Minggu, 03 Februari 2013

Keterbatasan Fisik Penyebab Ketidakpercayaan Diri dalam Performance

Minggu, 3 Februari 2013

Selain Ruh (rohaniah), manusia juga terbentuk dari satu unsur yang dinamakan unsur fisik (raga). Yah, siapa yang tidak mengenal apa itu yang dinamakan  unsur fisik manusia, yaitu segala sesuatu yang terlihat oleh kasat mata pada seseorang. Dari mulai tinggi badan, warna kulit, bentuk hidung, mata, alis, sampai setiap lekuk yang terdapat pada seseorang merupakan suatu unsur yang tidak lain dinamakan sebagai unsur fisik atau raga. Penampilan fisik biasanya menjadi acuan utama seseorang untuk menilai orang lain, dalam penilaiannya orang akan menilai terlebih dahulu penampilan fisik dari seseorang sebelum menilai lebih jauh kedalam sifat atau karakternya. Walau sudah banyak kata yang bersenandung bahwa “saya tidak menilai seseorang dari penampilan fisiknya”, namun tidak dapat dipungkiri pada realitanya padangan pertama seseorang itu pasti dari segi penamilan fisiknya.


Penampilan fisik juga biasanya menjadi indikator dari karakter orang itu sendiri, mereka yang memiliki raga bagus (cakap, putih, tinggi, dsb) cenderung memiliki tingkat Percaya Diri yang tinggi pula. Lain halnya dengan seseorang yang memiliki keterbatasan fisik, mereka selalu dihantui rasa minder dan kurang percaya diri ketika akan melakukan sesuatu hal, apalagi jika hal tersebut terkait dengan masalah ‘perasaan’, hehee. Orang yang memiliki keterbatasa fisik (bukan cacat) cenderung selalu malu ketika akan melakukan sesuatu, apalagi yang bersifat umum dan terbuka (dihadapan umum). Misalnya saja berpidato, menjadi seorang vokalis group band, berjalan di mall, dan bahkan seseorang yang sudah minder akut akan malu jika ia harus berjalan sendiri, mereka selalu ingin ditemani kemanapun ia pergi.
Hal seperti merupakan efek buruk yang nantinya akan berujung pada subuah penyesalan, mungkin dalam waktu dekat tidak akan menimbulkan efek yang serius, namun jika ditinjau dalam skala panjang ini akan membuat seseorang terpuruk dan berujung dengan depresi. Contoh studi kasusnya seperti ini, sebutnya saja namanya Kasmudi. Ia adalah perjaka ting-ting yang saat ini telah mencapai umur sekitar 20 tahun. Ciri-ciri fisik tubuhnya antara lain: memiliki postur pendek (tidak seperti remaja umur 20 tahun pada umumnya), warna kulit hitam, berbadan lebar, giginya serinya tanggal (ompong) dikarenakan ia mengalami kecelakaan, dan memiliki tampang yang sangat pas-pasan bahkan minus. Keterbatasan prawakannya membuatnya tidak PEDE ketika melakukan suatu hal, padahal ia memiliki potensi dan skill yang sangat bagus dalam segala bidang, asal dia menekuni, dia bisa dengan cepat memahami suatu bidang yang ia kaji. Misalnya saja, dalam bidang IT dia mampu menganalisis script yang orang lain tidak bisa dengan mudah untuk menganalisisnya, dalam pembobolan sistem keamanan juga dia jagonya, namun lagi-lagi sayang potensinya itu harus tertekan karena keterbatasan fisik yang ia punya. Disamping ia memiliki skill tinggi dalam bidang IT, sikap serta karater yang ramah serta tidak pandang buluh dan juga royal (tidak hitungan dalam berbagi) membuat banyak teman yang tak segan untuk menolongnya ketika ia dalam kesusahan. Walau sebagian temannya hanya memanfaatkan kebaikan dirinya, namun dia tidak menghiraukannya sama sekali, itulah alasannya mengapa dia memiliki banyak teman. Ditambah lagi kelugesannya dalam berkomunikasi yang membuat dia diterima diberbagai kalangan. Sungguh bisa dikatakan sangat menakjubkan..
