Sabtu, 16 April 2016

Spesies Mahasiswa (Versi JOY) …


Catatan Minggu, 6 Maret 2016 (yang baru selesai hari ini *njir). Selamat pagi, siang, petang atau malam, atau apapun lah yang penting seneng yang baca, soalnya kan yang baca ga serempak pada satu waktu, hehe. Well, selamat datang di blog yang udah usang, penuh sarang laba-laba, dan ga bermanfaat ini (mungkin sekarang udah banyak gelandangan tiduran karena blognya jarang dibuka), dan selamat bertemu kembali dengan saya “Joy” yang kebetulan udah lama banget vaccum dalam dunia tulis menulis ini. Hal ini dikarenakan ada beberapa faktor, dan yang paling utama adalah faktor mood atau males atau apalah itu istilahnya yang jelas menganggu dan membuat engga produktif. Kendati demikian saya keukeuh selalu berharap, meski mungkin kurang manfaatnya namun setidaknya celotehan ini bisa menginspirasi buat orang yang membacanya, atau kalaupun tidak, yaa seengganya bisa membuat sedikit tersenyum buat yang baca, kalo masih aja engga (keterlaluan banget), tolong lah ditolong yah, yah, yah, senyum ga simetris juga gapapa ko, tolong dibantu… *emot mata berbinar.

Sebelum saya membahas celotehan berikut, saya mau minta doanya dari temen-temen alhamdulillah kebetulan saya sekarang sedang menyusun tesis, semoga dilancarkan dan diselesaikan dengan tepat waktu. Terimakasih juga buat temen-temen yang selama ini selalu mensupport berupa motivasi dan doa, sehingga alhamdulillah saya bisa menyelesaikan kuliah saya dan sekarang sedang melaksankan tugas akhir… oke, lets to our main topics!!!
Setelah saya menyelami dunia Perkampusan, ada banyak hal yang dapat saya ambil pada Wahana Perkampusan tersebut, salah satunya (beberapa yang lainnya mungkin akan dibahas nanti di episode berikutnya *cie episode~) adalah mengenai beberapa spesies mahasiswa yang terdapat dalam Wahana Perkampusan tersebut. Sebenarnya ada banyak klasifikasi dan jenis mahasiswa yang bertebaran, namun saya berinisitatif untuk merangkum kedalam 10 spesies mahasiswa versi Joy, cekidot! *NB : siapin cemilah sama kopi, ini soalnya longpost, bisa sampe lebaran taun depan bacanya~

1.      Mahasiswa Pencari Ijazah
Spesies mahasiswa yang seperti inilah yang banyak bertebaran di Wahana Perkampusan, mahasiswa tipe ini biasanya memiliki tujuan kuliah agar mendapatkan ijazah yang nantinya bisa digadaikan (dipakai) untuk apapun yang berujung kesejahteraan masa depan. Misalnya saja untuk pekerjaan, atau untuk hal lainnya yang oreintasinya justru pada saat perkuliahan bukan mencari ilmu, melainkan hanya mengikuti kuliah setelah itu pulang alias KuPu-KuPu (kuliah pulang, kuliah pulang) atau jika tidak mereka lebih memilih nongkrong a.k.a. KuNang-KuNang (Kuliah Nangkring, Kuliah Nangkring), seperti itulah aktivitas mereka sampai kampusnya dijual. Mungkin sampai nanti telah tiba waktunya mereka keluar dari kampus tersebut, entah itu DO atau lulus dengan memuakkan. Tidak ada yang salah dengan spesies mahasiswa seperti ini, toh yang menjadikan mereka seperti ini bukanlah keinginan dari diri mereka sendiri, hal ini disebabkan karena salah konsep saat mereka menginjak jenjang sekolah. Beberapa faktor diantaranya yang menyebabkan hal ini terjadi adalah karena kurangnya sharing dengan orang yang lebih berpengalaman, kurang terbukanya wawasan dari orangtuanya sendiri, lingkungan tempat tinggal dan tempat belajar, dan juga pengaruh pembentukan pola pikir saat di menginjak bangku SMA. So, buat temen-temen yang masih menginjak bangku SMA dan masih bingung seperti apa dan mau gimana kedepannya, jangan pernah malu untuk bertanya ke beberapa orang yang lebih berpengalaman, namun masukan yang diterima harus dapat disaring dan diklasifikasikan lebih bijak lagi.
Anyway, saya juga dulu pernah mengalami fase menjadi spesies mahasiswa macam ini, sebelum berubah jadi mahasiswa ga karuan kaya sekarang.

