Rabu, 10 Juli 2013

Penggadaian Ijazah

Kamis, 27 Juni 2013

Selamat malam kembali para sahabatku yang sangat berbahagia dan juga sangat antusias untuk membaca blogku ini (PD berat, yang ada juga yang baca tuh Cuma sekedar lewat ato gak sengaja buka link dan nyasar ke blog aku, hhee). But apapun itu, aku selalu bahagia karena dengan adanya pengunjung walau yang gak sengaja datengnya juga itu kan bisa membuat ramai jumlah visitor, heee. Walaupun dalam hati sebenernya sih pengen banget karya tulis ini dibaca, disimak, diresapi apalagi sampai di pelajari dan menjadi sebuah pelajaran yang berarti, hheee. Tapi walaupun dijadikan hiburan semata karena emang ceritanya agak ngawur dan sedikit ngaco juga gapapa, aku malahan berterimakasih banget, karena dengan demikian tulisan aku ini bisa menjadi pemecah tawa dan menghibur hati yang sedang lara, yuhuuuu…

Untuk topik catetan kecil kali ini aku akan sedikit membahas tentang isu yang emang udah gak asing lagi ditelinga masyarakat pada umumnya. Sebenarnya sih yah dari dulu juga isu dan kejadian ini udah marak kian terjadi, hanya saja bedanya kalo dulu itu aku mungkin kurang peka sehingga aku enggak begitu melihat akan kejadian yang udah lama sering terjadi itu, nah karena sekarang aku sedikit-sedikit udah mulai terjun ke dunia pekejaan atau profesi, aku jadi sedikit tau dan melihat hal tersebut. Erat kaitannya dengan dunia pekerjaan atau mungkin emang ini kaitannya dengan dunia pekerjaan, aku selalu menemukan suatu kejanggalan yang emang udah banyak dimaklumi banyak orang dan sekarang mungkin suatu kejanggalan itu udah menjadi sesuatu yang lumrah dimata orang banyak.
Pekerjaan adalah suatu usaha atau bisnis atau ikhtiar yang dilakukan oleh kebanyakan orang guna menghidupi dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Semua pekerjaan juga biasanya halal dan membuahkan hasil yang nantinya bisa dinikmati baik itu oleh perorangan ataupun keluarga dan kerabat. Eiitss tapi bukan berarti maling dan rampok juga bisa disebut halal, kalo untuk dua hal macam itu sih lebih tepatnya bisa dibilang kriminalitas, ketimbang disebut pekrjaan.
Awalnya sih aku juga gak banyak berkomentar about job or work setiap orang, yang penting kan mereka semua berusaha dan giat untuk mengais rezeki, tul gak sobat??? Sampai suatu saat aku mulai berfikir, ketika aku telah mendapatkan Ijazahku, wah mau kerja dimana nih?? Apa di bank aja?? Ato melamar ke perusahaan ternama?? Kan lumaya tuh incomenya… tell about income jelaslah semua orang pasti menginginkan penghasilan yang besar, agar mereka dapat mecukupi kebutuhan hidupnya yang dari masa ke masa itu semakin kompleks dan beragam. Pengen inilah, itulah belum si anu juga pengen dan si ini juga… itu adalah realita yang kerap kali sering ditemui dalam kehidupan nyata, pasalnya manusia itu tidak akan pernah lepas dari kebutuhan hidupnya.

