Selasa,
16 Juli 2103
Hallloooo para
sobat pembaca blogku yang saat ini sedang singgah dan menikmati secangkir
catatan kecilku, heehee. Gimana kabarnya pada bulan ramadhan ini??? semoga
selalu dalam keadaan sehat walafiat dan tentunya selalu berada dalam
lindungan-Nya. Untuk sobat yang kebetulan tidak menjalankan ibadah puasa,
semoga tentunya tetap berada dalam keselamatan yah…
Well, berjumpa
kembali dengan aku pada seutas catatan usang ini, kali ini aku akan sedikit
menuangkan sebuah respon kedalam karya seni yang tentunya tidak jauh dari
keterbatasan, baik-buruk, kurang-lebihnya semoga bermanfaat bagi para sobat
pembaca yah… yah meski isinya mungkin nyeleneh dan seenaknya, tapi inilah
sebuah karyaku. Post ini hanyalah berisi tentang pandangan seorang bocah kecil
yang sedang menuntut ilmu dalam ralita kehidupannya, jika mungkin
terdapat padangan yang berbeda mohon sharing demi untuk menambah wawasan dan
juga pengetahuan bersama.
Kenapa kali ini
aku mengambil tema atau judul “guru bukanlah pembanding” itu
karena banyak sekali seletingan yang membanding-bandingkan segala sesuatunya
dengan guru, baik itu dengan kepribadiannya atau dengan upah yang diterima oleh
seorang guru. Upah guru itu gini lah gitu lah, sama tukang anu juga
masih gedean tukang anu lah, guru itu pengen enaknya saja lah dan lain macam
sebagainya. Awalnya sih aku lempeng aja menanggapi kicauan
seperti itu, bahkan aku juga sempet terjerumus kedalam kicauan mereka dalam
beberapa pekan ini. Namun, seiring dengan berjalannya waktu yang menggiringku
kearah kedewasaan tentunya dengan ditopang oleh pengaruh lingkungan yang
kebetulan aku dibesarkan didalam lingkungan Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang
nanti seharusnya aku menjadi seorang tenaga pendidik.
Entah mungkin
karena pengaruh lingkungan pendidikan tersebut atau memang naluri yang keluar
dari hati nurani, kini aku sedikit gerah ketika ada beberapa bahkan banyak
diantaranya yang mengicaukan seruan tentang seorang Guru yang dibandingkan
dengan para pekerja lainnya. Tak habis fikir, ketika mereka memperbincangkan
tentang perbadingan guru dengan para pekerja lainnya, misal “untuk
apa menjadi seorang guru, toh gajihnya juga ga seberapa, masih mending tukang
parkir sehari dapat sekian, dan jika dikalikan dalam jangka waktu satu bulan
penghasilannya akan mengalahkan gaji seorang guru”, atau mungkin
seperti ini”iya lah penghasilannya besar, punya ini dan itu, dia kan
orangtuanya guru, bisa saja menggadaikan SKnya utuk mendapatkan ini dan itu,
enak jadi guru tuh ga cape tapi gampang dapet duit, gak ngajar juga masih tetep
dapet duit”, dan masih banyak lagi tentunya. Semua itu membuatku
gerah dan sedikit berfikir, “sebenarnya apa yang melatarbelakangi
mereka sehingga berbicara dan memiliki fikiran seperti itu???? Ada apa didalam
fikiran mereka dan terbuat dari apa otak mereka itu???”
Jelas aku merasa
tidak nyaman ketika ada selentingan seperti itu, memang mereka fikir jadi guru
itu gampang apa?!! Guru itu bukan tentang berapa penghasilan yang
mereka dapatkan dalam tiap bulannya, atau fasilitas hidup apa yang mereka
miliki, tapi tentang bagaimana mendidik dan membuat seseorang yang tadinya
tidak bisa menjadi bisa dan tidak sadar menjadi sadar. Jika guru itu
hanya sebagai pembanding untuk penghasilan dengan para pekarja lainnya,
lihatlah sisi lain dari apa yang telah jadi fokus viewnya, apakah
hasil yang dikeluarkannya sama antara guru dan para pekerja lainnya?? Apakan
para pekerja lain bisa mengerjakan tugas dan kewajiban seorang guru?? Jika
jawabanya menjadi guru itu soal gampang, tinggal mengajari anak sampai
bisa, menerangkan bla bla bla, udah kan jadi… semua orang juga bisa… PERSEPSI
ITU SALAH BESAR!!!! Jika memang seperti itu pandangannya, apakah yakin bahwa
seseorang yang diajari itu akan mengerti tentang apa yang telah disampaikan??
Apakah yakin seseorang yang diajari itu bisa mengamalkan apa yang telah
didapatnya?? Apakah yakin seseorang yang diajari itu mampu memepertanggung
jawabkan apa yang telah dilakukannya?? Lalu, bagaimana dengan etika seorang
guru?? Bagaimana dengan kompetensi seorang guru?? Bagaimana dengan tanggung
jawab seoang guru terhadap muridnya?? Bagaimana dengan teladan guru yang akan
dicontoh oleh para muridnya?? Bagaimana dengan jerih payah usaha seorang guru
dalam mendidik muridnya?? Dan peranyaan terakhir, MAMPUKAH SESEORANG YANG
MENJADI PEMBANDING SEORANG GURU ITU MEMILIKI SEMUA KRITERIA YANG TELAH
TERTETA????????
Menjadi Guru, dan
tenaga pendidik lainnya bukanlah semata hanya untuk merauk penghasilan guna
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya semata, ini juga tetang bagaimana mereka
mengemban tugas dan tanggung jawab serta amanat yang telah disumpahnya pada
saat prosesi upacara wisuda. Menjadi seorang pendidik tidak lah mudah, tekait
dengan tanggung jawab dan mandat yang telah dipikulnya dalam sebuah gelar
dibelakang nama setelah koma. Mungkin, bisa jadi banyak berkeliaran guru-guru
yang telah mendapatkan gelar akademis kependidikannya, namun tidak semua guru adalah
guru yang berkualitas dan profesinal. Karena, Guru yang berkualitas dan
Profesional adalah Guru yang mampu meihat karakter, potensi, bakat dari para
peserta didik, mendidik dan mengajarkan kebajikan sesuai dengan karakter,
potensi, dan bakat yang dimiliki setiap siswanya (perorangannya), kemudian
menyalurkannya dengan cara yang tepat! Dan aku yakin, tidak semua orang, bahkan
tidak semua guru mampu melakukan itu! Apalagi orang lain (yang bukan basic
guru).
Sekian untuk post
dari aku, semoga dapat bermanfaat dan dapat menjadi masukan serta bahan sharing
yang nantinya akan memperluas wawasan dan pengetahuan kita. Sekali lagi mohon
maaf pada post kali ini sedikit frontal, sungguh tidak ada secuilpun niat untuk
menyinggung dalam post ini apalagi memaki dan menghina, karya kecil ini hanya
seutas tentang pandangan bocah ingusan yang sedang mencari jari diri. J
Sampai berjumpa
kembali dalam postingan berikutya, see u …………………
Joy,,
2 komentar:
Jadi bahan pemikiran terutama bagi saya pribadi yang ikut mengalaminya..........:)
wah yang bener tuh a?????
heu... ko bisa a??? :D
Posting Komentar