Senin, 1 September 2014
Selamat berjumpa
kembali dan salam hangat pada seluruh pembaca budiman yang berbahagia, semoga
temen-temen semua selalu berada pada kesehatan sehat walafiat dan selalu ceria
(asal jangan senyum-senyum sendiri kaya orang gila aja). Pada kesempatan yang
bebahagia ini, izinkan saya untuk menulis satu patah dua patah dan beberapa
goresan pada kertas elektrik ini. Tak ada sedikitpun niat untuk menggurui,
namun disini kita, temen-temen dan saya akan sama-sama belajar tentang apa yang
ada dalam kehidupan ini, karena hidup itu akan semakin bermakna jika kita terus
belajar dan berkarya.
Pada topik kali
ini, saya akan mencoba berceritera tentang filosofis air dalam kehidupan kita.
Kata air sudah tidak asing lagi ditelinga kita, air merupaka benda cair yang
selalu ada mendampingi dan kita butuhkan dari semenjak kita didalam rahim
sampai kelak kita kembali ke tanah kelak. Mengapa air??? Saya mengambil topik
ini karena saya terinspirasi oleh salah seorang guru besar yang kompeten bahkan
ahli dibidang air dan per-airan dan segala sesuatunya berhubungan dengan air,
yang kebetulan memberi materi kuliah tentang bidang tersebut. Beliau
menyebutkan bahwa air banyak manfaatnya, bukan hanya tentang fungsi materi dari
air tersebut saja, namun juga filosofis dari sifat air tersbut sangat
bermanfaat tentunya bagi kehidupan kita.
Sebelum beranjak
ke materi yang beliau sampaikan, saya sedikit akan membahas tentang paradigma
pendidik yang berpangkat guru besar dengan pendidik seperti guru SMA dan juga
pendidik lainnya yang memang mungkin masih dalam tahap pembelajaran. Ini bukan
tentang pangkat atau jabatan yang dimiliki, namun ini tentang paradigma dan
pemikiran juga tentang cara penyampaian terhadap peserta didik, lain pendidik
lain pula hasil didikannya. Pendidik yang profesional adalah pendidik yang
mampun merubah paradigma pemikiran para peserta didik yang tadinya menuntut
ilmu adalah kewajiban, menjadi menuntut ilmu merupaka kebutuhan. Lain
guru, lain dosen atau guru besar. Para guru (maaf) notabenenya (tidak semua)
mereka hanya menyampaikan, mendidik mencetak dan membuat peserta didik akan
menjadi sesuai seperti acuan atau kurikulum yang berlaku. Tanpa memperhatikan
karakter atau dengan tanpa menanamkan suatu konsep atau paradigma agar para
peserta didik faham dan tau tentang arti penting yang sesungguhnya dari
pendidikan tersebut. Terjadinya kasus penyimpangan sosial atau pelanggaran
peraturan diantaranya adalah karena kurang fahamnya murid tentang pendidikan yang
sesungguhnya, dan itu bisa diakbatkan karena para guru yang lalai atau kurang
tepat memberikan pengarahan kepada siswa dan siswinya. Beda halnya dengan para
guru besar yang bermain dengan teori dan paradigma pemikiran mereka, yang
secara tersirat selalu mereka tanamkan kepada benak para mahasiswa mereka,
sehingga ada diantara para mahasiswa yang memang terbuka cakrawalanya dan ia
menemukan titik terang dalam studinya. Memang, kita tidak bisa memenagkan
secara utuh tentang cara atau konsep pembelajaran guru besar tersebut, mungkin
juga ditambah potensi yang baik dari mahasiswa itu sendiri dan ditambah
pengalaman lapangan yang sangat mumpuni sehingga dengan bekal segudang
pengalaman beliau mampu dan tau mana cara yang tepat untuk membenahi dari
setiap karakter perseta didik.