2.     Mahasiswa Pencari Gelar
Sebenarnya spesies yang pertama dengan spesies yang ini ga begitu jauh bedanya, secara ketika seorang mahasiswa yang mencari ijazah jelas dibalik semua itu ada gelar yang didambakan, misalnya saya yang telah mendapatkan gelar S.Pd. (Sarjana Pemberian Dosen). Orang-orang yang seperti ini, mungkin juga termasuk saya didalamnya adalah jenis mahasiswa yang masa bodo dengan aktivitas yang ada di Wahana Kampus, entah itu OrMaWa atau Ekstra lainnya dan kegiatan akademis seperti pelatihan serta seminar. Mahasiswa dengan tujuan seperti ini biasanya hanya mementingkan kuliah dikelas saja dan tugas asal ngumpul dengan harapan mendapatkan nilai se-standar mungkin, ga muluk-muluk pingin ini itu, pingin cumlaude, apalagi pengen jadi asisten dosen, untuk ikutan ekstra dan aktif dikampuspun mereka enggan. Target yang ingin mereka capai cukup sederhana dan monotone, yap… hanya mengejar gelar yang nantinya bisa dipakai untuk apapun, tidak peduli gelar apa yang didapat dan tidak peduli kompetensi apa yang dikuasainya, “yang penting dapet gelar aja dulu kan lumayan buat di undangan nanati namanya jadi nambah panjang dan gaya, toh orang tidak akan mempertannyakan bagaimana masa kuliahnya” Seperti itulah kiranya pola pikir yang ada dalam benaknya. Terciptanya makhluk yang seperti ini lagi-lagi karena faktor yang sama yaitu karena kurangnya pandangan yang ia dapatkan dari beberapa orang yang berpengalaman dan cukup bijak dalam membagikan pengalamannya, sehingga orang-orang seperti ini mejadi tersesat dan akhirnya pemikiran mereka menjadi terkekang akan kotak hitam dinamika kehidupan. Ditambah lagi derasnya arus kehidupan yang mereka arungi, dengan berbekal pemahaman yang kurang jelaslah spesies mahasiswa ini akan terbawa oleh arus kehidupan yang kian hari kian semakin deras, yang kelak pada nantinya mereka akan terombang-ambing gelombang kehidupan. Pada akhirnya orang-orang seperti mereka hanya bisa mengandalkan dinamika kehidupan yang mereka lalui tanpa bisa memegang teguh prinsip untuk pedoman hidup mereka sendiri, merekalah korban sesuangguhnya dari tantanngan perkembangan zaman.

3.     Mahasiswa Pencari Gengsi
Siapa yang tidak mengenal gengsi, semua orang ingin memiliki gengsi tinggi agar bisa dipandang wah oleh lawan mainnya, karena tingkat percaya diri akan naik secara drastis ketika memiliki gensi tinggi. Ada banyak faktor yang bisa menaikan gengsi seseorang di mata umum, dan salah satunya adalah dengan kuliah, asal kuliah ~. Spesies mahasiswa macam ini merupakan mahasiswa yang mementingkan gengsi dan posisi level mereka di mata umum, statusnya, personal branded nya, Bonavit atau engganya hal yang ada sangkut pautnya dengan kampus yang ia masuk didalamnya. Biasanya tipe mahasiswa seperti ini memilih status kampus yang Bonavit dan kampus yang memiliki popularitas tinggi. Aktivitas yang dilakukan si pencari gengsi ini antara lain biasanya KuNang-KuNang alias kuliah nangkring ~ kuliah nangkring, ga peduli ketika kuliah ia bner menyimak atau hanya absen saja kemudian tidur dikelas, atau bahkan hanya titip absen, yang terpenting bagi dia setelah selesai ngampus yoo nangkring lah.. ga lupa juga nangkringnya di tempat yang memiliki high branded, semacam kafe atau kedai atau apalah-apalah ~. Lagi-lagi tidak ada yang salah dengan mahasiswa macam ini, menjadi seperti ini bukanlah kehendak dia atau kemauan dia asli, hal ini lagi-lagi dipengaruhi oleh gaya hidup yang kurang cocok. Misalnya saja ketka dia duduk dibangku SMA dia bergaul dengan temen-temennya yang berkelas tinggi, namun untuk temennya yang memiliki kelas atau level tinggi juga ga ada yang salah selama mereka memang mampu untuk menjadi seperti itu. Hal yang membuat hawatir adalah ketika seseorang yang memiliki modal pas-pasan tapi ingin selalu tampil high class dengan dandanan dan aksesoris serba mahal, yang ujung-ujungnya malah menyengsarakan diri sendiri, yaitu sih masih mending lah kalo nyengsarainnya sama keluarga besarnya? Atau keluarga dari keluarga nya? Atau keluarga dari keluarga, keluarganya lagi… (mikir keras). Kondisi seperti ini lah yang harus diwaspadai terutama oleh para calon mahasiswa, BPJS (Budget Paspasan Jiwa Sosialita) juga merupakan salah satu hal yang harus dihindari, jangan sampai nantinya pola pemikiran yang tidak cocok dengan keadaan lingkungan keluarga membawa dampak buruk bagi perkembangan masa depannya. Inget Gaes, kuliah bukan tentang gaya namun tentang bagaimana dan mau dibawa kemana serta akan seperti apa masa depanmu kelak, dan perlu diketahui yang bukanlah pekerjaan atau ijazah dari kampus bonavit yang akan menjembatani mu ke masa depan yang gemilang, namun mindset atau pola pikir yang membangun dan selalu belajar untuk menjadi bijak.

