Minggu, 30 Desember 2012

“Sentakan Orang tua Berefek Buruk Bagi Perkembangan Mental Si Buah Hati”


Sabtu, 29 Desember 2012

Batita atau akrab dengan sebutan bayi tiga tahun merupakan susatu tahap perkembangan yang pasti akan dilalui oleh setiap orang. Manusia lahir, kemudian tumbuh berkembang dan melawati tahap-tahap tertentu dalam perkembangannya. Masa batita inilah yang harusnya menjadi sorotan bagi orang-orang, karena pada masa ini terjadi perkembangan yang sangat pesat, baik itu dalam perkembangan daya fikir ataupun mungkin dalam hal fisik seperti belajar merangkak kemudian belajar berjalan, tidak luput pula pembentukan mental dan kepribadian sangat ditentukan dari sejak dini. Kebanyakan orang tua sering lengah dan tidak sadar betapa pentingnya pembentukan mental pada anak usia ini, mereka hanya fokus terhadap hal-hal yang sudah umum dan sudah lumrah dilakukan oleh kebanyakan orang tua terhadap anak pada umumnya. Karakter yang kelak tercipta dikemudian hari merupakan hasil dari didikan orang tua baik secara langsung maupun tidak langsung kepada sang anak, namun lagi-lagi orang tua kurang menyadarinya dan hanya menyalahkan anak atas pergaulan yang telah ia lakukan di lingkungan tempat ia bermain.

Pembentukan karakter atau sikap berawal dari saat ia sadar akan kaeberadaannya dalam kehidupan di bumi ini, kurang lebih sekitar umur 3 tahun, dibawah dari umur itu kebanyakan manusia tidak menyadari akan kehidupannya dan juga segala aktivitasnya. Anggapan orang banyak pada umumnya adalah bahwa anak berusia 3 tahun itu belum mengerti apa-apa dan belum bisa menangkap fenomena yang terjadi, padahal pada kenyataanya usia 3-5 tahun itu adalah usia dimana anak sedang sangat peka terhadap fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar. Misalnya saja kejadian pertengkaran antara orang tua yang berlangsung dihadapan anak, kebanyakan orang berfikir itu tidak akan berpengaruh besar pada anak, karena mereka berfikir bahwa anak belum mengerti dan belum faham tentang apa yang sedang terjadi, padahal itu adalah kesalahan besar. Mengapa? Karena anak secara tidak langsung merekam kejadian dan menyimpannya  dalam memory di otak, karena otak anak batita belum banyak dipenuhi oleh ingatan dalam kehidupannya, jadi anak batita akan dengan mudah mengingat merekam dan menyimpan kejadian apa saja yang terjadi dihadapannya. Suatu waktu dengan tidak sengaja anak tersebut akan mengaplikasikannya atau memperagakannya kembali dalam kehidupannya baik itu kepada saudaranya atau mungkin kepada temannya dan bahkan tidak menutup kemungkinan kepada orang tuanya. Itu akan berlanjut sampai dia beranjak dewasa, sikap bawaan semasa kecil akan terus tertanam dalam jiwanya dan akan sangat sulit untuk diubah, meskpiun bisa itu akan memakan waktu yang cukup lama dan harus melalui pendekatan terapi.
 Ketika seorang anak batita secara tidak seganja melakukana tindakan yang memang bisa disebut ‘nakal’, kebiasaan orang tua adalah tanpa berfikir panjang langsung memarahi anak tersebut, tujuannya memang baik yaitu agar anak jera dan tidak mengulangi kembali perbuatan itu. Namun jika ditinjau dari sisi kejiwaan, hal tersebut sangatlah tidak baik. Mengapa? Karena secara tidak langsung orang tua telah mendidik anak untuk bersikap keras dan menetang. Selain itu jika anak terus menerus mendapatkan sentakan keras apalagi jika disertai dengan tindakan fisik, itu akan berakibat fatal bagi perkembangan mentalnya. Anak akan berfikir apa yang dia lakukan itu selalu salah karena dia selalu disentak oleh orang tuanya, anak tidak bisa bebas dalam berekspesi karena rasa takut yang menghantui mereka, mereka takut ketika melakukan sesuatu akan kena marah, daya berfikirnya akan lambat dan anak akan menjadi pendiam, tidak mau mengeksplor apa yang ada di sekelilingnya. Awal yang sangat buruk bagi seorang anak, jika tidak segera diberi penanganan yang tepat, maka anak akan tumbuh dengan pribadi yang pendiam dan tidak mau banyak beraktifitas atau  bersosialisasi dengan dunia luar. Dia akan tumbuh menjadi sosok yang murung dan diknal dengan melankolis. Perkembangan kehidupannya tidak akan meluas karena ketidaksukaanya terhadap dunia luar, dia akan lebih senang menyendiri dan bermain dengan imajinasinya. Perkembangan seperti itu sangat tidak diharapkan sekali bagi orang tua manapun bukan?! Orang tua akan merasa cemas dengan keadaan anak seperti itu.
Dalam skala besar, ketika anak mendapatkan suatu problematika yang kebetulan tidak bisa diselesaikannya sendiri, maka anak akan memilih untuk memendam hal tersebut dan menutupinya dari siapapun termasuk orang tuanya dan orang terdekatnya sendiri, mereka hanya akan menikmati rasa sakit yang ditimbulkan oleh problem yang mereka hadapi, yang akhirnya ketika suatu saat mereka tidak tahan dengan keadaan itu, mereka akan mengalami depresi dan jalan satu-satunya akan dilakukan tidak lain adalah bunuh diri..
“Jadi, berhati-hatilah dalam mendidik dan memperlakukan anak usia dini, karena sekecil apapun itu akan berakibat besar pada perkembangan mentalnya..”. Pernah dituliskan dalam sebuah buku bahwa “jika ingin membuat seorang anak berbakti kepada orang tuanya, maka janganlah ia dibebani (hal) yang melebihi kemampuannya, menakut-nakutinya dan menghinanya”. Kedekatan orang tua dengan anak akan mepengaruhi perkembangan mental anak, karena ……
“Anak yang bahagia bukanlah anak dengan segala pemberian materi dari orang tuanya yang berlimpah, namun anak yang bahagia adalah anak yang nyaman ketika berada dekat dengan orang tuanya..”
[Joy]

