Catatan Minggu, 6 Maret 2016 (yang
baru selesai hari ini *njir). Selamat pagi,
siang, petang atau malam, atau apapun lah yang penting seneng yang baca,
soalnya kan yang baca ga serempak pada satu waktu, hehe. Well, selamat datang
di blog yang udah usang, penuh sarang laba-laba, dan ga bermanfaat ini (mungkin
sekarang udah banyak gelandangan tiduran karena blognya jarang dibuka), dan
selamat bertemu kembali dengan saya “Joy”
yang kebetulan udah lama banget vaccum dalam dunia tulis menulis ini. Hal
ini dikarenakan ada beberapa faktor, dan yang paling utama adalah faktor mood
atau males atau apalah itu istilahnya yang jelas menganggu dan membuat engga
produktif. Kendati demikian saya keukeuh selalu
berharap, meski mungkin kurang manfaatnya namun setidaknya celotehan ini bisa
menginspirasi buat orang yang membacanya, atau kalaupun tidak, yaa seengganya
bisa membuat sedikit tersenyum buat yang baca, kalo masih aja engga
(keterlaluan banget), tolong lah ditolong yah, yah, yah, senyum ga simetris
juga gapapa ko, tolong dibantu… *emot mata berbinar.
Sebelum saya
membahas celotehan berikut, saya mau minta doanya dari temen-temen
alhamdulillah kebetulan saya sekarang sedang menyusun tesis, semoga dilancarkan
dan diselesaikan dengan tepat waktu. Terimakasih juga buat temen-temen yang
selama ini selalu mensupport berupa
motivasi dan doa, sehingga alhamdulillah saya bisa menyelesaikan kuliah saya
dan sekarang sedang melaksankan tugas akhir… oke, lets to our main topics!!!
Setelah saya menyelami
dunia Perkampusan, ada banyak hal
yang dapat saya ambil pada Wahana
Perkampusan tersebut, salah satunya (beberapa yang lainnya mungkin akan
dibahas nanti di episode berikutnya *cie episode~) adalah mengenai beberapa
spesies mahasiswa yang terdapat dalam Wahana
Perkampusan tersebut. Sebenarnya ada banyak klasifikasi dan jenis mahasiswa
yang bertebaran, namun saya berinisitatif untuk merangkum kedalam 10 spesies
mahasiswa versi Joy, cekidot! *NB : siapin cemilah sama kopi, ini soalnya
longpost, bisa sampe lebaran taun depan bacanya~
1. Mahasiswa Pencari Ijazah
Spesies mahasiswa yang seperti
inilah yang banyak bertebaran di Wahana
Perkampusan, mahasiswa tipe ini biasanya memiliki tujuan kuliah agar
mendapatkan ijazah yang nantinya bisa digadaikan
(dipakai) untuk apapun yang berujung kesejahteraan masa depan. Misalnya
saja untuk pekerjaan, atau untuk hal lainnya yang oreintasinya justru pada saat
perkuliahan bukan mencari ilmu, melainkan hanya mengikuti kuliah setelah itu
pulang alias KuPu-KuPu (kuliah
pulang, kuliah pulang) atau jika tidak mereka lebih memilih nongkrong a.k.a. KuNang-KuNang (Kuliah Nangkring,
Kuliah Nangkring), seperti itulah aktivitas mereka sampai kampusnya dijual.
Mungkin sampai nanti telah tiba waktunya mereka keluar dari kampus tersebut,
entah itu DO atau lulus dengan memuakkan. Tidak ada yang salah dengan spesies
mahasiswa seperti ini, toh yang menjadikan mereka seperti ini bukanlah
keinginan dari diri mereka sendiri, hal ini disebabkan karena salah konsep saat
mereka menginjak jenjang sekolah. Beberapa faktor diantaranya yang menyebabkan
hal ini terjadi adalah karena kurangnya sharing dengan orang yang lebih
berpengalaman, kurang terbukanya wawasan dari orangtuanya sendiri, lingkungan
tempat tinggal dan tempat belajar, dan juga pengaruh pembentukan pola pikir
saat di menginjak bangku SMA. So, buat temen-temen yang masih menginjak bangku
SMA dan masih bingung seperti apa dan mau gimana kedepannya, jangan pernah malu
untuk bertanya ke beberapa orang yang lebih berpengalaman, namun masukan yang
diterima harus dapat disaring dan diklasifikasikan lebih bijak lagi.