4.    Mahasiswa Pencari dan Demi Tuntutan Kerja
Nah, nah, nah, nah spesies mahasiswa yang seperti ini yang banyak berkeliaran di berbagai belahan penjuru dunia, bahkan mungkin dunia ghaib. Well, ga heran jika jenis ini menjadi populasi paling banyak yang menghuni kampus, pasalnya mayoritas calon mahasiswa niat awal memutuskan untuk lanjut kuliah adalah karena faktor pekerjaan, ingin dapet kerjaan atau mungkin saja tuntutan dari tempat perusahaan dimana ia bekerja untuk melanjutkan pendidikan. Termasuk saya sendiri mungkin, pada waktu awal pertama kali hendak kuliah, pemikiran awam saya adalah yaaa kuliah buat dapet kerja, emangnya buat apalagi? Berubah jadi super saiyan???”. Namun, seiring dengan perkembangan pemikiran dan pergaulan yang positif, saya akhirnya bisa mensetting pemikiran saya menjadi lebih (mungkin) bisa dibilang berada di level ga bawah-bawah amat, meski kebanyakan orang-orang menyebutnya saya terlalu idealis. Beberapa masukan dari para dosen dan guru besar serta dengan pencerahan yang didapatkan dari membaca kitab suci Al-Qur’an dan Al-Hadist, akhirnya saya bisa memiliki pemikiran seperti sekarang ini. Oke skip, memang ga ada yang salah dengan mereka, toh mereka memiliki visi yang logis dan memang realitanya hampir semua orang mengejar logika yang sama, ketika kuliah agar bisa dapet atau untuk tuntutan kerja. Namun biasanya prioritas kuliah bagi orang yang telah memiliki pola pikir seperti itu menjadi melenceng, ada yang kuliah asal kuliah dan ga bener-bener mendapatkan ilmu yang seharusnya didapatkan, baik itu ilmu konten kajian perkuliahan atau ilmu kehidupan. So, orang-orang spesies seperti ini menyibukan dengan karir mereka, tuntutan kerja mereka, agar mereka dapat diposisi yang teraras dalam strata pekerjaan di kantornya. Semangat buat tipe orang seperti ini, semoga dapet apa yang diperjuangkan yah, J

