Selasa, 27 November 2012
“Deru
tangis hiasi sang ruangan yang menjadi saksi bisu sebuah tragedi, rintihan
tetes air mata kian berjatuhan seraya jabat tangan berlangsung tanda
berakhirnya sebuah pertemuan.. walau semuanya tinggal kenangan, semoga dapat
menjadi sebuah moment yang selalu dirindukan serta pelajaran tuk persiapan
hadapi derasnya kehidupan masa depan.. sayonara.. Selamat tinggal dan sampai
berjumpa kembali di kesempatan yang akan datang, tentunya dengan situasi yang
berbeda .. J” Secarik ucapan singkat yang terlantun dari mulut tak
bernada jua tak bersuara.. sambil menahan rasa haru yang tersirat dalam hati,
seraya tangan berjabat bersama mereka, para pahlawan tanpa tanda jasa . . . .
terimakasih banyak.. budimu akan aku kenang selalu, aku mengerti aku takkan
mampu membalas semuanya, namun semoga dengan ucapan terimakasih ini, bisa
mewakilkan seluruh curahan perasaan …
Beberapa bulan telah dilalui, tak terasa sungguh..
rasanya baru kemarin sore aku masuk ke sekolah ini, dan kini aku harus
meninggalkannya kembali.. yaaah perasaan itu yang aku rasakan ketika kami para
praktikan SMA 2 Tasikmalaya menggelar acara perpisahan yang dilaksanakan pada
hari senin pukul 14.oo WIB. Sungguh kenangan yang takkan pernah bisa aku
lupakan saat aku menjadi sosok ‘seorang guru’ di sekolah ini.. sebuah bangunan
yang kini telah menjadi saksi bisu kehidupanku dalam mengabdi…
Oke folks, kita flas back again yah… kenapa aku
ngerasa sangat sedih banget ketika pelepasan di hari itu. Jelas lah aku sangat
sedih bangettt, pasalnya mereka para anak didikku udah seperti temen sendiri,
udah seperti sahabat sendiri, dimana kalo mereka ngebutuhin aku, aku selalu
bersedia buat bantu mereka. So its professional kan?! Disamping aku menjadi seorang
guru yang mesti mengajar menyampaikan materi juga aku harus mendidik,
membimbing dan mengarahkan kemana mereka harus melangkah, (eiittsss bukan
melangkah jalan kaki biasa yah, emangnya bebek kudu digiring segala), maksud
melangkah disini mereka harus dibina agar kepribadiannya tumbuh dan berkembang
serta terbentuk kearah yang positif, terutama kelas X (sepuluh) yang emang pada
hakikatnya kepribadian mereka itu dalam masa transisi alias masa perpindahan.
Sebenernya mereka itu sangat galau, dan mereka (anak2 kelas sepuluh)
sangat mudah sekali terpengaruhi, terutama oleh hal2 yang negatif.
Pada masa usia2 seperti mereka itu adalah masa dimana mereka sangat
penasaran akan segala hal dan lagi antusias2nya buat nyoba segala
hal, so kalo gak dapet bimbingan yang bener2 matang, jangan harap
mereka bisa tumbuh dan berkembang jadi pribadi yang diinginkan. Maka dari itu
aku sangat setuju baget kalo “guru yang
mengajar dikelas sepuluh haruslah guru yang berkompeten dalam bidang
psikologi”, sejatinya mereka masih perlu bimbingan lebih jauh lagi agar
mereka tidak tumbuh terpengaruhi oleh hal negatif, dan mengambil suatu
idealisme yang enggak menyimpang untuk pegangan hidupnya kelak.
Ada banyak kenanganku disini, yah disekolah yang
telah aku tinggalkan ini.. ketika aku sedang memberikan materi, ketika aku
sedang berbagi, ketika aku akrab dengan mereka para peserta didiku, ketika aku
dibuat jengkel, serta ketika aku bahagia tertawa bersama, ato mungkin kenangan
saat ada something dengan salah seorang yang menjadi peserta didik di sekolah
tersebut *eh, hhahah.. well apapun itu aku sangat bahagia sekali menjalaninya
bersama kalian, para peserta didikku. Hal paling aku sukai dan yang sangat
membuatku ingin mengulanginya kembali adalah saat dimana aku berbagi tentang
masalah psikologi disalah satu kelas yang kebetulan jadi tempat praktik aku,
serasa menemukan jati diriku sendiri. Bahkan ketika aku menjelaskan about
psikologi, tidak sedikitpun aku menyiapkan materi atau bahan ajar karena emang
itu dadakan dan enggak direncanakan, tapi aku serasa enjoy dan nyaman banget
ketika membahas masalah tersebut, bahkan ketika beribu hujaman pertanyaan tak
terduga datang menerpa, dengan santai aku menjawab pertanyaan tersebut.