Anyway,
saya
juga dulu pernah mengalami fase menjadi spesies mahasiswa macam ini, sebelum
berubah jadi mahasiswa ga karuan kaya sekarang.
2. Mahasiswa Pencari Gelar
Sebenarnya spesies yang pertama
dengan spesies yang ini ga begitu jauh bedanya, secara ketika seorang mahasiswa
yang mencari ijazah jelas dibalik semua itu ada gelar yang didambakan, misalnya
saya yang telah mendapatkan gelar S.Pd. (Sarjana Pemberian Dosen). Orang-orang
yang seperti ini, mungkin juga termasuk saya didalamnya adalah jenis mahasiswa
yang masa bodo dengan aktivitas yang ada di Wahana
Kampus, entah itu OrMaWa atau Ekstra lainnya dan kegiatan akademis seperti
pelatihan serta seminar. Mahasiswa dengan tujuan seperti ini biasanya hanya
mementingkan kuliah dikelas saja dan tugas asal ngumpul dengan harapan
mendapatkan nilai se-standar mungkin,
ga muluk-muluk pingin ini itu, pingin cumlaude,
apalagi pengen jadi asisten dosen, untuk ikutan ekstra dan aktif
dikampuspun mereka enggan. Target yang ingin mereka capai cukup sederhana dan monotone, yap… hanya mengejar gelar yang
nantinya bisa dipakai untuk apapun, tidak peduli gelar apa yang didapat dan
tidak peduli kompetensi apa yang dikuasainya, “yang penting dapet gelar aja dulu kan lumayan buat di undangan nanati namanya jadi nambah panjang dan
gaya, toh orang tidak akan mempertannyakan bagaimana masa kuliahnya” Seperti
itulah kiranya pola pikir yang ada dalam benaknya. Terciptanya makhluk yang
seperti ini lagi-lagi karena faktor yang sama yaitu karena kurangnya pandangan
yang ia dapatkan dari beberapa orang yang berpengalaman dan cukup bijak dalam
membagikan pengalamannya, sehingga orang-orang seperti ini mejadi tersesat dan akhirnya
pemikiran mereka menjadi terkekang akan kotak hitam dinamika kehidupan.
Ditambah lagi derasnya arus kehidupan yang mereka arungi, dengan berbekal
pemahaman yang kurang jelaslah spesies mahasiswa ini akan terbawa oleh arus
kehidupan yang kian hari kian semakin deras, yang kelak pada nantinya mereka
akan terombang-ambing gelombang kehidupan. Pada akhirnya orang-orang seperti
mereka hanya bisa mengandalkan dinamika kehidupan yang mereka lalui tanpa bisa
memegang teguh prinsip untuk pedoman hidup mereka sendiri, merekalah korban
sesuangguhnya dari tantanngan perkembangan zaman.
3. Mahasiswa Pencari Gengsi
Siapa yang tidak mengenal
gengsi, semua orang ingin memiliki gengsi tinggi agar bisa dipandang wah oleh
lawan mainnya, karena tingkat percaya diri akan naik secara drastis ketika
memiliki gensi tinggi. Ada banyak faktor yang bisa menaikan gengsi seseorang di
mata umum, dan salah satunya adalah dengan kuliah, asal kuliah ~. Spesies
mahasiswa macam ini merupakan mahasiswa yang mementingkan gengsi dan posisi
level mereka di mata umum, statusnya, personal
branded nya, Bonavit atau
engganya hal yang ada sangkut pautnya dengan kampus yang ia masuk didalamnya.