5.     Mahasiswa Pencari Relasi
Mahasiswa seperti ini biasanya memiliki tingkat sosial yang sangat tinggi, dia mampu beradaptasi dengan kondisi apapun dan dimanapun serta bergabung dengan orang seperti apapun. Mungkin spesies ini hampir menyerupai bunglon yang bisa hinggap dimana saja dan menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya. Spesies mahasiswa seperti ini memiliki keunggulan yang sangat baik, karena ia tidak menjadikan mahasiswa saja sebagai relasinya, namun juga pihak dosen, pejabat kampus, aktivis, bahkan sampai satpam sekalipun. Tidak heran jika jenis mahasiswa seperti ini selalu “Say Hei” kepada banyak orang ketika ia sedang berada di lingkungan kampus. Sayangnya mahasiswa seperti ini seperti terlalu enjoy dengan dunia sosialnya, pasalnya pergaulan yang ia geluti masuk kedalam berbagai kalangan. Dari mulai mahasiswa remaja mesjid sampai mahasiswa preman kampus sekalipun ia mengakrabinya, sehingga ia memiliki berjuta warna hidup dalam perannya sebagai mahasiswa. Hal seperti ini lah yang menjadikan si spesialis sosial menjadi malas untuk melaksanakan kewajibannya sebagai mahasiswa yaitu kuliah dan mendapatkan materi, kadang kala mereka berpikir dengan relasi yang banyak dan kuat urusan apapun bisa beres jalan belakang, It’s a Wrong Mindset!!!! (maaf kalo salah, yang udah lihai bahasa inggris tolong dibenerin L). Lebih parahnya lagi, bukan perihal dalam bidang kuliah saja yang dipikirkannya bisa “bermain relasi”, namun juga kelulusan, ujian, sidang, nilai dan bahkan lain sebagainya. Tapi tidak semua mahasiswa spesies pencari relasi ini memiliki pemikiran seperti itu, ini hanya sebagian kecil saja kok yang lainnya pasti bermain relasi secara sehat (semoga).
Maka dari itu, dalam benak spesies mahasiswa macam ini yang ada hanyalah relasi, relasi, relasi dan relasi, kuliah untuk relasi, ngampus untuk relasi, dan juga nongkrong untuk relasi, HIDUP RELASI!!!! Karena katanya, kata mereka sih setelah lulus kuliah nanti kan nyari kerja, nah tanpa adanya relasi ya percuma, kalian akan tetap kesusahan saja dalam mencari pekerjaan (gitu katanya), so carilah relasi sebanyak mungkin ketika kalian kuliah, karena ketika telah lulus kecil sekali kemungkinannya kalian akan berhubungan kembali, siapa yang tau ~
Memang baik menjadi orang yang sangat banyak relasi, namun dengan tidak mengeyampingkan tugas pokok sebagai mahasiswa yang baik dan benar.
6.    Mahasiswa Pengejar Nilai
Ekhem… ga munapik sih yah, siapa yang ga mau nilai bagus di KHS? Pasti semua mahasiswa mau dong, (yang masih SMA tolong tanya sama pinggirnya, apa yang dimaksud KHS) biar jelas dan ngerti, hehe. Termasuk saya, (perasaan setiap spesies mahasiswa selalu saja termasuk saya), saya juga terkadang kecewa ketika dosen memberi nilai yang tidak diharapkan meski memang ikhtiar saya juga kurang dalam kualitas mata kuliah yang bersangkutan tersebut, tapi mau gimana lagi ya kan? Toh namanya juga ego. Oke bercerita mengenai para spesies mahasiswa pengejar nilai, biasanya mereka akan melakukan apapun agar nilai yang mereka dapatkan itu tinggi dan tidak memalukan di KHS nanti, meski memang kompetensi dia kurang, tidak begitu memiliki skill, biasanya cuma nebeng nama ketika ada tugas kelompok, its no problem selama ia bisa caper ke dosen yang bersangkutan agar dosen kenal baik dia. Ragam cara dihalalkan buat dapetin nilai baik pokoknya deh, meski itu harus jatuhin temen sendiri, atau jadi kaki tangannya dosen, bantu-bantu hal ga penting sama dosen, atau bocorin keadaan mahasiswa sama dosen juga bisa menjadi salah satu aksi dia dalam PDKT sama dosen. Mahasiswa yang seperti ini biasanya dia selalu rajin ada dikampus dan gak pernah absen kuliah, tugas selalu masuk walau ga tau isi tugasnya kaya gimana, well yang penting dia ngerjain apa yang ditugaskan oleh dosen, ya tentunya yang ada kaitannya sama nilai lah. Kalo dapet nilai jelek dia marah-marah gajelas bahkan cewe PMS aja juga kalah killernya sama mahasiswa itu, maki-maki dosen seakan dia udah yang paling berusaha keras, yakinin berbagai kalangan mahasiswa dan lapisan masyarakat kalo dia memang sedang tidak diberikan keadilan yang layal. Kalo dapet nilai bagus dia diem-diem aja sediemnya orang yang pendiem bahkan lebih dari orang pendiem, sampe-sampe ngasingin diri ke luar planet *yakali. Spesies mahasiswa seperti ini jarang sekali bikin ulah, apalagi ningkah dan nanya yang aneh-aneh depan dosen ketika perkuliahan berlangsung, kritisi dikurangi demi terciptanya keharmonisan hubungan antara dia dengan dosen, jadi dosen jatuh hati dan mau ngasih dia nilai bagus. Memang sih bukan hal yang curang, but….. yaaaa u know lah what I mean.. itulah sekelumit mahasiswa para fanatik atau spesies pengejar nilai, mungkin aku pernah jadi mahasiswa diposisi seperti ini~

