Senin, 20 April 2015. Malam Hari
Selamat malam dan
selamat menikmati keheningan malam dengan semilir angin yang membuat kita
terlarut dalam fatamorgana. Dalam gelapnya malam izinkan saya menuangkan
secangkir kreasi saya dalam sebuah media elektronik yang mungkin bisa bebas
dibaca oleh para sahabat, dengan harapan bisa menjadi suatu inspirasi atau jika
tidak mungkin dapat menghibur hati yang sedang gundah gulana. Mari, selamat
menikmati hidangan malam ini…
Pada tempo hari
sebelumnya, telah diposting sebuah curahan yang berasal dari pengalaman pribadi
saya, isinya yaitu menceritakan tentang sosok gadis yang selama hidupnya belum
pernah bertemu, namun kami berhasil mengakrabkan diri melalui jejaring sosial
dunia maya. Memang sebuah realita kehidupan yang tidak bisa diulang kembali,
bagaimana bisa? Ia telah kembali, tuhan telah memanggilnya, ia harus pulang,
kerumah dimana sekarang ia berada. Saya tidak merasakan sesuatu yang berarti
pada saat itu, yap memang saya sangat kehilangan, namun rasa itu semua hilang
sirna begitu saja seakan semuanya tidak pernah terjadi, dan sayapun menjalani
hiruk pikuk kehidupan saya kembali seperti biasanya, sewajarnya, dan tanpa
adanya rasa keputusasaan. Sampai ketika malam itu tiba, entah kenapa saya
tiba-tiba teringat kepada sosok dia yang telah lama pergi ke suatu tempat yang
konon katanya indah.
Tak ada angin
kencang ataupun hujan badai, tak ada jua sebuah guncangan dahsyat, dan malam
itu sama seperti biasanya, malam yang penuh kedamaian, tenang, sepi, sunyi,
senyap… saya tiba-tiba teringat terus memikirkan sosok itu, dia yang entah
wujudnya tidak pernah dipertemukan sampai saat ini. Dalam benak saya, sedang
apa ia sekarang disana? Apa bisa saya mengobrol dengannya? Andai saja ia masih
berada di bumi ini, seperti apa dia sekarang? Akankah ia meneruskan hobby
menulisnya? Akankah dia masih mengena saya? Dekat dan saling share blog dengan
saya? Apapun itu, sejauh mana pikiranku melayang dan berfantasi tentang ia,
satu kenyataan yang tidak pernah bisa dihindarkan, semuanya hanyalah ilusi…
Saat itu, untuk
mengekspresikan jenuh dalam hati ini, saya tuangkan segenap rindu saya dalam
secangkir kreasi, maksudnya hanya untuk mengenang dan hanya untuk menjadi reminder bahwa dalam hidup saya pernah
mengenal sosok yang tidak akan pernah ditemukan lagi hari esok dan seterusnya,
hanya itu, hanya ingin mengabadikan suatu potret masa lalu dalam sebuah
rangkaian kata. Namun, siapa yang tau? Setelah saya menulis dan memposting
catatan itu, justru pikiran saya semakin sering mengingat dia, mengimajinasikan
dia, seakan dia ada dan selalu menemani. Saya terheran, ada apa ini? apa ini
yang sebenarnya terjadi? Delusi kah? Atau hanya imajinasi saya saja yang
terlalu tinggi dan terlalu lebay dalam
memikirkan hal-hal diluar nalar. Mungkin pengalaman itu dapat dikatan lebih
mirip naskah film sinetron, namun itulah kenyataanya.
Semakin hari bukan
semakin melupakannya dan kembali kepada kehidupan sewajarnya, namun yang
terjadi adalah semakin banyak pikiran yang mengilusikan tentang keberadaanya.
Membuat rasa penasaran semakin bertanya-tanya, seperti apa dia semasa hidupnya?
bagaimana karakternya? Apa saja kegiatan yang sering dilakukannya? Seperti apa
hubungan sosial dia dengan teman-temannya dan sampai jadi apa dia sekarang jika
masih diberi umur untuk menjalani kehidupan di bumi ini? ah sungguh kacau… saya
sungguh ingin menghadapi kehidupan dengan adanya dia, bukan sebagai orang
spesial namun hanya sebagai sesuatu yang hanya ingin aku ketahui hidupnya, itu
saja dan tidak lebih. Mungkin semua ini terjadi karena memiliki kaitan erat
dengan hobby atau kebiasaan aneh saya tentang psikologi, diantaranya
memperhatikan detail aktivitas orang lain, sehingga mungkin ini memicu pikiran
saya menjadi seperti ini. Ketika melewati kampus yang menjadi tempat ia
mengenyam pendidikan, aku seakan ingin menyapa, “Hei selly.. Apa kamu masih berada di kampus itu? Iya.. kampus tempatmu
mengenyam pendidikan dan mengalami beberapa perjuangan yang mungkin
menakjubkan.. namun ketika aku berkata seperti itu yang ada hanyalah
jawaban bisu.. Padala kampus itu tidak pernah ada sangkut pautnya dengan saya
pribadi selain selalu terlihat dan terlewati ketika saya mudik atau kembali ke
kosan dimana saya tinggal. Namun, sejak kejadian itu,, kejadian yang seakan membuat
saya menemukan sesuatu yang maya menjadi nyata, setiap melewati kampus itu
seakan ingin selalu menengoknya dan bergumam “inilah kampus itu, iya kampus yang pernah diduduki, menjadi tempat
aktifitas dan juga kampus dimana dia menghabiskan sisa masa hidupnya..” gumaman
itu terlintas seraya saya melihat kampus itu ketika lewat dalam sebuah
perjalanan.
Hal-hal tentang dia
yang selalu mengganggu pikiran saya membuat saya menjadi memiliki pikiran
tentang ia secara terus menerus, bahkan akhir-akhir ini saya selalu merasakan
bahwa ia mengikuti saya kemanapun saya pergi, entah apapun itu, entah itu hanya
gangguan dari makhluk lain atau itu memang asli, saya tidak dapat
memastikannya, yang jelas itu yang saya rasakan, seperti menyesal tapi tidak
tahu apa yang sebenarnya harus disesali. Begitulah saya menjalani kehidupan
setiap detiknya, dari menit ke menit, dari jam ke jam, hari ke hari, minggu ke
minggu dan seterusnya.
Suatu hari saya
pastikan kepada salah satu teman saya yang kebetulan mengemnyam pendidikan di
tempat itu, di kampus itu, sekampus sama anak itu namun tidak satu jurusan.
Saya bertanya dari mulai apakan ia mengenal orang yang saya maksud, kenal
dimana, sebagai apa dan bagaimana hubungannya apakah dekat atau tidak sampai
saya bertanya detail, dan akhirnya saya mendapatkan jawaban yang cukup
memuaskan. Kebetulan teman saya mengenal ia dengan cukup dekat, dan teman saya
menceritakan detail yang cukup membuat saya terkejut, dari mulai masa hidupnya
sampai bagaimana ia meninggal (maksudnya selly). Setelah teman saya bercerita
panjang lebar mengenai seperti apa dan bagaimana selly meninggal, saya menghela
nafas dan barulah saya sadar, bahwa “menjemputmu
(selly) pulang, adalah jalan yang terbaik.
Selamat
jalan selly, semoga kau mendapatkan kedamaian, tuhanmu sangat sayang kepadamu,
sehingga ingin mendekapmu lebih cepat, dan menarikmu dari penat dan kejamnya
dunia yang akan menjerumuskan kepada sebuah pengingkaran…
Selly J
0 komentar:
Posting Komentar