Biasanya tipe mahasiswa seperti ini memilih status kampus yang Bonavit dan kampus yang memiliki popularitas
tinggi. Aktivitas yang dilakukan si pencari gengsi ini antara lain biasanya KuNang-KuNang alias kuliah nangkring ~
kuliah nangkring, ga peduli ketika kuliah ia bner menyimak atau hanya absen
saja kemudian tidur dikelas, atau bahkan hanya titip absen, yang terpenting
bagi dia setelah selesai ngampus yoo
nangkring lah.. ga lupa juga nangkringnya di tempat yang memiliki high branded, semacam kafe atau kedai
atau apalah-apalah ~. Lagi-lagi tidak ada yang salah dengan mahasiswa macam
ini, menjadi seperti ini bukanlah kehendak dia atau kemauan dia asli, hal ini
lagi-lagi dipengaruhi oleh gaya hidup yang kurang cocok. Misalnya saja ketka
dia duduk dibangku SMA dia bergaul dengan temen-temennya yang berkelas tinggi,
namun untuk temennya yang memiliki kelas atau level tinggi juga ga ada yang
salah selama mereka memang mampu untuk menjadi seperti itu. Hal yang membuat
hawatir adalah ketika seseorang yang memiliki modal pas-pasan tapi ingin selalu
tampil high class dengan dandanan dan
aksesoris serba mahal, yang ujung-ujungnya malah menyengsarakan diri sendiri,
yaitu sih masih mending lah kalo nyengsarainnya sama keluarga besarnya? Atau
keluarga dari keluarga nya? Atau keluarga dari keluarga, keluarganya lagi…
(mikir keras). Kondisi seperti ini lah yang harus diwaspadai terutama oleh para
calon mahasiswa, BPJS (Budget Paspasan
Jiwa Sosialita) juga merupakan salah
satu hal yang harus dihindari, jangan sampai nantinya pola pemikiran yang tidak
cocok dengan keadaan lingkungan keluarga membawa dampak buruk bagi perkembangan
masa depannya. Inget Gaes, kuliah
bukan tentang gaya namun tentang bagaimana dan mau dibawa kemana serta akan
seperti apa masa depanmu kelak, dan perlu diketahui yang bukanlah pekerjaan
atau ijazah dari kampus bonavit yang akan menjembatani mu ke masa depan yang
gemilang, namun mindset atau pola
pikir yang membangun dan selalu belajar untuk menjadi bijak.
4. Mahasiswa Pencari dan Demi
Tuntutan Kerja
Nah, nah, nah, nah spesies
mahasiswa yang seperti ini yang banyak berkeliaran di berbagai belahan penjuru
dunia, bahkan mungkin dunia ghaib. Well, ga heran jika jenis ini menjadi
populasi paling banyak yang menghuni kampus, pasalnya mayoritas calon mahasiswa
niat awal memutuskan untuk lanjut kuliah adalah karena faktor pekerjaan, ingin
dapet kerjaan atau mungkin saja tuntutan dari tempat perusahaan dimana ia
bekerja untuk melanjutkan pendidikan. Termasuk saya sendiri mungkin, pada waktu
awal pertama kali hendak kuliah, pemikiran awam saya adalah yaaa kuliah buat dapet kerja, emangnya buat
apalagi? Berubah jadi super saiyan???”. Namun, seiring dengan perkembangan
pemikiran dan pergaulan yang positif, saya akhirnya bisa mensetting pemikiran saya menjadi lebih (mungkin)
bisa dibilang berada di level ga bawah-bawah amat, meski kebanyakan orang-orang
menyebutnya saya terlalu idealis. Beberapa masukan dari para dosen dan guru
besar serta dengan pencerahan yang didapatkan dari membaca kitab suci Al-Qur’an
dan Al-Hadist, akhirnya saya bisa memiliki pemikiran seperti sekarang ini. Oke skip, memang ga ada yang salah dengan
