Suatu kajian psikologis anak berumur 8tahun dalam menaungi
derasnya arus kehidupan
Jum’at 11 Mei 2012
Seorang anak dikabarkan telah meninggal dunia dan
jenazahnya berhasil melarikan diri ketika hendak diotopsi (hehehe, introduction
ko, boong). Well kali ini kau mendapatkan sebuah kisah unik, dimana kisah ini
konon lagi ngtrend di kalangan remaja, yupp tak lain ialah about “kekerasan dalam keluarga” atau bisa
juga dibilang “broken home (rumah yang
rusak)”, begitu mungkin orang gaul menyebutnya. Dan sekarang setelah sekian
lama aku ingin menuangkan kisah ini pada sehelai kertas elektronik, akhitnya
kesampean juga dimalam yang sangat berbahagia ini (yang jelas dingin lah, mana
idung meler lagi), oke lets to our main topic…
Sebuah coretan kali ini mengisahkan seorang anak yang baru
berumur kurang lebih 8tahun, I baru menginjak jenjang pendidikan Sekolah Dasar
tepatnya kelas 2. Seorang anak yang terpaksa harus mengarungi derasnya arus
kehidupan, meski ini terjadi pada ruang lingkup keluarganya sendiri, namun ini
membawa pengaruh besar bagi perkembangan psikologis anak itu. Kita sebut saja ia “mawar”, dulu mawar orang yang sangat ceria, periang, dan sangat
aktif serta ia tidak canggung dalam pergaulan. Sifatnya yang mudah akrab itu
membuat mawar disenangi oleh banyak orang dan hampir seluruh guru-guru serta
temen2 disekolahnya mengenal ia dengan baik. Prestasi atau track
record selama ia mengenyam pendidikan di sekolah dasar yang bersangkutanpun
tidaklah kurang, bahkan bisa dikatakan sangat baik karena ia memiliki prestasi
dan bakat yang tidak dimiliki orang lain. Selera humor tinggi yang dimilikinya
terkadang membuat suasana pembelajaran disekolahnya tidak BETE serta mengocok
perut guru dan temen2nya, yang saya ketahui bukan hanya disekolah
dan di tempat LES saja ia seperti itu, bahkan dikeluarganya pun ia sering
mencairkan suasana keluarga yang sedang tidak bersahabat atau bisa disebut
“memanas”. Tak heran dengan segenap hobi atau tingkah laku yang dimilikinya itu
banyak orang lain yang suka dan kagum terhadap ia, termasuk aku tentunya.
Namun, konon katanya dan memang terbukti setelah survey kedua orang tua mawar
itu sedikit keras, apalagi sang ayahanda, beliau sangat temperamental dan mudah
sekali untuk mengeluarkan nada-nada kasar serta tinggi yang mampu mengoyak
mental sosok bocah yang menjadi putera atau puterinya, ironis sekali bukan?????
Sangat disayangkan sekali apabila kepribadian seunik itu harus terkoyak dan
hancur berkeping-keping karena hantaman “karakter seorang ayah”, bak sebuah perahu sampan kecil yang
diterjang ombak dilautan lepas, ayolah siapapun tau dan mengerti kalo
sebuah sampan kecil yang terbuat dari hanya beberapa bilah bambu itu cocoknya
digunakan pada aliran sungai yang arusnya tidak terlalu deras, paling mentok
juga di rawa atau danau, bukan kelasnya jika sampan itu harus menahan kekuatan
arus ombak dilautan lepas sana, tunggulah
ia menjadi kapal pelaut dengan nahkoda yang tangguh, maka niscaya hantaman
ombak sekeras apapun ia sanggup menahannya..
Ternyata memang benar analogiku, pertama ia memang tidak
terpengaruh dengan karakter orangtuanya, namun lama-kelamaan ia seperti rapuh
dan tidak tahan menahan karakter itu, hingga akhirnya ia putus asa dan tidak
mampu lagi untuk memperjuangakan kepribadiannya itu, yang ada dibenaknya
hanyalah sebuah kepanikan akibat dari perlakuan orangtuanya. “dan sampan itupun hancur diterpa ganasnya
sang ombak lautan”. Akankah ada nahkoda tangguh dari sebuah kapal pelaut
yang mau menolong dan memperbaiki seonggok sampan yang terlepas dilautan sana
sehingga menjadi “sosok kapal pelaut
tangguh, dimana tak ada satupun nahkoda yang kan meragukan kemampuannya dalam
mengarungi derasnya ombak lautan”.