Ditambah lagi suasana kelas yang emang kondusif dan keantusiasan mereka dalam
memahami materi yang aku sampaikan, menambah motivasiku untuk semakin betah dan
tak ingin beranjak sedikitpun dari dalam kelas tersebut. Bahkan salah seorang
siswa ada yang bilang “pak, saya lebih
ngerti ketika bapak menjelaskan tentang psikologi, ketimbang Sosiologi”, wow
aku fikir mungkin karena aku sangat menjiwai yah, padahal untuk sosiologi aku
udah nyiapin bahan ajar selengkap mungkin, beda dengan saat aku berbagi
psikologi, namun pendapat mereka tetep seperti itu. Makasih yah peserta didikku!
Aku sangat termotivasi ketika aku diberikan apresiasi di kelas kalaian, dan aku
semakin termotivasi untuk mengejar harapan aku yang ingin belajar di suatu
instusi pendidikan, tentunya jurusan
yang terkait dengan ilmu psikologi. Sekali lagi aku ucapin terimakasih banyak
buat kalian yang udah ngedukung dan ngamotivasi aku sehingga aku lebih semangat
dalam mendalami ilmu psikologi! Maaf hanya sebait kata itu yang bisa aku
hadiahkan kepada kalian! Tetap semangat! Tersenyum selalu!!!! Sampai berjumpa
kembali dilain kesempatan, tentunya dalam situasi dan kondisi yang berbeda.. J
Pada paragraf diatas telah dibahas bahwa “aku ngajar sosiologi”, loh?? ko bisa
ngajar sosiologi?? Sedangkan aku kan mahasiswa praktikan asal Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas
Keguruan dan Pendidikan Universitas Siliwangi, kenapa bisa nyasar ke
sosiologi?? Terus emang di UNSIL ada jurusan Sosiologi ato aku pindah jurusan
jadi Geo-Sosiologi??? Well ini semua dikarenakan ada beberapa faktor , yang
pertama dan yang paling penting guru pamong aku kebetulan gak pegang jam ngajar
Geografi, beliau pegangnya sosiologi, emang sih basic dan SKnya beliau itu
Geografi tapi dikarenakan ada beberapa penyebab mungkin jadi aja ngajar sosio
deeehh.. dan imbasnya, eh bukan imbas sih sebenernya justru ini merupakan suatu
anugerah buat aku yang pecinta sosial, hehee.. akhirnya akupun harus ngajar
sosiologi. Ada untungnya aku ngebet sama yang namanya psikologi, why???
Pasalnya sosiologi itu erat banget kaitannya sama psikologi, nah so aku jadi betah
nerangin sosiologidan emang menjiwai banget, hihiii. Pernah kejadian suatu hari
aku ngehandle temen aku yang ngajar geografi, kebetulan ngajarnya di kelas yang
bisa dibilang cukup bandel sih, walau gak juga sebenernya. Entah kenapa ketika
aku masuk ke kelas yang satu ini, tiba2 nerveust gak karuan, ntah
karena ada something atau meungkin bisa aja someone yang membuat hati menjadi
gundah gulanah, gkgkgk.. alhasil aku menerangkan geografi dengan sangat kacau
balau, ketambah nerveust udah gitu gak nguasai materi (iya lah aku spesialis
sosial suruh nerangin fisik, gila gimana mau nyambungnya coba). Daripada
ngebuat situasi makin gak karuan dan ntarnya para siswa jadi BT, udah aja
alangkah baiknya aku ganti metode pembelajaran menjadi “lecture stand up comedy”, yang hasilnya lumayan bisa membuat para
siswa ketawa, fyuuuhh lumayan deh setidaknya aku bisa menghibur walau materinya
gak kesampein dengan baik.