7.     Mahasiswa Organisasi
Nah, ini nih mahasiswa-mahasiswa tipe spesies pemberani, mereka biasanya turun kejalan dan memperjuangkan keadilan yang seadil-adilnya menurut mereka. Entah mungkin ambisi bawaan diri atau karena pola pikir yang terprovokasi sehingga mereka memiliki mindset yang ekstrim, keras, dan merasa bahwa mereka itu selalu diinjak-injak sehingga perlu adanya perjuangan turun ke jalan demi memperebutkan kemerdekaan setiap insan katanya. Oke, skip saya ga akan bahas tentang itu. Disini dari kacamata saya, mahasiswa seperti ini cenderung memiliki jabatan yang cukup kuat di organiasi di kampusnya, entah itu tingkatan jurusan, fakultas atau bahkan tingkat universitas. Mereka-mereka ini adalah calon politisi-politisi yang nantinya akan melarutkan, mencampurbaurkan antara pekerjaan dan politik, menghasut dan membuat statmen-statmen agar bisa mendapat berbagai dukungan dari segala penjuru. Meski tidak semuanya mahasiswa organisasi seperti itu, tapi ada sih sebagian… (mungkin). Dalam kehidupannya dikampus, spesies seperti ini selalu aktif dalam berbagai macam organisasi yang ada di kampusnya, kalo mungkin jika tidak terbatas oleh usia dan waktu, dia pasti bakal mengikuti seluruh organisasi yang ada di kampus, so itu bukan suatu kesalahan kok, karena memang dari berorganisasi lah kita dapat mengembangkan secara cepat pemikiran dan wawasan kita, memiliki teman sharing dari berbagai macam kepala, mendapatkan ilmu-ilmu yang tidak didapatkan dalam bangku kuliah. Namun, berorganisasi yang bagaimana dulu? Ya tentunya yang sehat yah Guys, yang menunjang perkuliahan, mensuport agar lebih semangat dalam menjalani hari-hari dikampus, jangan yang malah bikin kuliah keteteran. Pasalnya, ada sebagian mahasiwa spesies ini yang justru memperlambat masa wisuda mereka karena mereka terlalu asik dan fokus dalam berorganisasi, yang akhirnya mengorbankan waktu untuk kuliah, dan merugikan diri sendiri. Tapi sekali lagi, berorganisasi itu sangat baik kok, untuk organisasi yang sehat tentunya J.