Setelah beberapa lama aku tak berjumpa dengannya karena
ada kepentingan akademik yang kebetulan harus aku selesaikan, akhirnya akupun
bisa berjumpa kembali dalam liburanku dengan sang mawar yang memang sangat aku kagumi kepribadiannya. Namun
setelah sekian lama jarak memisahkan kita, waktu yang tidak mempertemukan kita,
aku sedikit terheran dengan ia, kenapa seperti ada yang berubah pada sifat dan
karakternya?! Tanyaku dalam hati. Ia yang dulu sangat penceria sekali kini
menjadi sedikit muram, ia yang dulu selalu tersenyum setiap saat kini
senyumannya seakan ada yang menahan, dan ia yang dulu tahan terhadap sikap
penolakan dengan berbagai tindakannya sekarang hanya tetesan air matanya yang
mewakili tindakannya itu, ada apa gerangan??? Kenapa engaku wahai sang mawar?? Dimana engkau menyimpan
karaktermu yang dulu???? Apakah itu telah tiada dan mati, atau hanya terkubur
dan dapat digali kembali??!!!!!! Tolong jawab aku dengan sikap dan bahasa
tubuhmu ..
Setelah aku survey sana sini dan melakukan pendekatan psikologis
analitis (kajian yang meneliti psikolog seseorang dan lingkungan sekitarnya),
akhirnya aku mendapatkan jawaban yang memang sudah selama ini ingin aku uji
kebenarannya. Survey membuktikan, perlakuan terhadap mawar dikeluarganya itu
memang tidaklah berubah, ia selalu mendapat sentakan, bentakan dan perlakuan
tutur kata dengan nada tinggi yang mempu membuat mentalnya down dan mungkin
dalam jangka waktu yang berkepanjangan itu bisa membuat DEPRESI. Yahhh ternyata
hal yang selama ini menjadi kontroversi difikiranku, akhirnya terjadi, mawar
yang tadinya periang kini senyumannya sedikit berkurang dan perlahan
tergantikan oleh tetesan air mata, yahhh kini julukannya bukan lagi mawar sang pembawa kebahagiaan, namun mawar pembawa luka. Aku miris dan aku
tidak tahan melihat ini semua terjadi, tidak hanya pada mawar ini semua
terjadi, dari berbagai wacana di berbagai media aku sering menyaksikan hal yang
serupa dan memang hal tersebut sering menimpa anak-anak dibawah umur yang
mestinya pada umur itu ‘mereka’ mendapatkan kesenangan dan perhatian lebih dari
orang tua mereka, namun ini bukanlah berdasarkan opini atau berita, ini
pengalaman yang memang benar adanya serta terjadi dan melibatkan aku
kedalamnya. Konon mawar menjadi seperti itu karena sentakan dan perlakuan yang
sedikit kasar dalam perkatan orang tua terhadapnya, itu semua dilakukan oleh
orang tuanya karena mawar suka rewel katanya kalo disuruh makan, dan mawar suka
bertingkah yang membuat jengkel, fikirku untuk taraf usia bocah seumur mawar
itu masih wajar, malahan itu bagus karena ia mempunyai nilai plus pada aspek
interaksinya, itu bisa membuat perkembangan psikologis serta pertumbuhan
karakter yang optimal. Namun, mungkin mawar harus menunggu kembali karkater itu
karena terhadang oleh karang besar saat ia sedang berlayar.
Sepertinya khusus orang tua yang memiliki ana yang aktif
dalam berinteraksi atau bahkan overprotektif, harus bisa mengontrol emosi,
shingga tidak membuat mental dan karakter anaknya seakan tertahan, Karena jika
it uterus terjadi makan anak akan kehilangan keceriaannya, dan hidupnya seakan
selalu ada dibawah tekanan, tidak bebas berekspresi dan takut akan hal-hal
baru, karena pengalaman yang telah dilaluinya ia kena “sentakan” dari orang tuanya karena ia melakukan hal baru tersebut.
Dalam jangka waktu yang berkepanjangan, seoarang anak akan depresi dan akan
memilih diam ketimbang bergaul dengan tema sebayanya. Inilah awal dari
kehancuran seorang anak yang kelak akan kembali menyusahkan keluarganya, so
buat para orang tua perhatikan yah dalam mendidik anak, usahakan jangan
mengikutsertakan emosional ketika mengahadapi tingkah laku anak, pengetahuan
psikologi perkembangan anakpun snagat penting demi menunjnag kecerahan masa
depan seorang anak, jika tidak sekarang,
kapan lagi ?????????
Mawar, aku tau sekarang kamu hanyalah
sebuah sampan malang yang terpaksa hidup pada ganasnya hantaman arus ombak, itu
mungkin akan membuatmu hancur karena itu belumlah levelmu. Tapi mawar,
percayalah aka nada nahkoda handal dalam perahu layarnya yang sangat hebat,
yang akan menuntunmu dalam menaungi derasnya ombak lautan, yang akan menolongmu
dan menjadikanmu sesosok perahu layar yang kuat, dimana tidak ada nahkoda yang akan meragukan kekuatanmu dalam
mengarungi derasnya ombak lautan. Percayalah …
Mungkin itulah sekelumit pengalaman juga unek2
yang bisa aku bagikan saat ini, semoga ini bermanfaat dan terdapat hikmah pada
saat temen2 membaca ini….
Jika perlakuan orang tua mawar seperti
itu, nah bagaimanakah dengan anda ???????????
Oke, sekian dari saya, sampai berjumpa kembali dipostingan
yang akan datang, dadahhh …
J
0 komentar:
Posting Komentar