mereka, toh mereka memiliki visi yang logis dan memang realitanya hampir semua
orang mengejar logika yang sama, ketika kuliah agar bisa dapet atau untuk
tuntutan kerja. Namun biasanya prioritas kuliah bagi orang yang telah memiliki
pola pikir seperti itu menjadi melenceng, ada yang kuliah asal kuliah dan ga
bener-bener mendapatkan ilmu yang seharusnya didapatkan, baik itu ilmu konten
kajian perkuliahan atau ilmu kehidupan. So, orang-orang spesies seperti ini
menyibukan dengan karir mereka, tuntutan kerja mereka, agar mereka dapat
diposisi yang teraras dalam strata pekerjaan di kantornya. Semangat buat tipe
orang seperti ini, semoga dapet apa yang diperjuangkan yah, J
5. Mahasiswa Pencari Relasi
Mahasiswa seperti ini biasanya
memiliki tingkat sosial yang sangat tinggi, dia mampu beradaptasi dengan
kondisi apapun dan dimanapun serta bergabung dengan orang seperti apapun.
Mungkin spesies ini hampir menyerupai bunglon yang bisa hinggap dimana saja dan
menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya. Spesies mahasiswa seperti ini
memiliki keunggulan yang sangat baik, karena ia tidak menjadikan mahasiswa saja
sebagai relasinya, namun juga pihak dosen, pejabat kampus, aktivis, bahkan
sampai satpam sekalipun. Tidak heran jika jenis mahasiswa seperti ini selalu “Say Hei” kepada banyak orang ketika ia
sedang berada di lingkungan kampus. Sayangnya mahasiswa seperti ini seperti
terlalu enjoy dengan dunia sosialnya, pasalnya pergaulan yang ia geluti masuk
kedalam berbagai kalangan. Dari mulai mahasiswa remaja mesjid sampai mahasiswa
preman kampus sekalipun ia mengakrabinya, sehingga ia memiliki berjuta warna
hidup dalam perannya sebagai mahasiswa. Hal seperti ini lah yang menjadikan si
spesialis sosial menjadi malas untuk melaksanakan kewajibannya sebagai
mahasiswa yaitu kuliah dan mendapatkan materi, kadang kala mereka berpikir
dengan relasi yang banyak dan kuat urusan apapun bisa beres jalan belakang, It’s a Wrong Mindset!!!! (maaf kalo
salah, yang udah lihai bahasa inggris tolong dibenerin L). Lebih parahnya lagi, bukan
perihal dalam bidang kuliah saja yang dipikirkannya bisa “bermain relasi”, namun juga kelulusan, ujian, sidang, nilai dan
bahkan lain sebagainya. Tapi tidak semua mahasiswa spesies pencari relasi ini memiliki
pemikiran seperti itu, ini hanya sebagian kecil saja kok yang lainnya pasti
bermain relasi secara sehat (semoga).
Maka dari itu, dalam benak
spesies mahasiswa macam ini yang ada hanyalah relasi, relasi, relasi dan
relasi, kuliah untuk relasi, ngampus untuk relasi, dan juga nongkrong untuk
relasi, HIDUP RELASI!!!! Karena katanya, kata mereka sih setelah lulus kuliah
nanti kan nyari kerja, nah tanpa adanya relasi ya percuma, kalian akan tetap
kesusahan saja dalam mencari pekerjaan (gitu katanya), so carilah relasi
sebanyak mungkin ketika kalian kuliah, karena ketika telah lulus kecil sekali
kemungkinannya kalian akan berhubungan kembali, siapa yang tau ~
Memang baik menjadi orang yang
sangat banyak relasi, namun dengan tidak mengeyampingkan tugas pokok sebagai
mahasiswa yang baik dan benar.