8.     Mahasiswa yang Kuliah Asal Ikut Temen
Nah, ini nih yang paling ngeTREN sekarang, terutama buat dede-dede gemes *eh maksudnya anak SMA yang baru lulus dan mau lanjutin kuliah, terus dia bingung deh masuk kuliah ke kampus mana dan mau apa sebenernya kuliah itu, so akhirnya daripada nganggur mending ikut temen aja kuliah di kampus yang jadi tujuan temen tersebut. Mungkin pada mulanya mereka berpikir bahwa dengan ikut temen, mereka bisa tetap menjalankan kehidupan seperti semasa ia SMA dulu, karena temen yang dibuntuti nya memang temen akrab yang ga pernah pisah saat di SMA, namun pemikiran yang seperti itu cenderung keliru. Pasalnya temen yang diikutin itu mereka kuliah kan memang fashion mereka disitu, berbeda dengan yang ngikutinnya, orang-orang yang semenjak masa SMA nya mungkin mejadi sobat karib temen se-GENG, mereka akan memiliki pola pemikiran berbeda dan bisa jadi sudah tidak klop lagi loh, karena visi yang berbeda tentunya antara dia yang serius dengan jurusan yang ditempuh dan dengan yang hanya ikut-ikutan aja tanpa ada pandangan kedepannya seperti apa. Disinilah akan terjadi crash dan perpisahan yang akan memperenggang kedekatan persahabatan, yang tadinya sangat deket jadi saling cuek atau bahkan bisa saling musuhan loh, kenapa? Karena memang pada fase ini sudah memiliki prinsip hidup masing-masing yang nantinya akan menentukan akan seperti apa kedepannya. Pada akhirnya ketika temen yang memang fashionnya di jalur itu dia akan meraih cita-citanya atau keinginannya yang selama ini didambakan, dan kita yang hanya ikut-ikutan hanya bisa bilang “akumah hanya mahasiswa yang salah masuk jurusan, pantes kalo misalnya dikampus juga ga bener soalnya kan salah jurusan”, walaupun tidak semua mahasiswa yang salah masuk jurusan itu salah masa depan dan cenderung kuliahnya ngasal, tapi ada banyak kasus yang seperti itu terjadi dalam dunia realita perkuliahan. Bellieve or not? It’s a reality of life. So, buat adik-adik SMA yang mau melanjutkan masa pendidikannya, slihakan dipertimbangkan dulu dengan matang dan tanya sini tanya sana dulu yang sudah berpengalaman dan berkompetensi dibidangnya, jangan nanya sama orang lewat, siapa tau berita yang dibawanya sesat. “Jangan siakan masa depan kalian hanya karena salah informasi atau tadinya salah pemikiran, masa depan adalah hal suci yang harus tetap diperjuangkan kesuciannya.”

9.    Mahasiswa Pencari Ilmu (Semi-Dewa)
Nah, kita syudah mulai memasuki pembahasan tentang spesies yang semi-Dewa, yap mahasiswa-mahasiswa dengan idealisme tinggi mereka yang mampu mempelajari ilmu sampai mereka memiliki prisip hidup kuat dan tidak mudah dipatahkan oleh dinamika kehidupan, apalagi hanya urusan materi semata. Orang-orang seperti ini telah dicekoki sama orangtuanya dulu, biasanya orang-orang semi-Dewa ini terlahir dari keluarga yang memiliki tingkat kebijakan dewa, artinya orangtua mereka mampu memberikan pelajaran yang baik dengan teknik penyampaian yang cocok kepada anak tersebut sehingga mudah ditangkap dan dicerna. Orang tua yang bijak tidak berarti terlahir dari keluarga yang berpendidikan tinggi, atau dari orang terpandang, ustad, alim ulama, orang ternama, pun juga dari keluarga sultan atau kerjaan, namun mereka itu terlahir dan dibentuk oleh pengalaman hidup yang dapat mereka cerna dan dapat dipelajari dari setiap hal yang dialaminya, tentunya dengan selalu bersyukur. Mahasiswa spesies ini bisa dikatakan langka karena sangat sedikit sekali, mengingat idealisme sekarang dapat dengan mudah tergerus oleh dinamika kehidupan atau materi pemenuh kebutuhan. Mahasiswa seperti ini, dia tekun dan terus memperdalam berbagai materi ilmu yang telah diberikan sang pendidik dalam perkuliahan, sehingga dia dapat menjelaskan secara detail dari serpihan ilmu yang sekilas dibahas dalam perkulihana. Orang-orang seperti ini jangankan untuk memikirkan orgnasisasi, mereka cenderung sibuk dan berkutat dengan buku yang setiap hari dipegangnya, yang menjadi teman sejatinya, yang selalu ia belai setiap saatnya. Bahkan, terkadang mereka tidak mengkhawatikan materi untuk menyambung hidup, karena mereka percaya bahwa ilmu akan membawa berkah, dan ilmu yang bermanfaat akan mendatangkan berkah dan rezeki bagi mereka. Karena kualitas ilmu yang baik itu sangat tinggi nilainya, bahkan jika dihargai secara nominal, jangankan untuk menyambung hidup satu hari, untuk menyambung hidup tujuh turunan pun masih lebih dari cukup, itulah luarbiasanya pemikiran orang-orang macam ini. Manusia-manusia hebat seperti B.J.Habibie, dkk. Terlahir karena dia fokus dalam penguasaan ilmu, alhasil mereka tidak perlu susah payah untuk mencari uang agar bisa melanjutkan pendidikan, dari ilmu yang dimilikinya bahkan dia bisa menghasilkan uang bukan hanya untuk biaya kuliah, namun juga untuk hidup dan menghidupi hajat orang banyak. Terlebih lagi, dengan ilmu dia tidak perlu berpikir keras bagaimana caranya agar ia dapat terkenal, karena orang berilmu pasti dicari karena ilmunya dan dia dengan sendirinya akan terkenal karena ilmu yang dimilikinya. So itulah kenapa orang-orang ini saya sebut dengan orang-orang semi-Dewa. Hehe…

