Senin, 07 Mei 2012

Antara Perasaan dan Kasihan..


Senin, 7 Mei 2012
Jika sebelumnya aku mungkin menulis about kritik kepada orang lain atau kepada instansi, nmaun kali ini dan untuk pertama kalinya mungkin pada ‘free writing’ kali ini aku mencoba menuliskan tentang apa yang ada pada isi hati ini, memang sepertinya tidak punya nilai jual dan atau bahkan merupakan suatu karangan yang bisa dibilang kurang bahkan ridak mempunyai makna karena isinya hanyalah sebuah ungkapan dari dilemma hati ini akan realita sebuah kisah kasih asmara dalam hidupku, hihih.. Lets go to our main topic..

Hampir setahun sudah masa ini aku lewati, yah tanggal 22 Mei kelak itulah anniversary “AKU dan DIRINYA”.. sebuah perjalanan kisah asmara yang bisa dibilang penuh akan tantangan dan banyak jalan berliku tak lupa pula dengan jurang pemisah yang kian kerap kali membatasi aku dengannya. Yahh, kisah ini diawali dari hari itu ..
Yuppp, 22 Mei 2011 tepatnya pada hari minggu, sebelumnya hari itu biasa aja, gak ada yang special di hari itu sampai suatu ketika HPku berbunyi, tidak seperti biasanya karena nada dering itu menunjukan nada panggilan, fikirku siapa orang yang rela menghabiskan waktunya buat nelfon orang se cuek, jutek kaya aku ini, toh semua orang tau kalau aku paling enggak suka di telfon, yaah meskipun diangkat juga ngobrolnya kaya orang yang lagi kelilangan nafsu makan, ditanya jawab gak ditanya yaa diemm… tapi kali ini beda, sebuah nomor yang datang menghubungi aku, nomor itu sudah tidak asing lagi, yahh ternyata dia, dia yang selama ini telah dekat dengan aku, sesosok wanita yang tidak lain adalah “Mojang Priangan”, yah wanita kelahiran bandung ini membuat aku terkejut ketika ia menghubungiku lewat HP, Mutya Hastari namanya..
Saat ku angkat telfon darinya, aku merasa jantungku ini berdetak lain dari biasanya, detakkan kali ini lebih cepat, oh tuhan mungkinkah ini yang dinamakan cinta itu??? Tegur ku halus dalam hati.. diawali pembicaraan dengan say hello dan dilanjut bertanya kabar serta basa basi kesana kemari yang membuat percakapan tidak monotone, semuanya terasa begitu singkat, yaaahh sangat indah sekali, sungguh suatu perasaan yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya, entah bahagia ataukah kasmaran, aku bingung menyebutnya. Dan setelah percakapan kian kemari kita lewati, tibalah pada klimaksnya.. mungkin dia udah ngerasa nyaman dengan situasi dan keadaan yang sedang kita lewati berdua, memang ini hanyalah sebuah perbincangan di seluler, namun efek yang ditimbulkannya itu seakan kita bertemu pada suatu padang rumput yang indah nan permai damai dan kita hanya berdua berbincang dengan ditemani sayup hembusan angin menerpa tubuh ini,, sungguh sangat nyaman sekali bukan .. dengan perlahan ia mengutarakan maksud ia menelfonku, ternyata ia mengungkapkan suatu perasaan yang telah ia pendam begitu lama, yah perasaan yang bisa membuat mood manusia menjadi menignkat, cinta orang menyabutnya. Ia mengungkapkan bahwa berada dekat denganku itu nyaman, segala gundah dan resah seakan hilang karena hadirnya aku dalam hidupnya, akupun terdiam tak sanggup berkata. Ia pula berkata, aku itu seakan menjadi motivasinya untuk mejadi lebih baik dalam menaungi derasnya arus kehidupan ini, aku semakin tertegun dan sekali lagi aku membisu tak bisa berucap. Semakin lama kita berbicara semakin aku tak bisa berucap banyak dibuatnya, kata-katanyaseakan membungkam mullutku untuk berkata “tidak”, kalimatnya sekan membuat hati ini terbius dan tak bisa merasakan yang lain kecuali rasanya terhadapku, lantunan nada suaranya membuat telingaku tak bisa mendengar suara lain selain suara-suara lembutnya, dan ungkapannya membuat otakku seakan membeku dan tidak bisa berfikir lain selain memikirkan dirinya. Akupun terlarut, terbawa arus suasana yang akupun tak tau akan dibawa kemana aku kelak nanti ..
Dari hari inilah kita resmi (resmi tapi dalam artian eggak formal, hanya sebatas menjadi suatu tanda) hati kita menyatu dan terikat dalam suatu ikrar. Yaaahhh hari yang sangat indah bukan, dengan kesederhanaanku, aku bisa mendapatkan sesosok wanita yang bisa membuat hidup ini menjadi lebih indah..
Hari-hariku dengannya menjalin hubungan ini dilewati dengan sangat gembira, senang, seakan hidup ini menjadi lebih bermakna (wow bahasa yang lagi kasmaran niihh, hihih). Meskipun dalam hubungan ini banyak sekali rintangan yang mesti kita hadapi, banyak jalan terjal yang harus kita lewati dan banyak pula jurang terjal yang harus kita lompati, namun kita tetap melewati itu semua itu dengan ceria dan gembira. Aku sadar perjalanan kisah asmara ini tidak mungkin berjalan mulus, karena jarak antara Majalengka – Bandung itu bukanlah jarak yang cukup dekat, memerlukan waktu yang begitu panjang untuk menempuhnya, ditambah lagi aku sekarang menuntut ilmu di kota resik, Tasikmalaya, sangat ironis sekali bukan?! Sebuah kisah klasik asmara yang terpisahkan oleh jarak, sungguh mengharukan.. hihihi. Dalam perjalanan cintaku yang hampir setahun ini udah banyak tragedy yang aku lewati bersamanya, mulai itu ngelilingin kota bandung ampe nyasar (padahal dia itu pribumi bandung, tapi masih sempet2nya dia nyasar di kota kelahirannya sendiri), jalan2, foto2, ramah tamah dengan keluarganya, sampai tragedy yang enggak diinginkanpun kita alami, dimarahin supir angkot dan tentara, hahahaha.. Begitu pula dengan godaan yang menerpa hubungan kita, kita lewati itu semua dengan penuh kemesraan (ciieeeeee), dari mulai ada pihak ketiga yang mulai PDKT diantara kita, sampai kerucu2 yang enggak diinginkan dateng silih berganti, semuanya kita hadapi dengan penuh canda tawa dan ceria, heeemmm. J aku kangen saat2 itu .. saat dimana aku bisa bersama dengannya dan bisa menghabiskan waktu dengannya, walau saat itu kita habiskan waktu cukup lama, namun itu hanya terasa sekejap bagiku. Dan aku juga sedikit agak khawatir sama dia, soalnya udah hampir setaun kita mejalani hubungan baru 3kali aku menemui dia dan keluarganya, hehehe (waw, tega nian aku ini yaah)..