6 komentar:

Anonim mengatakan...

emh.....awal yg bagus :) coba selingi dengan cerita pendek yang menjadi kilasan sebuah kisah, jadi, akan terasa lebih hidup dengan cerita yang diberikan :)...saya suka artikel pendek ini :)

Fajrin M. Ligor mengatakan...

oke!!! ;)
makasih banyak buat masukannya, itu yang sangat saya butuhkan..
next write saya akan masukan itu.. :)
ada masukan lainnya?? misal dari segi tampilan penyajian? :D

@kutuKELEK mengatakan...

mantep ieu carita ey ,,ieu carita pernah ka alaman ku uing, matak uing ayeuna teu bener hirup na,,
coba tulis lagi donk tentang gwe,,

Fajrin M. Ligor mengatakan...

mungkin sebuah kebetulan atau mungkin memang anda temasuk kedalam kategori yang dimaksud. ini bukan hanya sekedar cerita namun dilandasi dengan teori. mari kita bersama cari jalan keluar yang tepat :)

Anonim mengatakan...

emhh....rame banget :D, next slide kalo bisa background sesuai tema%cerita...dan satu lagi, jenis tulisan sesuaikan warna yg dpke, ini kan wrna tulisan jadi mati warna krna background blkang yg putih, klo bisa beri wrna yg baik dan jenis tulisan yg sesuai tema, ky arial gtu.gpp....segi bahasa juga, ky contohnya biasakan pke baku,:) tpi gpp...of roll bgus, brrti kmu mmg ad kearah tema yg sesuai dgn mksud tulisan :)

Fajrin M. Ligor mengatakan...

makasih banyak itu ngebantu baget ..
tapi kayanya kalo soal backround agak ribed gantinya, tapi kalo masalah font mungkin agak gampang, hehe .. :D

Posting Komentar

 
;