Oke, sekilas
tentang pengantarnya.. hehhee.. sekarang back to our main topic.. telah
dikatakan sebelumnya bahwa air merupakan suatu zat yang memiliki spesialisasi yang
tak didapatkan pada zat lainnya. Selain ketika air diberikan kata-kata baik
atau doa akan menjadikan partikel air tersebut menjadi indah, disamping itu
adapun beberapa karakter air yang filosofisnya bisa diambil untuk manfaat dalam
kehidupan sehari-hari… cekidot!
1. Air
menempati ruang/ bentuk air selalu mengikuti wadahnya
Sifat air menempati ruang, jika diterjemahkan
dengan filosofis kehidupan dapat berarti bahwa kita harus dapat hidup dan
menyesuaikan diri dimanapun kita berada. Dapat diterima ditempat dimana kita
hidup dan menetap, pandai bersosialisasi sehingga tidak membuat masyarakat
sekitar ditempat yang kita tinggali itu terganggu, justu mereka akan merasa
kehilangan jika kita tinggalkan. Sikap menempati ruang ini merupakan suatu
sikap yang harus dimiliki oleh para peserta didik, karena dengan demikian para
peserta didik dapat diterima diseluruh lapisan masyarakat dan tidak hanya di
lingkup sekolah saja.
2. Air
mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang rendah
Sikap ini merupakan suatu sikap dimana ketika
kita telah meraih penghargaan tinggi, atau memiliki ilmu tinggi, termasuk telah
menjadi pejabat tinggi, kita masih bisa legowo, ramah tamah,
rendah hati tanpa merendahkan diri. Sehingga ilmu yang kita dapatkan bisa kita
manfaatkan dan kita amalkan serta bisa diterima diseluruh lapisan masyarakat.
Biasanya, suatu ilmu atau paradigma seseorang tidak bisa diterima di masyarakat
dikarenkan orang tersebut dianggap terlalu tinggi kelasnya (High Class) pada
lapisan masyarakat yang bersangkutan. Jika kita menganut prinnsip sifat air
ini, mungkin saja masayarakat dapat dengan mudah menerima paradigma atau
pemikiran kita tanpa adanya rasa perbedaan kelas tersebut.
3. Air
merupakan salah satu zat yang jika dipadatkan akan mengapung
Dapat dibayangkan bukan? Jika air membeku tidak
terapung dipermukaan namun malah tenggelam ke dasat. Bagaimana nasib ikan-ikan
yang ada dikutub sana? Meungkin sudah mati dan punah. Bagaimana jika kita
membeli jajanan es yang ketika es batu dimasukan namun tenggelam dan membekukan
seluruh partikel zat air tersebut? Mungkin kita tidak bisa menikmati jajanan
tersebut. Tuhan, telah menciptakan segalanya dengan berbagai mukzizat
didalamnya, termasuk pada spesialisasi air disini yang tidak
bisa ditemukan pada zat lain. Proses pengambakan zat cair yang dipadatkan
terjadi karena pengurangan masa jenis dan merenggangnya partikel pada zat cair
tersebut, sehingga membuat es (hasil dari pembekuan air) seolah semakin
membesar bentuknya dan bisa terapung diatas permukaan air.. sangat menakjubkan
sekali..
4. Air
sebagai zat pelarut/ zat penghantar/ pembangkit energi
Merupakan sebuah pelarut yang bisa mebuat benda
bergerak (perahu nelayan tradisional, sampan, kincir angin dsb) dan juga bisa
membuat terlarutnya zat lain didalam air tersebut (kopi, the, gula, susu dsb).
Disamping itu air juga bisa menjadi zat penghantar aliran listrik (konduktor)
dan juga sebagai pembangkit energi, yaitu energi yang dihasilkan air dapat
dimanfaatkan untuk membangkitkan aliran listrik. Senada dengan pemaparan sifat
air, filosofis air yang dapat diambil pada sifat kali ini yaitu kita hidup
harus mampu membimbing, menghantarkan, atau setidaknya membuat orang lain yang
membutuhkan itu menggapai angan yang dimaksud (selama masih ke arah yang
positif). Karakter seperti ini cocok sekali dengan pendidik yang
profesional. Karena seorang pendidik yang profesional itu dapat
menjadikan peserta didiknya yang tadinya tidak tau menjadi tau, yang tidak
faham menjadi faham, dan dapat menunjukan jalan kemana peserta didiknya akan
melangkah guna menggapai apa yang menjadi tujuan, dambaan atau impiannya. Lain
halnya ketika hanya menjadikan seorang peserta didik mendapatkan nilai bagus,
itulah sesungguhnya hal yang sangat dikhawatirkan.