6. Mahasiswa Pengejar Nilai
Ekhem… ga munapik sih yah,
siapa yang ga mau nilai bagus di KHS? Pasti semua mahasiswa mau dong, (yang
masih SMA tolong tanya sama pinggirnya, apa yang dimaksud KHS) biar jelas dan
ngerti, hehe. Termasuk saya, (perasaan setiap spesies mahasiswa selalu saja
termasuk saya), saya juga terkadang kecewa ketika dosen memberi nilai yang
tidak diharapkan meski memang ikhtiar saya juga kurang dalam kualitas mata
kuliah yang bersangkutan tersebut, tapi mau gimana lagi ya kan? Toh namanya
juga ego. Oke bercerita mengenai para spesies mahasiswa pengejar nilai,
biasanya mereka akan melakukan apapun agar nilai yang mereka dapatkan itu
tinggi dan tidak memalukan di KHS nanti, meski memang kompetensi dia kurang,
tidak begitu memiliki skill, biasanya cuma nebeng nama ketika ada tugas
kelompok, its no problem selama ia
bisa caper ke dosen yang bersangkutan agar dosen kenal baik dia. Ragam cara
dihalalkan buat dapetin nilai baik pokoknya deh, meski itu harus jatuhin temen
sendiri, atau jadi kaki tangannya dosen, bantu-bantu hal ga penting sama dosen,
atau bocorin keadaan mahasiswa sama dosen juga bisa menjadi salah satu aksi dia
dalam PDKT sama dosen. Mahasiswa yang seperti ini biasanya dia selalu rajin ada
dikampus dan gak pernah absen kuliah, tugas selalu masuk walau ga tau isi
tugasnya kaya gimana, well yang penting dia ngerjain apa yang ditugaskan oleh
dosen, ya tentunya yang ada kaitannya sama nilai lah. Kalo dapet nilai jelek
dia marah-marah gajelas bahkan cewe PMS aja juga kalah killernya sama mahasiswa
itu, maki-maki dosen seakan dia udah yang paling berusaha keras, yakinin
berbagai kalangan mahasiswa dan lapisan masyarakat kalo dia memang sedang tidak
diberikan keadilan yang layal. Kalo dapet nilai bagus dia diem-diem aja
sediemnya orang yang pendiem bahkan lebih dari orang pendiem, sampe-sampe
ngasingin diri ke luar planet *yakali. Spesies mahasiswa seperti ini jarang
sekali bikin ulah, apalagi ningkah dan nanya yang aneh-aneh depan dosen ketika
perkuliahan berlangsung, kritisi dikurangi demi terciptanya keharmonisan
hubungan antara dia dengan dosen, jadi dosen jatuh hati dan mau ngasih dia
nilai bagus. Memang sih bukan hal yang curang, but….. yaaaa u know lah what I
mean.. itulah sekelumit mahasiswa para fanatik atau spesies pengejar nilai,
mungkin aku pernah jadi mahasiswa diposisi seperti ini~
7. Mahasiswa Organisasi
Nah, ini nih
mahasiswa-mahasiswa tipe spesies pemberani, mereka biasanya turun kejalan dan memperjuangkan
keadilan yang seadil-adilnya menurut mereka. Entah mungkin ambisi bawaan diri
atau karena pola pikir yang terprovokasi sehingga mereka memiliki mindset yang ekstrim, keras, dan merasa
bahwa mereka itu selalu diinjak-injak sehingga perlu adanya perjuangan turun ke
jalan demi memperebutkan kemerdekaan setiap insan katanya. Oke, skip saya ga
akan bahas tentang itu. Disini dari kacamata saya, mahasiswa seperti ini
cenderung memiliki jabatan yang cukup kuat di organiasi di kampusnya, entah itu
tingkatan jurusan, fakultas atau bahkan tingkat universitas. Mereka-mereka ini
adalah calon politisi-politisi yang nantinya akan melarutkan, mencampurbaurkan
antara pekerjaan dan politik, menghasut dan membuat statmen-statmen agar bisa
mendapat berbagai dukungan dari segala penjuru. Meski tidak semuanya mahasiswa
organisasi seperti itu, tapi ada sih sebagian… (mungkin). Dalam kehidupannya
dikampus, spesies seperti ini selalu aktif dalam berbagai macam organisasi yang
ada di kampusnya, kalo mungkin jika tidak terbatas oleh usia dan waktu, dia
pasti bakal mengikuti seluruh organisasi yang ada di kampus, so itu bukan suatu
kesalahan kok, karena memang dari berorganisasi lah kita dapat mengembangkan secara
cepat pemikiran dan wawasan kita, memiliki teman sharing dari berbagai macam kepala, mendapatkan ilmu-ilmu yang
tidak didapatkan dalam bangku kuliah. Namun, berorganisasi yang bagaimana dulu?
