karakternya mampu berubah 180o karena kehilangan orang yang ia saying dalam hidupnya (ibunya). Disisi lain aku juga sempat mendapati kasus yang sama, rekanku mengalami perubahan karakter yang tadinya ia anak baik2 menjadi anak yang kacau dan nakal. Kasusnya serupa, ia mengalami kehilangan orang yang disayang dalam hidupnya, hanya saja ia bukan kehilangan orang yang paling ia saying but hanya orang yang disayang yaitu pacarnya, menurutku sih kasus yang seperti ini merupakan kesalahan fatal, boleh jadi kita bersedih ketika kehilangan orang yang disayango, namun tidak untuk terus menerus, masih banyak kegiatan penting yang harus kita jalani demi menyongsong kesuksesan kelak yang telah melambai dan menunggu kita di masa yang akan datang. “Kawan, Kita Terlalu Sibuk Jika Hidup Kita, Kita Habiskan  Hanya Untuk Memikirkan Tentang Sesuatu yang Telah Hilang dan Pergi Dari Kehidupan Kita, Aku Rasa Menata Kembali dan Membuat Hidup Menjadi Lebih Baik Ketika Telah ‘Kehilangan’ Merupakan Jalan Terbaik Untuk Menyikapi Problema Dalam Hidupmu.”
BUKTIKAN PADA SEMUA, BAHWA ANDA MAMPU MENJADI LEBIH BAIK MESKI TELAH KEHILANGAN SESUATU YANG BERHARGA DALAM HIDUP ANDA SEKALIPUN..
Well, itulah mungkin pengalaman dan sedikit pesan yang mungkin kurang berkesan dariku,  tapi semoga dapat membawa perubahan kea rah yang lebih baik pada pribadi khususnya dan pada masyarakat sekitar umumnya. Sekian, mohon maaf apabila dalam isi karya tulis ini terdapat kekurangan, karena saya masih dalam proses belajar serta apabila terdapat suatu hal yang terlalu fullgar itu memang disengaja karena sesuai kenyataan dan apa adanya, adapun jika ada yang dirahasiakan itu demi menjaga privasi orang yang bersangkutan.  Saya joy, terima kasih, salam hangat, tetap tersenyum dan SEMANGAT!!!
Joy,,

4 komentar:

White Blog mengatakan...

hoammppp...Zzz

Emiliasari Fajrin mengatakan...

Ya Allah ,. karunya pisan nyaa.,,

Fajrin M. Ligor mengatakan...

plok, nyieun kreatifitas leungeun atuh ahhh..
:p

Fajrin M. Ligor mengatakan...

enya puguh, jadi serba salah kudu kumaha ijoy.a teh heh ..
di deukuetan dei da kitu si etana ..

Posting Komentar

 
;