5. Air
bisa merambat melalui celah dari tempat rendah ke tempat yang lebih tinggi
(hukum kapilaritas)
Jika air selalu mengalir dari tempat tinggi ke
tempat yang rendah, pada hal ini air pun dapat melakukan hal sebaliknya, yaitu
merambat melalui celah atau pori kecil dari tempat rendah ke tempat yang lebih
tinggi (hukum kapilaritas). Dalam kehidupan, kita harus mampu mencontoh sifat
air tersebut, dalam terjemahannya pada kehidupan kita tidak boleh kehabisa akal
untuk menggapai angan yang telah kita gantungkan sebelumnya, setinggi mungkin,
dan percaya! Banyak jalan menuju “roma” (siapa juga yang mau
ke roma, yah..) usaha dan doa yang selalu kita lakukan dan panjatkan tidak akan
pernah menemukan jalan buntu atau kesia-siaan, yang ada hanyalah belum saja
waktunya kita untuk mendapatkan hal tersebut, bisa saja jika kita mendapatkan
hal tersebut belum pada waktunya, yang ada kita bukanlah bahagia namun malah
tersiksa bahkan sengsara. Ibarat seorang balita yang pengen mengenakan sepatu
orang dewasa dengan nomor sepatu yang berukuran besar, memang bisa saja ia
memakainya, namun efek yang ditimbulkan karena belum saatnya memakai sepatu
untuk orang dewasa itu adalah kaki lecet, mungkin saja tersandung dan jatuh dan
lain sebagainya, jadi untuk mereka yang selalu berusaha tetap tenang dan be
a positive. Semua telah tuhan siapkan seindah mungkin, jika kalian
bertanya “kapan?” Maka, jawabannya adalah jika telah waktunya. Dan jika kalian
bertanya lagi “kapan waktunya?” maka jawabannya jika nanti telah tepat dan pas.
Dan jika ada lagi yang bertanya “kapan waktu yang pas itu?”. Maka silahkan
tanya pada diri anda sendiri, sudahkan anda mempersiapkan diri anda sendiri?
Kualitas, kemampuan, wawasan, paradigma, ketahanan iman untuk mendapatkan itu
semua? Jika jawabannya “YA, SAYA SIAP!”. Maka itulah waktunya yang tepat. Namun
jika tak kunjung datang jua, sepertinya anda keliru tentang kesiapan anda
tersebut, silahkan cek kembali siapa tau ada sesuatu yang tertinggal.
6. Permukaan
air selalu rata
Entah itu dilaut, danau, rawa, sungai, solokan, kolam,
akuarium bahkan pada cangkir atau gelas, permukaan air selalu rata, tidak peduli
berapa besar sudut kemiringan (elevasi) yang menjadi wadah air
tesebut, permukaan air akan selalu datar, rata tenang dan mendamaikan hati
(cieelah..). Dalam hal ini pada realita kehidupan kita harus mampu untuk
menyetarakan atau mensejajarkan diri kita sendiri dengan lingkungan sekitar,
tidak peduli status ekonomi, pangkat, tahta, jabatan, gelar yang telah kita
raih, kita harus bisa menyetarakan dengan lingkungan dimana tempat kita
tinggal. Erat kaitannya dengan sifat air yang pertama yaitu menempati ruang,
pada hal ini juga tujuan utamanya adalah agar seluruh lapisan masayarakat yang
ada disekitar kita merasa nyaman dan tidak canggung, apalagi ketika kita telah
menjadi pejabat berwenang, masayarakat tidak canggung untuk mencurahkan
aspirasinya kepada kita, dan tidak seolah dibentengi oleh sebuah tembok yang
membedakan strata kita, yang berimbas pada pengucilan dan ketidak terbukaan,
antara kita dan masyarakat sekitar. Lagi-lagi hal ini juga seharusnya dimiliki
oleh para peserta didik guna mengidentifikasi dan mengklasifikasikan para
perserta didik agar mendapat perlakuan yang tepat dalam pembenahan mental dan
kepribadiannya.