Beberapa waktu lama aku lewati hubungan ini, yah hampir satu tahun aku menjalani hubungan ini dengan metode berpacaran “Longdistance Relationship”, atau orang lebih akrab menyebutnya LDR alias pacaran jarak jauh, yaaahh suatu metode pacaran dimana antara satu insan dengan insane lawan mainnya itu menjalani status pacaran namun tidak bertatap muka, hanya menggunakan media penyambung baik itu seluler, web cam dan lainnya yang dapat dijadikan sebagai alat/ media komunikasi. Bisa dirasakan bukan gimana batin yang tersiksa akibat rasa rindu yang tertahan karena tidak bisa bertemu seseorang yang menjadi pujaan hatinya, dan hanya bisa menghubunginya lewat media komunikasi, hanya bisa mendengarnya lewat ponsel dan hanya bisa melihat raut wajahnya pada foto dalam situs jejaring social di dunia maya, bisakah sejenak kita rasakan, hayati dan resapi hubungan yang berlangsung secara demikian tragisnya?????? Sungguh ironis bukan …
Semakin hari, semakin bertumbuhnya usia hubungan aku dan dia, dan kini tidak terasa akan menginjak usia 1th hubungan ini, namun entah kenapa perasaanku terhadapnya berbeda, ada sesuatu yang tumbuh dalam diriku ini dengan sendirinya dan bukan atas kehendakku. Suatu perasaan dimana seseorang merasa bosan dengan hubungan yang dijalaninya, entah mungkin ini yang dinamakan jenuh atau mungkin hanyalah perasaanku saat ini saja. Dan semakin hari perasaan itu semakin menjadi, semakin besar, akupun terherankan padahal ini enggak aku pupuk dan enggak pula aku siram, tapi mengapa ini semua harus terjadi pada hubungan ini, hubungan kita, aku tidak mau ini terus berlanjut, karena aku tidak ingin ‘dia’ tersakiti. Hari berganti, umur hubungan kitapun semakin bertambah, namun rasa yang ku miliki ini sayangnya semakin memudar, entah kenpa, entah bagaimana dan entah aku harus berbuat apa, tanpa aku sadari dan tanpa aku rencanakan semua ini berlanjut begitu saja, aku bingung, dilemma menerpa diri ini, apakah aku harus akhiri hubungan ini saja? Fikirku.. namun aku tak tega meninggalkan dirinya yang begitu butuh akan perhatianku, saat ini aku coba untuk menyembunyikan perasaan ini, bukan aku ingin lari dari kenyataan, namun aku ingin mencoba membuat agar ia tidak khawatir dengan keadaan hubungan ini, karena saat ini ia masih dalam proses penyembuhan penyakit yang belum kunjung sembuh juga setelah beberapa bulan terakhir, bahkan beberapa minggu kebelakang aku denger berita kalau ia itu harus dioperasi, tapi syukurlah itu bisa ditanggulangi. Melihat kondisi ia yang sakit-sakitan, fisik yang lemah juga batin yang sedang diuji ketegarannya dengan berbagai permasalahan, aku semakin tak tega untuk mengungkapkan perasaan yang telah berubah ini. Semakin hari aku semakin tidak tahan untuk menyembunyikan rasa ini, aku serasa memikul beban yang begitu berat. Hingga ku putuskan untuk mengungkapkannya saja, meski aku tak tau apa yang akan terjadi setelahnya..
Akhirnya tekadku benar2 bulat untuk mengungkapkan itu kepadanya, berawal dari basa basi say hello selamat pagi dan sapa ini sapa itu sembari aku memikirkan kembali keputusan yang telah aku ambil, apakah ini merupakan keputusan yang benar2 tepat,, dan akhirnya akupun mengungkapkan apa yang harusnya aku ungkapkan sejak dulu. Tadinya aku berfikir bahwa menyembunyikan dari dirinya itu ialah keputusan yang terbaik, karena aku tidak mau membuatnya sakit. Namun ternyata itu suatu keputusan yang salah, aku teringat kembali pada suatu kata bijak “indahnya sebuah kejujuran”,atas dasar itulah aku memberanikan diri untuk mengungkapkan perubahan rasa ini kepada dirinya. Aku mengungkapkan dengan perlahan karena aku enggak mau perasaanya yang lembut itu tersakiti, aku ungkapkan dengan penuh pengertian karena aku enggak mau jiwanya yang selalu optimis itu menjadi jatuh dan terluka, aku paparkan penjelasan itu denan penuh perasaan karena aku enggak mau ia salah tanggap dalam pemahamannya, semua ini aku lakukan karena aku enggak mau sedikitpun melukai hatinya, hati suci yang telah bersedia mencintai aku apa adanya. Setelah selesai dangan penjelasannku, ia merasa tidak tenang, ia sedih, isak tangis terdengar menyayat telingaku, menusuk perasaan ini, yah walau itu hanyalah dalam halusinasi semata, namun aku bisa merasakannya, aku bisa merasakan apa yang kau rasakan saat ini sayang … aku tetap memberinya motivasi karena aku tak mau dirinya terpuruk hanya karena memikirkan perasaanku terhadapnya, rasanya, bagi calon wanita karir seperti dia, sangatlah terlalu sibuk jika waktunya dihabiskan untuk memikirkan perasaanku terhadapnya. Ia tetap tidak mau menerima, ia tetap terpuruk dalam kesedihan, kesakitan yang dirasakan kini semakin menyelimutinya, ia bertanya kepadaku “apakah ini ujian? Ataukah takdir?! Mengapa aku selalu mencinta tanpa dicinta”, seru ia dalam isak tangisnya. Aku menjawab dengan suara parau “sayangku, ini bukanlah ujian, dan janganlah kau menyalahkan takdir, ini semua adalah proses menuju suatu kebahagiaan kelak yang kan kau capai. Aku  dan mereka bukanlah tidak mencinta kepadamu atau tidak membalas cintamu, namun ada yang lebih bisa membuatmu bahagia, kelak ada cinta yang lebih suci dariku untuk membahagiakanmu, percayalah …”