Ya tentunya yang sehat yah Guys, yang menunjang perkuliahan, mensuport agar
lebih semangat dalam menjalani hari-hari dikampus, jangan yang malah bikin
kuliah keteteran. Pasalnya, ada sebagian mahasiwa spesies ini yang justru
memperlambat masa wisuda mereka karena mereka terlalu asik dan fokus dalam
berorganisasi, yang akhirnya mengorbankan waktu untuk kuliah, dan merugikan
diri sendiri. Tapi sekali lagi, berorganisasi itu sangat baik kok, untuk
organisasi yang sehat tentunya J.
8. Mahasiswa yang Kuliah Asal Ikut
Temen
Nah, ini nih yang paling
ngeTREN sekarang, terutama buat dede-dede gemes *eh maksudnya anak SMA yang
baru lulus dan mau lanjutin kuliah, terus dia bingung deh masuk kuliah ke
kampus mana dan mau apa sebenernya kuliah itu, so akhirnya daripada nganggur
mending ikut temen aja kuliah di kampus yang jadi tujuan temen tersebut. Mungkin
pada mulanya mereka berpikir bahwa dengan ikut temen, mereka bisa tetap
menjalankan kehidupan seperti semasa ia SMA dulu, karena temen yang dibuntuti
nya memang temen akrab yang ga pernah pisah saat di SMA, namun pemikiran yang
seperti itu cenderung keliru. Pasalnya temen yang diikutin itu mereka kuliah
kan memang fashion mereka disitu,
berbeda dengan yang ngikutinnya, orang-orang yang semenjak masa SMA nya mungkin
mejadi sobat karib temen se-GENG, mereka akan memiliki pola pemikiran berbeda
dan bisa jadi sudah tidak klop lagi loh, karena visi yang berbeda tentunya
antara dia yang serius dengan jurusan yang ditempuh dan dengan yang hanya
ikut-ikutan aja tanpa ada pandangan kedepannya seperti apa. Disinilah akan
terjadi crash dan perpisahan yang akan
memperenggang kedekatan persahabatan, yang tadinya sangat deket jadi saling
cuek atau bahkan bisa saling musuhan loh, kenapa? Karena memang pada fase ini
sudah memiliki prinsip hidup masing-masing yang nantinya akan menentukan akan
seperti apa kedepannya. Pada akhirnya ketika temen yang memang fashionnya di jalur itu dia akan meraih
cita-citanya atau keinginannya yang selama ini didambakan, dan kita yang hanya
ikut-ikutan hanya bisa bilang “akumah
hanya mahasiswa yang salah masuk jurusan, pantes kalo misalnya dikampus juga ga
bener soalnya kan salah jurusan”, walaupun tidak semua mahasiswa yang salah
masuk jurusan itu salah masa depan dan cenderung kuliahnya ngasal, tapi ada
banyak kasus yang seperti itu terjadi dalam dunia realita perkuliahan. Bellieve or not? It’s a reality of life. So,
buat adik-adik SMA yang mau melanjutkan masa pendidikannya, slihakan
dipertimbangkan dulu dengan matang dan tanya sini tanya sana dulu yang sudah
berpengalaman dan berkompetensi dibidangnya, jangan nanya sama orang lewat,
siapa tau berita yang dibawanya sesat. “Jangan
siakan masa depan kalian hanya karena salah informasi atau tadinya salah
pemikiran, masa depan adalah hal suci yang harus tetap diperjuangkan
kesuciannya.”