7. Air
bisa menembus bahkan sampai ke pori terkecil
Sifat air yang satu mendefinisikan bahwa dalam
relaita kehidupan yang kita jalani, pantang kita menyerah dan kita harus tegar
dalam menghadapi realita kehidupan ini. Man Jadda Wa Jadda! Kata
itulah yang sangat tepat untuk mendampingi sifat air yang satu ini. Kata sakti yang
memiliki arti “siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan berhasil” itu
merupakan salah satu filosofis air yang sangat sekali patut kita tiru dan
merealisasikanya dalam kehidupan kita. Menembus bahkan sampai ke pori terkecil
pada batasnya, merupakan suatu karakter pantang menyerah dalam berusaha dan
tetap berfikir untuk mencari celah mana yang memang merupakan kapasitas diri
kita agar kita dapat menembusnya. Dalam kehidupan, banyak permasalahan yang
diprediksikan itu termasuk kedalam kategori permasalah berat dan sangat sulit
bahkan tidak bisa untuk dipecahkan. Percayalah, tidak ada
sebuah permasalahan yang tidak ada jalan keluarnya. Semua permasalahan telah
satu paket diciptakan dengan penyelesaiannya, perkara kita tidak mengerti atau
sulit memecahkannya itu semua bukan berarti kita tidak mampu untuk
memecahkannya, namun hanya saja kita belum waktunya, bisa saja karena pada saat
itu fikiran kita terlalu tegang karena sedang menghadapi suatu permaslahan,
sehingga tidak bisa menemukan titik temu. Itulah mengapa, ketika kita sedang
mengalami permaslahan kita tidak dianjurkan untuk langsung memecahkannya saat
itu juga, dikhawatirkan yang ada bukan penyelesaian maslah, malahan huru-hara
akan semakin besat karena kita mengikutsertakan nafsu dan emosi kita dalam
pemikiran jalan keluar permasalahan tersebut. Dan itu juga sebagian alasan
kenapa manusia disebut dengan makhluk sosial, karena pada prinsipnya manusia
tidak bisa menyelesaikan permasalahannya sendiri apalagi ketika fikiran
depressi karena menghadapi dinamika kehidupan yang dianggap terlalu keras bagi
fikirannya. Sharing, bertukar fikiran atau kalau pemuda jaman
sekarang trend menyebutkan dengan kata curhat merupakan salah
satu cara ideal untuk menambah wawasan guna menghadapi arus deras dinamika
dalam realita kehidupan ini atau mungkin juga hanya sekedar melepas kekesalan hati.
Demikianlah
sedikit curahan hati saya ketika mendapatkan penerangan atau inspirasi dari
salah seorang guru besar yang telah memberikan perkuliahannya. Semoga catatan
kecil ini bisa bermanfaat, syukur-syukur dapat memberikan penerangan dan
inspirasi bagi para pembaca, dan juga bagi saya sendiri selaku penulis pada
umunya. Ketika saya banyak menyinggung tentang para pendidik, itu dikarenakan
saya juga sebagai calon pendidik dan memang tanggung jawab dari pendidik itu
sendiri sangatlah fatal atau beresiko besar? (High Risk), dan
sama sekali tidak ada sedikitpun unsur menyiggung para pendidik. Mohon maaf
sekali jika konteks isi dan tata cara penulisan masih sangat kurang, karena
saya sebagai penulis masih dalam tahap pembelajaran, kritik dan saran yang membangun
sangat saya butuhkan guna meng-upgrade kemampuan saya baik dalam
teknik penulisan maupun konten atau isi dari catatan ini.
Sekian untuk pertemuan kali ini, salam hangat
sampai berjumpa kembali pada catatan berikutnya. J
Joy…
0 komentar:
Posting Komentar