Senin, 9 Januari 2012
Keadaan tiba-tiba tegang, entah kenapa aku merasa seakan dikejar sesosok makhluk yang akupun tidak tau jenis makhluk apa itu, keadaan itu semakin mencekam ketika makhluk itu mulai mendekati aku, perlahan jarinya yang seram mencoba menggapai tubuhku yang terkapar tak berdaya, dan….. ahhhh….
Alarm Handphone aku pun berbunyi keras yang mengakibatkan akupun terbangun dari tidurku yang lelap, hatikupun merasa lega, fyuuhh ternyata hanya mimpi (ahh.. sudahlah). Dengan semilir dinginnya embun pagi yang menghujam tubuhku, membuat aku semakin semangat untuk tidak menolak lambaian sang selimut, namun ahhh.. aku berusaha menolak keinginan malasku dan aku mencoba untuk terbangun lalu aku pergi membersihkan diri untuk persiapan shalat shubuh, (yaaahhh.. meskipun dingin mau gimana lagi, daripada kena omel orang tua, hihi #loh, bukannya takut sama yang diatas yaa…)
Pukul 06.00 tepat setelah aku selesai melakukan ritual tersebut,(huss ga sopan, masa shalat dibilang ritual) aku beranjak pergi dari kamarku bermaksud untuk berkumpul dengan keluargaku di ruang keluarga. Disitu, telah ku lihat wajah-wajah segar adikku yang hendak bergegas menuntu ilmu. Lihat, betapa begitu segar wajahnya seperti ditaburi Kristal (beda dengan abangnya, yang mungkin udah rada kucel karena dimakan usia). Melihat adik-adikku yang semangat mencari ilmu dengan wajah riang gembira membara ’45, ditambah lagi orang tua ku yang tidak kalah hebohnya mempersiapkan diri untuk bertempur dalam medan peperangan tanpa lelah, bersaing mencari nafkah dengan teman sejawatnya, yaaahhh malum lah orang tua ku kan guru jadi hari ini sama-sama sibuk seperti adik-adikku, kan sekarang hari pertama masuk sekolah. Sedangkan sang pahlawanku, yaitu ibuku tercinta dengan tanpa merasa letih sedikitpun, dengan semangatnya sibuk menyiapakan sarapan dan kebutuhan untuk suplai energy agar dapat konsentrasi kelak dalam menunaikan tugasnya masing-masing. Melihat sosok keluargaku yang begitu antusias menghadapi apa yang sering kita sebut dengan hidup, terlintas dalam fikirku “keluargaku, orang tuaku, adik-adikku begitu semangat. Ayah tiada henti tanpa memandang lelah mencari nafkah, ibu dengan gesit tanpa merasa letih dan semangat mempersiapkan kebutuhan keluarga, tidak kalah adik-adikku yang begitu gesit ketika hendak berangkat menuju sebuah lembaga penganyam pendidikan yang tidak asing lagi, yang sering kita sebut dengan SEKOLAH. Ooh, inikah yang dinamakan motivasi keluarga??? Fikirku, aku selama ini ternyata terlalu banyak mengeluh, masalah ini itu, belum lagi kawan setiaku ‘malas’ yang senantiasa mengunjungi dan menemaniku dengan setia, tidak lupa sobatku ‘game’ yang senantiasa mengajaku hura-hura hingga lupa segalanya. Lihatlah mereka, orang tua ku, adik-adik ku, begitu semangatnya .. sedangkan aku??? Terkadang aku merasa malu kepada diriku sendiri aku merasa miris, hati serasa teriris melihat realita yang terjadi padaku saat ini, leha-leha, santai-santai tanpa memperhatikan orang tua yang sudah rela mempertaruhkan nyawa membanting tulang demi kehidupan dan pendidikan, serta kesejahteraan keluarga. Anak macam apa aku ini hah?!!!, Ahhhh.. oke, fine! mulai detik ini aku kan lebih giat lagi. Ayah, ibu, adik-adik, lihatlah kelak aku akan menjadi seorang anak yang membuat orang tuanya bangga, bangga akan hasil didikannya. Lihatlah ayah, ibu, inilah hasil diidkan kalian! SEMANGAT!!!!”
Ternyata tidak hanya sampai disitu saja aku melihat pemandagan indah sang wajah cerah, ketika ayah menyuruhku untuk menghidupkan dan memanaskan kendaraan operasionalnya (kenapa ga dibakar aja yah, kan cepet tuh panasnya #plaakk. Fikiran ngaco), aku merenung menatapi wajah-wajah anak berseragam putih abu yang lalu-lalang, malum lah rumahku kebetulan depan jalan raya utama, depan terminal pula (masih untung ga ditengah jalan atau tengah-tengah terminal juga). Ternyata akupun melihat aura yang sama seperti apa yang kulihat pada wajah-wajah adikku, melihat mereka yang lalu-lalang meskipun macet menghadang, kendaraan umum penuh, namun tiada hentinya mereka berjuang demi mendapatkan ilmu (tunggu, demi mendapatkan ilmu atau takut distrap karena kesiangan??? Ahhh.. whatever lah..). dsitulah aku mendapatkan kembali semangat tamabahan, motivasi untuk menjadi lebih baik, “toh mereka juga bisa kenapa aku enggak???”, fikirku. Mereka dengan wajah semangat, ceria, dengan rajinnya menekuni ilmu yang memang sudah menjadi kewajiban mereka, tak kenal lelah berangkat pukul 07.00 hingga bel berbunyi tanda jam pelajaran telah usai pada pukul 13.30, tak perduli halangan dan rintangan, tetap mereka satu tujuan “BELAJAR”. Wajah-wajah itu, wajah generasi muda, wajah semangat, yaaaahhhh … wajar segar itulah, sosok itulah yang kelak kan menjadi “GENERASI PENERUS BANGSA”. LANJUTKAN!!!!!
MASA DEPAN BANGSA ADA DI TANGAN KALIAN!!!!!!
Joy,,
0 komentar:
Posting Komentar