9. Mahasiswa Pencari Ilmu (Semi-Dewa)
Nah, kita syudah mulai memasuki
pembahasan tentang spesies yang semi-Dewa,
yap mahasiswa-mahasiswa dengan idealisme tinggi mereka yang mampu
mempelajari ilmu sampai mereka memiliki prisip hidup kuat dan tidak mudah
dipatahkan oleh dinamika kehidupan, apalagi hanya urusan materi semata. Orang-orang
seperti ini telah dicekoki sama orangtuanya dulu, biasanya orang-orang semi-Dewa ini terlahir dari keluarga
yang memiliki tingkat kebijakan dewa, artinya
orangtua mereka mampu memberikan pelajaran yang baik dengan teknik penyampaian
yang cocok kepada anak tersebut sehingga mudah ditangkap dan dicerna. Orang tua
yang bijak tidak berarti terlahir dari keluarga yang berpendidikan tinggi, atau
dari orang terpandang, ustad, alim ulama, orang ternama, pun juga dari keluarga
sultan atau kerjaan, namun mereka itu terlahir dan dibentuk oleh pengalaman
hidup yang dapat mereka cerna dan dapat dipelajari dari setiap hal yang
dialaminya, tentunya dengan selalu bersyukur. Mahasiswa spesies ini bisa
dikatakan langka karena sangat sedikit sekali, mengingat idealisme sekarang dapat
dengan mudah tergerus oleh dinamika kehidupan atau materi pemenuh kebutuhan. Mahasiswa
seperti ini, dia tekun dan terus memperdalam berbagai materi ilmu yang telah
diberikan sang pendidik dalam perkuliahan, sehingga dia dapat menjelaskan
secara detail dari serpihan ilmu yang sekilas dibahas dalam perkulihana. Orang-orang
seperti ini jangankan untuk memikirkan orgnasisasi, mereka cenderung sibuk dan
berkutat dengan buku yang setiap hari dipegangnya, yang menjadi teman
sejatinya, yang selalu ia belai setiap saatnya. Bahkan, terkadang mereka tidak
mengkhawatikan materi untuk menyambung hidup, karena mereka percaya bahwa ilmu
akan membawa berkah, dan ilmu yang bermanfaat akan mendatangkan berkah dan
rezeki bagi mereka. Karena kualitas ilmu yang baik itu sangat tinggi nilainya,
bahkan jika dihargai secara nominal, jangankan untuk menyambung hidup satu
hari, untuk menyambung hidup tujuh turunan pun masih lebih dari cukup, itulah
luarbiasanya pemikiran orang-orang macam ini. Manusia-manusia hebat seperti
B.J.Habibie, dkk. Terlahir karena dia fokus dalam penguasaan ilmu, alhasil mereka
tidak perlu susah payah untuk mencari uang agar bisa melanjutkan pendidikan,
dari ilmu yang dimilikinya bahkan dia bisa menghasilkan uang bukan hanya untuk
biaya kuliah, namun juga untuk hidup dan menghidupi hajat orang banyak. Terlebih
lagi, dengan ilmu dia tidak perlu berpikir keras bagaimana caranya agar ia
dapat terkenal, karena orang berilmu pasti dicari karena ilmunya dan dia dengan
sendirinya akan terkenal karena ilmu yang dimilikinya. So itulah kenapa
orang-orang ini saya sebut dengan orang-orang semi-Dewa. Hehe…
10. Mahasiswa Pencari Jalan
Mendekatkan diri Pada Tuhan
Taraaaaaaaa, inilah spesies
terlangka yang sangat sulit ditemui dikampus manapun, bahkan kampus yang
bernuasa agamis sekalipun. Pasalnya orang-orang (saya ga berani nyebut spesies
takut dilaknat, hehe..) seperti ini adalah orang yang benar-benar belajar dari
pengalaman hidup yang telah dilaluinya, kepahitan hidup, perih getirnya
kehidupan, asam manisnya pengalaman, sampai terombang-ambing dan
compang-campingnya ia dalam menjalani kehidupan namun dia tetap bersyukur
karena dia merasa telah mendapatkan pelajaran hidup yang sangat berharga dan
tidak semua orang dapat mempelajarinya (Dewaaaaaaaaa….).