Namun, disamping daya tarik karakter yang dimilikinya ia memiliki suatu kelemahan yang membuat ia tidak bisa memaksimalkan potensi yang ia miliki. Ia tidak begitu percaya diri dalam mengambil tindakan, karena rasa minder yang selalu menghantui dirinya. Mengapa demikian? Jika dianalisis lebih dalam, sosok seorang ‘Kasmudi’ memiliki rasa kurang percaya diri yang berlebihan itu berawal dari keterbatasan fisik yang ia miliki. Ia memiliki postur tubuh yang berbeda dari orang-orang seumuran dia pada umumnya, misalnya saja tubuhnya yang pendek dan berkulit hitam, belum lagi gigi ompongnya yang mencolok, membuat ia semakin tidak percaya diri. Memang, rasa tidak percaya diri itu pada awalnya mungkin hanya sepintas dan banyak yang beranggapan bahwa lambat laun itu semua akan berubah seiring dengan bertambahnya usia dan kedewasaan. Namun, pada realtinya opini yang seperti itu salah besar. Ketika seseorang tidak percaya diri dengan sosok yang ia miliki, maka ia akan selalu meminta pertolongan orang lain, siapa lagi kalau bukan teman dekatnya. Dalam jangka waktu dekat mungkin efek buruknya tidak akan terlihat, namun lain cerita jika menyimak ilustrasi ini lebih lanjut. Perilaku Kasmudi yang berawal dari ketidak-PEDE-an, kemudian dia meminta tolong kepada temannya yang memang pertana kali mungkin ia merasa malu da gengsi. Namun, hal seperti itu perlahan membuat dia semakin terbiasa seiring dengan seringnya dia meminta tolong, dan lama kelamaan dia menjadi ketergantungan karena telah biasa berlaku seperti itu. Efek buruknya, ia semakin tidak PEDE ketika ia daihadapkan kepada suatu keadaan yang dimana ia harus mengambil keputusan itu secara individu (tanpa ikut campur tangan orang lain). Dan ketika temannya perlahan menjauhinya dikarenakan kesibukan yang dimiliki, maka sosok Kasmudi tidak akan memiliki tempat lagi untuk menggantungkan nasibnya. Memang banyak orang yang menjadi temannya, dan iajuga memintai pertolongan kepada temannya yang banyak itu, namun bagaimana jika semuanya berakhir sama dengan teman dekatnya yang pertama??? Pada siapa kali ini dia akan menggantungkan harapannya??? Apa menggantungkan diri pada seutas talikah??? Mungkin saja, siapa yang tau jika memang rasa mindernya sudah sangat kritis…
Dari penjelasan ilustrasi diatas, dapat disimpulkan bahwa sosok seorang Kasmudi dengan berbagai kemampuan yang dimiliki, hidupnya akan berujung sia-sia. Bisa dibayangkan jika ia mau saja sedikit untuk lebih percaya diri dalam mengahadapi keterbatasan fisiknya, mungkin dia sudah menjadi sosok yang terkenal. Misal, dengan akses komunikasi yang tersebar luas (memiliki teman dari berbagai kalangan) dia bisa membuka peluang usaha bisnis dengan cepat, dia bisa mendistribusikan produk made in hand nya kepada teman-temannya, dan menyebar lagi kepada temannya yang lain, begitu pula seterusnya. Atau dengan modal tampil Percaya Diri didepan audience, ia bisa memarekan talenta yang terselimuti didalam keterbatasan fisik yang ia miliki, dan siapa tau diantara audience yang hadir terdapat seseorang yang mau menjadi investor terhadap talentanya tersebut, seperti mengadakan kontrak kerja. Lihat, begitu banyak kesuksesan yang didapat bukan, dengan hanya membuang sedikit rasa minder yang telah tertanam dalam tubuh. Mungkin memerlukan waktu yang cukup lama jika ingin merubah karakter seseorang, apalagi yang tadinya pemalu, namun semuanya bisa diatasi dengan satu tidakan yaitu “berusaha/ ikhtiar”..
“Karena sesungguhnya tidak ada yang tidak bisa bagi yang selalu beerusaha”
Mungkin, sekian post dari saya, samoga dapat membantu dan dapat menyadarkan para rekan sahabat pembaca, khususnya bagi mereka yang memiliki potensi yang sangat bagus namun mereka tidak sadar akan hal itu..
Saya Ijoy mohon pamit undur diri, sampai bertemu kembali di postingan yang akan datang. J
Pepatah mengatakan,
Janganlah pernah berfikir “mengapa aku dilahirkan berbeda dari yang lain…”  namun, berfikirlah bahawa “anugerah terindah dalam hidupku adalah perbedaanku dengan yang lain, karenanya tidak akan ada seorangpun yang mampu menyamaiku dan juga kebanggaanku menjadi sosok seperti diriku…”
Semoga bermanfaat,
[Joy]

0 komentar:

Posting Komentar

 
;