Kamis, 12 November 2015
Kenapa masuk pendidikan Geografi?
Pertanyaan yang sering terngiang di kepala kemudian
masuk kedalam benak dan akhirnya otak lah yang kerepotan memproses harus
seperti apa jawaban yang akan diberikan…
its my problem…
Sebelumnya salam hangat dan selamat datang dan selamat berjumpa kembali
di blog ane yang memang sudah lama sekali tidak ane kelola dan ane update catetannya, well its may because of my bussines, tapi gak sibuk juga sih Cuma
lagi males aja, entahalah kenapa tapi semoga kali ini ane bisa nulis lagi
dengan rutin. Terlepas itu banyak dibaca
atau engga atau bahkan sama sekali ga ada yang baca, ane ga peduli karena ini
tentang hobi bukan tentang seberapa tinggi popularitas ane dimata visitor.
Oh iya hanya untuk pemberitahuan mungkin akan ada sedikit perubahan gaya
pada penulisan yang diakibatkan perkembangan pengaulan dan juga perkembangan
kehidupan, sehingga ane mau nyoba gaya bahasa yang baru, hehee.. lets to our main topic…
Geografi adalah salah satu mata pelajaran yang saya benci ketika saya
mengenyam pendidikan di bangku sekolah pendidikan menengah pertama (SMP), entah
atas dasar alasan apa saya membenci mata pelajaran tersebut, memang pada
dasarnya saya membenci semua mata pelajaran (hehehe), tapi yang ini berbeda. Ditambah
lagi sosok seorang guru yang kebetulan saya kurang suka karakternya, ya mungkin
kalo orang lain sih suka-suka aja tapi saya sendiri kurang menyukainya. Semakin
menjadilah pelajaran Geografi saya, semakin saya penat dengan pelajaran
tersebut, mulai dari nilai jeblok, langganan remidial, tugas minta dikerjain
orang lain dan masih banyak lagi. Mungkin saya memang peserta didik yang tidak
cukup baik, sehingga kurang pantas jika menjadi pendidik nantinya.
Namun, kenyataan berkata lain… setelah saya lulus dengan pas-pasan dari
SMA, saya kebingungan hendak pergi kemana meneruskan pendidikan, saya tidak
cukup pandai untuk membuka usaha jika saya tidak meneruskan pendidikan, pikir
saya mungkin dengan kuliah setidaknya saya akan mendapatkan ijazah S1 yang
meungkin tidak akan sulit ketika diapakai untuk melamar pekerjaan (itu
pemikiran awam saya dulu, berbanding terbalik dengan sekarang). Pada saat itu
saya memang sedikit tertaik dengan pendidikan bimbingan dan konseling (BK)
karena mungkin akan sangat menarik jika bisa berbuat baik, menolong orang dalam
menyelesaikan masalahnya. Namun, naasnya saya gagal memasuki seleksi beberapa
kali ke salah satu universitas ternama di Yogyakarta (kota impian). Setelah itu
saya mulai putus asa dan bingung karena kampus-kampus sebagian besar telah
menutup pendaftarannya. Saat itu orangtua saya mengajurkan untuk mengikuti les
atau kursus sambil menunggu pembukaan pendaftaran tahun depan.
Diluar dugaan, ada informasi bahwa salah satu kampus yang ada di
Kota Tasikmalaya masih membuka pendaftarannya, namun sayangnya di kampus
tersebut tidak membuka untuk jurusan bimbingan konseling. Pikir saya, daripada
saya menganggur, akhirnya saya memasuki kampus tersebut dengan pilihan pendidikan
geografi karena harapan saya, saya tidak akan pernah betemu matematika pada
jurusan ini (hihihi). Diluar dugaan, dikampus tersebut saya diterima dengan
tanpa test, karena konon raport saya memenuhi kriteria untuk masuk jalur non-test. Percaya tidak percaya, namun
inilah jalan yang telah tuhan buatkan untuk saya.
Tidak terasa perjalanan cukup panjang (+ 3.5 tahun) saya habiskan
umur saya untuk mengenyam pendidikan di jurusan geografi, mempelajari hal-hal
mengenai geografi yang justru hal itulah yang paling saya benci ketika saya
menginjak bangku sekolah SMP. Setelah lulus, bukanya kaya akan pengetahuan
mengenai geografi dan ilmu kajian penunjangnya, saya bahkan merasa tidak yakin
dengan ilmu yang saya dapatkan, saya tidak percaya bahwa saya memang pantas mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Geografi (S.Pd) pada saat itu, bahkan saya pernah
berpikir bahwa orang diluar pendidikan geografi mungkin saja lebih ahli dan
lebih mumpuni pada konten kajian ilmu geografi dibandingkan dengan saya yang
lulusan ilmu tersebut. Mungkin salah satu penyebabnya adalah karena memang saya
tidak cukup tertarik pada ilmu ini, sehingga saya kurang bahagia dalam
mengenyam ilmu tersebut.