Wahai kekasihku, janganlah kau siakan sisa dalam hela nafasmu untuk memikirkan makhluk tak berguna sepertiku ini, aku yang mampir dalam hidupmu ini membawa sebagian dari pengalaman aku untuk ku bagikan bersamamu, dan kelak semoga berguna bagi kehidupanmu..
Capailah Cita-Citamu, Bahagiakan Orangtuamu, buatlah mereka bangga akan prestasi dan Reward yang kau dapat, buatlah mereka berurai air mata dan tunjukanlah bahwa engkau adalah hasil didikannya yang patut untuk dibanggakan!!!
Kasih,, Perjalanan hidupmu masih panjang, masih banyak tujuan hidupmu yang belum bisa kau raih, semua ini jadikanlah sebuah anugerah yang akan menuntunmu ke jalan yang lebih lurus, ke jalan yang lebih bisa membuatmu bisa menikmati hidup.
Hidup kita hanya sekali, jadi janganlah engkau siakan hidupmu dengan hal yang tak berguna, karena hidup itu tak bisa terulang kembali…
Kasihku, ku tau jalan ini panjang dan melelahkan, tapi pasti ini jalan kemenangan ..
Diujung jalan ini kuyakin ada cahaya yang terang benderang …
Joy,,
J

0 komentar:

Posting Komentar

 
;