Tipe seperti ini cenderung memliki pondasi agama yang kuat dari bawaan lahir,
dengan berpedoman kepada kitab suci dan selalu percaya bahwa tuhan akan
memberikan hal terbaik kepada hambanya, secara ia dapat dengan mudah mempelajari
falsafah hidup dari setiap pengalaman yang dialaminya. Ditambah degan fasihnya
dalam membaca kitab suci dan juga memaknainya, maka akan bertambahlah
kesempurnaan dia dalam menyikapi pengalaman hidup dengan sangat bijak. Tidak terlepas
pengalaman dalam dunia perkuliaha, baginya kuliah itu bukan sekedar hanya
mencari gelar, ilmu, apalagi kalo dipakai untuk ajang gengsi. Lebih jau lagi,
dia berniat bahwa kuliah itu merupakan salah satu jalan menuju “pendekatan diri kepada tuhannya” dalam
artian memperluas wawasan agar dapat lebih mendalami ilmu tentang ketuhanan
sehingga menjadikannya lebih taat kepada aturan agama. Bukankan telah
dijelaskan bahwa “allah akan mengangkat
derajat orang-orang yang berilmu”, semakin kita berilmu semakin kita
diangkat derajatnya, namun orang-orang ini tidak berarti merasa derajatnya lebih
tinggi dari orang yang tidak berilmu. Namun, mereka memiliki pandangan tuhan
memiliki derajat yang sangat amat tinggi, dan ketika derajat kita dinaikan maka
kita akan lebih bisa memahami mengenai ilmu-ilmu tuhan dalam artian lebih
mendekatkan diri kepada tuhan dan lebih istiqomah
dalam mejalani hidup tentunya berdasarkan ketentuan dari tuhan (bukan hidup
yang sembarangan). Kuliah, adalah salah satu cara dalam menggali berbagai
disiplin ilmu, bukan hanya ilmu konten kajian saja, lebih dalam lagi pada dunia
perkampusan kita dapat mempelajari ilmu kehidupan, filsafat hidup dan juga
pandangan dari berbagai macam orang berilmu yang bijak, yang bisa menuntun kita
menjadi lebih bijak, dan lebih tergiur untuk mendalami agama.
Bukankan
pada hakekatnya hidup kita itu hanya menunggu kematian? dan yang harus kita
fikirkan bukan bagaimana caranya hidup enak karena hidup itu hanyalah penantian.
Namun bagaiman kita dapat mati enak, dengan mengisi waktu penantian (hidup) oleh
hal-hal baik.
Sebenernya masih
ada banyak spesies yang ga kebahas dalam post ini seperti spesies mahasiswa apa
kata orangtua dll., hanya saja saya sengaja merangkumnya menjadi 10 saja, soalnya
saya yakin kok yang baca sedikit atau kalau ga, liat banyak nya aja udah males
dan lebih memilih stalking doi atau
mantan, L.
Akhir kata semoga bermanfaat, dan
salam olahraga jari. Mari menulis ~
Joy J
1 komentar:
Terimakasih dan salam,
https://marketing.ruangguru.com/uji
Posting Komentar