Hal tersebut belumlah berakhir, pada awal tahun 2014 saya resmi menjadi
mahasiswa sekolah pascasarjana di salah satu kampus ternama di Bandung, yang
membuat saya terheran adalah ketika jurusan yang saya ambil adalah tentang
kajian geografi kembali, saya heran sekaligus bahagia. Dalam benak saya
berpikir, bahwa jalan yang diciptakan tuhan untuk saya memang sangat penuh
mesteri dan banyak sajian kejutannya, sungguh sekenario tuhan memang sangat
elegan. Berbeda pada perkuliahan pada jenjang S1 sebelumnya, dalam moment ini
saya banyak dipertemukan dengan orang-orang bijak, sehingga tidak hanya
perkuliahan dalam konten geografi saja yang dapat saya pelajari, namun juga
filsafat kehidupan dari setiap orang yang memang sudah sangat bijak dalam
menjalani kehidupannya.
Kegalauan dan kegundahan kembali datang ketika saya disuguhkan kepada
banyak materi konten kajian geografi dan saya disandingkan dengan rekan-rekan
yang memang sudah sangat mumpuni dalam bidang tersebut, dan saya segala
keterbatasan pemikiran kemanusiaan saya, yang ada dalam benak bahwa saya
tidaklah ada bandingnnya dengan mereka bahkan untuk se tai kuku mereka sekalipun. Dari hal itu saya berpikir, apa saya
tidak salah berada pada jalan ini? apa saya tidak salah mengambil jalan ini?
jika memang tersesat, tolong tunjukan kemana arah jalan pulang sebelum semunya
menjadi terlanjur. Hal ini saya rasakan karena ketidakberdayaan saya menghadapi
persoalan ke-geografian, saya bahkan
tidak mampu mengetahui apalagi menguasai hal tersebut ketika rekan seperjuangan
saya telah bersilat llidah mempertahankan teori yang menjadi landasan
pemikirannya. Saya merasa bahkan saya tidak pantas berada diantara mereka,
dengan seluruh kekurangan saya ini apa yang dapat saya pertontonkan dan apa
yang dapat saya berikan untuk orang lain?
Namun, diakhir pemikiran saya itu saya yakin bahwa
jalan yang telah diberikan tuhan untuk saya adalah jalan yang terbaik, hanya
saja saya sampai saat ini belum sempat menyadarinya, mungkin perlu waktu untuk
menunggu atau mungkin perlu ikhtiar yang lebih dari biasaya.
Akhirnya, saya menemukan sedikit cahaya terang meski belum menjawab
semuanya namun inilah pengantar yang akan membimbing saya menjemput jawaban
yang telah lama menunggu. Saya mungkin kurang menguasai konten keahlian dalam
perkuliahan yang telah saya tempuh beberapa tahun ini (S1 dan S2), namun saya
menemukan halyang belum tentu ditemukan orang lain, bahwa saya menemukan
petunjuk dan beberapa orang bijak yang dapat menyikapi segala bentuk dinamika
kehidupannya yang sedang dijalani dengan cukup arif. Dari sana lah saya
mengerti bahwa meski saya tidak ahli dalam bidang kajian saya namun saya
mendapatkan ilmu lain, ilmu kehidupan, ilmu tentang menyikapi dinamika hidup
dengan arif, ilmu tentang bagaimana kita bisa menenangkan diri dan jiwa dengan
ilmu kita dan bukan malah menjadi gelisah karena takut tersaingi, ilmu tentang
bagaimana menemukan setiap petunjuk tuhan yang telah tesebar diantara kehidupan
kita, ilmu yang dapat membuka pandangan saya dan menyadarkan saya seribu kali
lebih peka tentang apapun yang ada disekitar dalam kehidupan saya, ilmu yang
bahkan ketika kecerdasan 1000 oranng einsteinpun tidak pernah mampu untuk
mendefinisikannya, itulah ilmu tuhan… ilmu yang hanya kepada hamba-Nya yang
tertentu saja lah tuhan meridhoi ilmu itu diturunkan..
Terakhir, dari geografi
saya belajar tentang sebagian dari banyak hal yang belum sempat dideskripsikan
karena ketakhingaannya…
Itulah sedikit titik
cahaya yang saya temukan, yang saat ini masih menjadi alasan kenapa saya ada di
“Pendidikan
Geografi”
Terima kasih atas
semuanya, selamat berbahagia dalam menjalani hidup…
Joy,
4 komentar:
min , hati ane tersentuh dengan blog ini... bagus gan salam kenal ane juga lulusan pend.geografi .
kita ada kemiripan gan , ane juga terinsirasi bob sadino untuk menjadi diri sendiri.
min , hati ane tersentuh dengan blog ini... bagus gan salam kenal ane juga lulusan pend.geografi .
kita ada kemiripan gan , ane juga terinsirasi bob sadino untuk menjadi diri sendiri.
salam sehat selalu bang fajrin,
https://ruangguru.com/
Ka mw tanya dong,dipendidikan geografi hitunng hitungannya masih banyak juga ka???
Posting Komentar