10. Mahasiswa Pencari Jalan Mendekatkan diri Pada Tuhan

Taraaaaaaaa, inilah spesies terlangka yang sangat sulit ditemui dikampus manapun, bahkan kampus yang bernuasa agamis sekalipun. Pasalnya orang-orang (saya ga berani nyebut spesies takut dilaknat, hehe..) seperti ini adalah orang yang benar-benar belajar dari pengalaman hidup yang telah dilaluinya, kepahitan hidup, perih getirnya kehidupan, asam manisnya pengalaman, sampai terombang-ambing dan compang-campingnya ia dalam menjalani kehidupan namun dia tetap bersyukur karena dia merasa telah mendapatkan pelajaran hidup yang sangat berharga dan tidak semua orang dapat mempelajarinya (Dewaaaaaaaaa….). Tipe seperti ini cenderung memliki pondasi agama yang kuat dari bawaan lahir, dengan berpedoman kepada kitab suci dan selalu percaya bahwa tuhan akan memberikan hal terbaik kepada hambanya, secara ia dapat dengan mudah mempelajari falsafah hidup dari setiap pengalaman yang dialaminya. Ditambah degan fasihnya dalam membaca kitab suci dan juga memaknainya, maka akan bertambahlah kesempurnaan dia dalam menyikapi pengalaman hidup dengan sangat bijak. Tidak terlepas pengalaman dalam dunia perkuliaha, baginya kuliah itu bukan sekedar hanya mencari gelar, ilmu, apalagi kalo dipakai untuk ajang gengsi. Lebih jau lagi, dia berniat bahwa kuliah itu merupakan salah satu jalan menuju “pendekatan diri kepada tuhannya” dalam artian memperluas wawasan agar dapat lebih mendalami ilmu tentang ketuhanan sehingga menjadikannya lebih taat kepada aturan agama. Bukankan telah dijelaskan bahwa “allah akan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu”, semakin kita berilmu semakin kita diangkat derajatnya, namun orang-orang ini tidak berarti merasa derajatnya lebih tinggi dari orang yang tidak berilmu. Namun, mereka memiliki pandangan tuhan memiliki derajat yang sangat amat tinggi, dan ketika derajat kita dinaikan maka kita akan lebih bisa memahami mengenai ilmu-ilmu tuhan dalam artian lebih mendekatkan diri kepada tuhan dan lebih istiqomah dalam mejalani hidup tentunya berdasarkan ketentuan dari tuhan (bukan hidup yang sembarangan). Kuliah, adalah salah satu cara dalam menggali berbagai disiplin ilmu, bukan hanya ilmu konten kajian saja, lebih dalam lagi pada dunia perkampusan kita dapat mempelajari ilmu kehidupan, filsafat hidup dan juga pandangan dari berbagai macam orang berilmu yang bijak, yang bisa menuntun kita menjadi lebih bijak, dan lebih tergiur untuk mendalami agama.
Bukankan pada hakekatnya hidup kita itu hanya menunggu kematian? dan yang harus kita fikirkan bukan bagaimana caranya hidup enak karena hidup itu hanyalah penantian. Namun bagaiman kita dapat mati enak, dengan mengisi waktu penantian (hidup) oleh hal-hal baik.
Sebenernya masih ada banyak spesies yang ga kebahas dalam post ini seperti spesies mahasiswa apa kata orangtua dll., hanya saja saya sengaja merangkumnya menjadi 10 saja, soalnya saya yakin kok yang baca sedikit atau kalau ga, liat banyak nya aja udah males dan lebih memilih stalking doi atau mantan, L.
Akhir kata semoga bermanfaat, dan salam olahraga jari. Mari menulis ~
Joy J

1 komentar:

Posting Komentar

 
;