Jumat, 01 Juni 2012

Yang “Beruang” yang Menang


Senin, 21 Februari 2012
Kekayaan, ketenaran, kebahagiaan, materi, dan kehormatan.. yah, itulah yang menjadi dambaan setiap orang, siapa yang tidak mau apabila diberi kekayaan mendadak??? Bahkan untuk mendapatkan kekayaan tersebut, orang2 menghalalkan segala cara, yaahh gak usah dibahas semua orang juga udah tau tentang hal “itu” yang kian kerap kali terjadi di Negara Endonesa..

Well, kali ini aku akan bercerita nan ria tentang sebuah tatanan kehidupan dari sudut “ekonomi”, mungkin apabila aku yang bercerita akan sedikit merugikan kalangan “papan atas”, but inilah yang aku rasakan sekarang, mau gimana lagi yah emang mungkin tuhan udah bikin jalan hidup aku kaya gini dalam rangka mendidik mahkluk tuhan yang paling sexy ini menjadi lebih berkualitas (hehe).
Berawal dari wabahnya CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) entah itu kepanjangannya atau mungkin bisa juga “Calon Pegawai Nyogok Seseorang” #upsss.. yah siapa yang tidak tergiur dengan yang namanya PNS, bagi mereka yang telah terbelenggu oleh yang namanya pegawe negeri, gajih tiap bulan mengalir dengan tanpa susah payah kerja dan udah terjamin lagi, belum  tunjangan ini itunya. Bagus! Sekarang yang tadinya menjadi PNS itu bertujuan untuk “mengabdi kepada negeri” sekarang telah berubah menjadi “perselisihan dalam negeri”, yup! Perselisihan dimana yang mempunyai kuasa adalah mereka yang mempunyai uang dan yang punya uanglah yang akan menjadi pemenang! Lalu dimana orang2 yang kreatif berada??? Orang yang memliki potensi??? Dan orang2 yang mempunyai kemampuan??? Ntahlah mungkin mereka udah tertidur dalam kedamaian (RIP), terkubur oleh tumpukan uang yang bejibun. Hari ini aku sedikit merinding dengan kenyataan yang terjadi di Negara kita Endonesa, eh egak seluas itu dink, mungkin lebih rinci lagi di pulau jawa, oww lebih spesifiknya di provinsi jawa barat, nah disitulah terdapat sebuah daerah tempat aku dilahirkan dan dikembangbiakkan yaitu di Kabupaten Majalengka, this is a place.
Disinilah tempatku hidup dan dibesarkan oleh kedua malaikat tanpa sayapku (baca “orang tua”), tempat yang cukup lumayan damai aman tentram, sejuk, tidak seperti tempat aku menuntut ilmu nan jauh disana. Awalmulanya aku amat bangga dengan tempat yang dinamai kabupaten majalengka ini, sampai akhirnya ketika aku pulang dari tempatku menuntut ilmu beredar isyu2 yang enggak jelas kebenarannya. Konon “katanya” ingin jadi PNS itu sekarang udah kagak bisa kalo kagak pake duit, waw.. fikirku kenapa aku mesti susah payah kuliah jika ingin mengabdi kepada negeri aku harus bayar dengan sejumlah uang??? Apa sih arti ijazah untuk jaman sekarang??? Ijazah pun bisa dibeli, waw.. oke mungkin itu benar keadaanya, namun aku yakin ilmu dan pengalaman yang aku dapati diperkuliahan selama + 4tahun tidak bisa dibeli begitu saja tanpa memakan waktu yang cukup lama. Oiah, jangan karena aku bercerita tentang majalengka jadi kalian fikir kasus ini terjadi ditempat aku tinggal, kasus seperti itu terjadi di beberapa tempat di daerah lain.
Aku merasa miris dan merinding ketika mendengar berita “seseorang” mengeluarkan sejumlah uang untuk bisa menjadi seorang PNS, dan uang tersebut diberikan kepada “oknum” yang cukup berpengaruh dalam suatu kelembagaan yang bersangkutan. Uang yang dikeluarkanpun tidak tanggung2, bisa berkisaran antara 50-150juta, ingat kawan JUTA bukan recehan. Aku gak ngerti kenapa sekarang jadi seperti ini, yang lebih parahnya lagi kenapa mesti PNS???? Yang merupakan suatu bentuk pengabdian kepada negeri, memang sih kasus serupa juga terjadi dalam bidang yang lain, tidak hanya dalam sector yang barusan aku bahas, namun yang mencolok justru damal sector ini. Oke, katanya sejumlah uang yang nilai nominalnya tidak sedikit itu diberikan kepada seorang yang berpengaruh yang dapat menjadikan ‘tersangka’ sebagai PNS, dan tes CPNSnya???? Yaahhhh it’s a just formalitas.. gila! Yang lebih parahnya lagi uang yang diterima oleh oknum tersebut dipakai untuk modal berwirausaha yang menjamin untuk masa hidupnya kelak setelah pensiun, waw.. fikirku kenapa mesti dipakai buat nyogok kalo misalnya uang dengan jumlah yang tidak sedikit itu bisa dipakai untuk usaha yang akan menjamin kelangsungan hidupnya kelak karena memiliki penghasilan yang tidak sedikit jumlahnya.
Instannya, membuka bisnis dengan modal kisaran + 150 juta itu udah termasuk bisnis menengah keatas, dan penghasilan yang bisa didapatpun tidak sedikit jumlahnya.