Kejadian yang sama terjadi ketika aku ujian PPL. Saat itu aku ujian di salah
satu kelas yang emang mungkin keadaannya kurang bisa dikondusifkan, ditambah
lagi sebelum ujian aku ngajar sosiologi terlebih dahulu, udah gitu aku ujian
dengan mata pelajaran geografi dan
dilanjut lagi ngajar sosiologi, kebayang baget gimana terbaginya fikiran aku,
ditambah lagi syarat ujian yang emang belum sepenuhnya, sumpah serasa pengen
makan tiang listrik deeh kalo udah gitu. Saat ujian PPL berlangsung jantungku
berdetak lebih cepat dari biasanya, dan keringatpun keluar dengan derasnya,
sampai-sampai memenuhi seisi ruangan kelas dan bajir *loh, sungguh suasana yang sangat
menegangkan. Dari arah berlawanan jajaran paling belakang tampak tiga pasang
mata dengan tajamnya menusuk dan membuat kaku dari setiap gerak yang akan aku
lakukan. Tegang dan kaku, itu yang aku rasakan saat itu, sungguh aku serasa
menjadi sebuah asbak.. ternyata sial aku belum nyampe puncaknya, ditengah
pembelajaran aku diterpa oleh beberapa pertanyaan yang membuat aku ntah harus
gimana ngejawabnya, bagai kumang kehilangan sayapnya *bentar, dari kapan kumang
punya sayap?? Yaah pokoknya keadaan pada saat itu gabisa digambarkan dengan
kata2 deeehh. Kesialan aku memuncak ketika ada dua orang siswi yang
bertanya pada akhir pembelajaran, dan pertanyaan itu aku juga bingung mau jawab
apa, karena jujur aku gatau dan gak ngerti dengan apa yang mereka tanya,
(sepertinya mereka memiliki dendem tersendiri, ato mungkin mereka enggak
sengaja aku kasih nilai kecil pada mata pelajaran sosiologi, so ini adalah
kesempatan emas mereka buat NGEBULLY aku!!! huh, sungguh tak berdaya..). oke
namun seburuk apapun situasi untungnya aku masih bisa ngendaliin, pertanyaan
yang memiliki tingkat kesulitan tersebut aku tangani dengan jawaban konyol,
hehee.. tapi sedikit nyambung dan gak jauh2 amat dari konsep kok,
yaaa walaupun pas aku jawab mereka yang nanya sedikit mengerutkan dahinya
(pertanda gak ngerti atau gatau emang dahi mereka udah mengkerut dari sananya,
entahlah), ditambah lagi senyuman atas jawaban konyol aku dari sang penguji,
hhaha.. kendati demikian aku bisa lolos ujiandengan cukup baik.. (katanya).
Fyuuhhh.. akhirnya penderitaan ini berakhir juga yaaa tuuuuhaaaaaaaaaaa…nn. J
Beberapa atau mungkin banyak kenangan yang sangat
berkesan saat di SMANDA namun sayang aku tidak bisa menuangkannya pada secarik
kertas elektrik ini, misalnya seperti kejadian PDKT sama seseorang
#ciiiyyeeeeee.. eh maksudnya PDKT sama penjaga sekolah dan guru pamong serta
security, hhahaa.. atau mungkin ketika aku menjadi seorang konselor bagi mereka
yang memiliki masalah, aku sangat senang sekali karena aku bisa jadi harapan
mereka untuk membantu problematika yang saat ini sedang mereka hadapi, aku
senang ketika melihat mereka tersenyum kembali dan mengerti tentang apa yang
aku katakan, semoga apa yang aku sampaikan dan apa yang kita pelajari bersama
bisa menjadi inspirasi dan ilmu yang bermanfaat serta bisa kalian aplikasikan
dalam keseharian kalian, mohon maaf hanya ini yang bisa aku lakukan kepada
kalian, tak lebih karena memang tak bisa.. Aku hanyalah seornag bocah ingusan
pencari jati diri yang tergila-gila akan dunia PSIKOLOGI dan memiliki suatu
keyakinan “percayalah, aku bahagia
ketika melihat kalian tersenyum bahagia”.
Mohon maaf mungkin untuk sebagian dari kenangan dan
kejadian yang memang seluruhnya berkesan tidak bisa aku curahkan, karena kalo
diceritain semua, sumpah tujuh turunan gakan beres deeh bacanya, sejatinya kenangan di SMA 2 adalah kenangan
terindah sepanjang masa!
Well, mungkin cukup sekian curahan dari aku about
kenangan yang bisa disuratkan itupun segelintir dari sekian banyak… Selamat Tinggal,
Sayonara .. Semoga kita bisa berjumpa kembali dalam situasi yang berbeda ..
Tetap semangat! Senyum selalu! Dan Sampai Jumpa ………………………….
Joy.. J
Kenangan bersama kalian adalah keriduan sepanjang masa …..
NB: sorry dokumentasinya cuma ada ini dan juga sorry kalo tulisannya ngaco. tapi hanya inilah karya yang bisa aku buat sebagai kenangan .....
0 komentar:
Posting Komentar