Jumat, 02 Maret 2012

Teacher Office = Warnet Guru

Minggu, 8 Januari 2012.

Hari ini merupakan hari yang mungkin biasa saja bagiku, yaaahh .. hari-hari yang aku lewati tidak ada specialnya. Perdetiknya aku habiskan untuk suatu pekerjaaan yang kurang berguna. Tidur, maen game dan sebagainya yang merupakan suatu kegiatan kurang bermanfaat, itulah mungkin secuil dari aktivitas harianku.
Tepat pada pukul 15.30, aku mendapati pesan singkat di handphoneku dari adik kelasku yang kebetulan sedang menempuh pendidikan di suatu SMA yang kebetulan tempat aku menimba ilmu tempo hari. Ia berkata, “a, main kerumah, ga ada temen”. Kemudian akupun  terbangun dari tidurku, seketika aku menyambar handuk yang tergantung lau pergi untuk membersihkan diri.
Setelah sampai dirumahya, aku mengobrol kesana kemari dan bercanda tawa akrab (malum sudah seperti adik sendiri), melepas rindu karena waktu yang cukup lama telah memisahkan kita. Sampailah pada suatu percakapan yang menyangkut nama pendidikan, khususnya di SMA yang ia tekuni sekarang. Ia berkata “a, di SMA tempat aku belajar gurunya aneh-aneh”, aku jawab “loh?”. “Masa gurunya jarang masuk tapi ko ujung-ujungnya aku ga lulus mata pelajaran itu???” tuturnya, “mungkin absenmu kurang dek” jawabku santai, “egak ko, aku selalu masuk, jangankan bolos, kesiangapun aku ga pernah” tuturnya yang mulai memanas. Dengan keheranan akupun balik bertanya “emang guru itu neranginnya kurang jelas yaa???”, ia menjawab “boro-boro nerangin, masuk aja jarang, ngasih tugas doang”. Okeee! Sampai percakapan itu aku masih bisa positif thinking, toh mungkin guru yang bersangkutan mempunyai kesibukan sendiri, misalnya rapat atau mungkin seminar dan sebagainya.. Namun hatiku dikejutkan ketika ia melanjutkan percakapanya, “tapi a, bapa itu tiapa hari juga ada onleine a”, “dimana??????” tanyaku setengah kaget. “di kantor”, jawabnya polos dengan nada acuh. Seketika hatiku yang sedang damai tentram menjadi garang dan bingung dengan tutur yang telah diucapkannya, aku terkadang merasa malu dengan tingkah seorang tenaga pendidik yang seperti itu. Aku malu, pertama mungkin karena aku calon tenaga pengajar, karena aku sekarang sedang menempuh pendidikan di salah satu fakultas keguruan di suatu Universitas, yang kedua mungkin Karena nuraniku yang benar-benar sensitive terhadap pendidikan. Hatiku merasa miris dan benar-benar merasa khawatir terhadap para pengajar yang tingkahhya seperti itu. Mereka tidak mengajar ke kelas, hanya memberikan sehelai kertas tugas kepada siswa yang siswa pun tidak tahu mesti diapakan tugas itu karena materinya sama sekali belum mereka dapatkan. Sementara disisi lain, guru yang bersangkutan dengan asyik dan santai online di kantor guru yang menjadi tempat persemayaman para pengajar ketika tidak memasuki kelas, “guru macam apa itu??????”, memangnya mereka pikir kantor guru itu “WARNET” apa … beliau asyik-asyikan berhubungan intim dengan dunia maya sedangkan disisi lain beliau mengabaikan kawajibannya untuk mendidik dan menyampaikan ilmu. Dengarkan suara hati muridmu pak, mungkin mereka boleh jadi memasang muka senang ketika guru tidak hadir untuk mengajar, namun dalam hati mereka, mereka menangis menuntut hak mereka akan pendidikan yang layak. “kami disini disekolahkan bukan untuk melihat anda browsing internet, tapi kami disini ingin menuntut ilmu”.
 Yaaahhh.. itulah sekelumit tentang permasalahan yang terjadi disekeliling kita, mengapa egak jadi penjaga warnet saja kalo misalnya lebih mementingkan online daripada tugasnya sebagai guru untuk mendidik siswa. Aku khawatir bila tenaga pendidik yang berada di SMA yang bersangkutan seluruhnya seperti itu, yaaahhhh untungnya Cuma satu (yang ketauan), bayangkan kalau seluruhnya???? Mungkin sekolah tersebut sudah DIJUAL dan di jadikan WARNET, ckckck ..
Joy,,

0 komentar:

Posting Komentar

 
;