Tapi saingannya banyak dan resiko bankrupt itu selalu ada..
Oke, itu memang sebuah resiko yang tidak dapat dipungkiri dalam berbisnis, disinilah kreatifitas kita diuji, kita membuka lapangan pekerjaan yang belum pernah ada sebelumnnya dan memiliki daya tarik yang besar bagi masyarakat sekitar bahkan kalo bisa daya tariknya ampe keluar daerah. Nah, udah gitu kan pasti bisnis kita kan maju tuh.. dengan daya kreatifitas yang telah kita asah sebelumnya, kita juga bisa mengembangkan usaha lain yang bisa menarik banyak peminat, tentunya dengan modal dari penghasilan yang kita dapat dari bisnis sebelumnya.. mantap kan?!
Tapi kan inspirasi dan kreatifitas itu sulit untuk mendapatkannya.
Nah,, itulah gunannya kita disekolahkan, bahkan dikuliahkan. Guna kita mendapatkan pegalaman dan juga ilmu yang bermanfaat, ini juga menjadi alasan kenapa hampir di setiap perguruan tinggi itu tidak terpaut ambil jurusan apapun pasti ada mata kuliah yang memeperkenlakan dunia ‘enterpreneur’, percayalah dengan ilmu semuanya akan terasa mudah. Makannya sekarang seriuslah menuntut ilmu demi menyosngsong masa depan cerah kelak.
Ahh ribet,,
Nahhh, inilah kekurangan rakyat endonesa, apakah dengan menjungjung tinggi rasa malas itu akan menuai hasil yang memuaskan?? Apakah dengan bermalas-mlasan kita tiba2 akan tertimpa uang sekarung seratus ribuan??? Ato mungkin dengan malas kita bisa menjadi eksekutiv muda yang sukses??? Hahah, jangan bermimpi!! Jika ingin sukses berusahalah dan berjuanglah dengan segenap tenaga, aku rasa itu timbal balik yang cukup adil untuk meraih segenap kesuksesan di masa yang akan datang. Seperti kata pepatah “siapa yang menanam tanaman dipekarangan rumah, maka resikonya diambil orang. So menanamlah tananman di dalem rumah” hhahaha.. bcanda dink, maksudnya “siapa yang menanam ia pula yang menuai hasil”, “jalma anu melak bonteng tangtu bakal jadi bonteng, jalma anu melak kadu tangtu bakal jadi kadu moal samatak jadi karung tarigu”. Intinya, apa yang kita dapatkan akan sesuai dengan apa yang telah kita perjuangakan, maka dari itu apabila sobat semua yang sedang berinterperneur belum mencapai kesuksesan itu mungkin karena usaha yang dilakukan kurang gigih, hihihi.. selamat mencoba..
Oke deh!!!
Oke, folks.. itulah sekelumit pemikiran orang konyol seperti aku, dan aku rasa mungkin dunia pendidikan dan sistem lembaga lainnya akan normal dan berkulaitas apabila mereka yang menjadi tenaga pendidik itu merupakan tenaga ahli asli dan bukan tenga ahli hasil dari uang, karena tentunya akan berbeda hasil dari didikan orang yang berkualitas tepat guna dengan didikan orang yang asal2an menjadi tenaga pengajar karena ingin mendapatkan pekerjaan. Seperti kata seorang professor ternama (kebetulan aku lupa lagi namanya, hehe) beliau berkata “di dunia ini tidak ada murid yang bodoh, yang ada itu murid yang tidak mendapatkan kesempatan dididik oleh pendidik yang berkualitas”.
Well, menurut aku sih jika kalian ini mengejar kekayaan didunia ini, larilah ke dalam dunia bisnis, disana kalian akan meraih keuntungan yang berjibun dan jangan sekali2 menjadi PNS, apalagi masuk dengan cara yang salah (baca“menyogok”) karena dengan itu pasti akan terjadi penempatan tenaga kerja yang salah, mereka yang punya potensi akan tergeser oleh mereka yang memiliki uang, alhasil sistem kelembagaan akan kacau dan tidak seimbang karena orang yang benar2 memiliki skill dalam bidang yang bersangkutan itu tidak ada, yang ada hanyalah mereka yang haus akan uang yang berhasil menggeser kedudukan orang yang ber’skill’ dengan uang. Dan Negara pun berakhir pada kualitas yang sangat buruk, korupsi dan penyelewengan dimana2.
Kemudian, bagi anda yang ingin benar2 mengabdi kepada negeri ini jadilah pegawai negeri sipil yang baik, yang patuh dan ta’at serta bekerja tanpa pamrih. Kumpulkanlah ilmu sedini mungkin demi pengabdian yang akan anda lakukan kelak dikemudian hari, itulah CPNS yang SEBENARNYA!!!! Jadilah PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG BERKUALITAS, PROSFESSIONAL DAN BEKERJA SESUAI DENGAN KEMAMPUAN YANG DIMILIKI..
Itulah mungkin, cara yang tepat menjungjung kembali nama ‘negara endonesa’ yang telah terpuruk sebelumnya karena terbelenggu oleh gelapnya uang…
Mungkin hanya itu pesan dari orang konyol yang dapat tersampaikan, dadah … selamat beraktivitas and see u later..
Joy,,
J

0 komentar:

Posting Komentar

 
;