Terkait dengan kebutuhan yang beragam, maka manusia berebut mencari dan mengejar pekerjaan yang memang layak dan bisa mendapatkan penghasilan yang nantinya bisa membuat kebutuhan hidupnya tercukupi. Namun, bagaimana jika pekerjaan yang dijalankannya itu tidak sesuai dengan keahlian yang dimilikinya???? Nah, ini dia topik yang selalu terngiang dalam benakku. Sudah tidak asing lagi dalam lapisan masyarakat tentang pekerjaan yang menjadi sumber utama penghasilan, bahkan beberapa diantaranya rela dibayar murah hanya karena ingin memenuhi kebutuhan yang mendesak. Disisi lain ada beberapa sekelompok masyarakat yang memang mengejar pekerjaan yang bergengsi tinggi karena memang melihat upah yang syuurrrrr, tanpa memperhatikan kesesuaian bakat atau skill yang dimilikinya itu, bahkan ada segelintir orang yang sengaja membayar perantara demi untuk medapatkan pekerjaa bergengsi tersebut yang nanti konon katanya bisa menjamin hidupnya dimasa tua kelak, ckckck (berdecak). Padahal mereka sama sekali tidak berkompeten dalam bidang yang akan mereka masuki…
Keadaan semakin miris ketika kudapati beberapa rekan sperjuanganku mencoba untuk melamar pekerjaan yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan jurusan yang mereka tempuh saat kuliah. Alasannya sih beragam, karena pengen cepet dapet kerja, karena pengen dapet kerja yang bergengsi, karena kalo misalnya masuk ke pekerjaan berkaitan dengan jurusannya saat masih kuliah itu upahnya sangat minim, dan lain sebagainya. Well, padahal menurut pemikiranku yang polos dan yang gak tau apa-apa tentang dunia kerja Ijazah Program Strata Satu itu bukan main loh berharganya, itu sama saja dengan mendapatkan suatu lisensi untuk bekerja layak dan seharusnya bisa professional, kenapa dengan mudah mereka malah menggadaikan Ijazah tersebut dengan bekerja pada bidang yang sama sekali gak ada sangkut pautnya sama jurusan sewaktu mereka sedang kuliah. Lebih tragisnya lagi, ketika alasan manis yang keluar dari mulut mereka itu “ah, kalo kerja sesuai dengan jurusan saat aku masih kuliah itu upahnya kecil, lagian aku gak ada minat”. Lantas, kenapa kalian masuk ke jurusan tesebut dan dengan mudah menodai jurusan tersebut dengan menggadaikan Ijazah Kesarjanaan atas Jurusan tersebut kepada instansi yang memang tidak sesuai?!!! Itu sama saja pencemaran nama baik sebuah jurusan bukan?!

Memang sih, masuk jurusan tersebut sih sangat mudah. Tidak perlu ada skill atau kompentensi khusus yang harus dimiliki, tapi ingat bukan masalah upah dan gengsi yang difikirkan tetapi tentang TANGGUNG JAWAB DAN PROFESSIONALISME yang diemban dan tertuang dalam gelar yang tercantum setelah koma dibelakang nama. Apakah kalian lupa??? Tentang sumpah yang telah kalian ucapkan ketika hendak mendapatkan titel pernghargaan berupa gelar??? Atau mungkin itu semua hanya dianggap dongeng cerita pendek yang dibacakan oleh sang Guru Besar yang kemudian kalian ikuti agar beliau tertidur pulas????? Mau dibawa keamana tanggung jawab dan moral kalian sebagai insan yang berpedidikan tinggi???
 Kini, banyak diantara kita yang bekerja dengan tidak membawa bekal skill atau kompeten yang sesuai dengan bidang yang mereka geluti. Imbasnya mungkin tatanan akan menjadi kacau karena para pekerja tidak tahu bahkan tidak mengerti sedikitpun pada bidang yang mereka geluti, jika telah terjadi seperti itu, siapa gerangan yang akan disalahkan ketika rakyat megalami kesengsaraan??? Kebanyakan orang mengeluh dan berkata, “Oh tuhan, mengapa engkau memberikan cobaan seberat ini kepada hamba…”
Mungkin sekian ocehan kali ini dari seorang bocah ingusan yang berfikiran dangkal dan tidak sedikitpun mengerti tentang realita kehidupan. Semoga bermanfaat bagi para sahabat pembaca, sampai jumpa lagi pada post berikutnya. Seeeee U ………
Joy,,
J

0 komentar:

Posting Komentar

 
;