Jumat, 25 Mei 2012

“Keadilan”


Selasa, 14 Februari 2012
Oke, ini adalah tanggal 14 februari, dimana para makhluk tuhan yang paling sexy (loh), yupp mereka merayakan apa yang sering orang sebut dengan “Valentine Day”, oke selamet yah buat yang rayain. Bagaimana dengan aku??? Yaahh aku sih gini2 doang, mau rayain ma sapa, gak rayain juga kagak bakalan ada yang ngaruh ama idup aku,hehe.back to our main topic, hari ini aku nemuin sesuatu yang gimana gitu yaaah, agak2 menggelitik gitu, but itu sih menurut hati aku dan pribadi aku, seperti kata pepatah “Lain Ladang Lain Tanaman” (emang bener yah tuh pepatah??), persis seperti pepatah barusan “lain orang lain pula hatinya”. Menjurus ke topik itu, aku sedikit berfikir, (iya setelah beberapa abad otak aku kagak dipake buat mikir, udah berdebu dan banyak pula burung gagak berterbangan kesana kemari).

Entah kapan aku liat acara orang pinggiran yang banyak mengulas kehidupan orang2 yang tingkat ekonominya dibawah kita, bahkan dibawah aku yang bisa dibilang hidup dengan tingkat ekonomi yang mengerikan, lalu sejenak terfikir dalam benakku (ini orang nonton acaranya kapan, kefikirannya kapan pula. Hadjuhh. Jangan2 ntar nonton berita sekarang pas uda tua kering keronta baru deh dibahas sama anak cucu, huhuhu). Aku hidup seperti ini, sering mengeluh akan keadaan dan tidak mau bersyukur, melihat orang yang keadaannya diatas ekonomi keluarga aku, sering tersirat “dunia ini tak adil” fikirku. Masa mereka yang korupsi, selalu berbuat kejahatan dan tidak luput dari dosa serta sang pemuja kejahatan terus2an diberi nikmat duniawi, sedangkan kami para umat yang berada pada jalan yang lurus dan yang hidup menujngjung tinggi asas keadilan dan norma2 hukum yang berlaku ditatanan masyarakat (gile udah kaya demonsstran aja ngmongnya), yah aku rasa aku yang hidup dengan mengharapkan petikan buah dari kejujuran yang selalu aku lakukan, akan mendapatkan setidaknya sedikit dari banyak kemewahan dalam hidup, mendapatkan kelayakan dalam hidup, enggak seperti ini, makan laler aja berebut ama adik2 aku, hehehe. Dunia ini tak adil kawan, kadang katanya sekarang itu yang berkuasa adalah yang berduit, yang memiliki duit banyak, karena segala sesuatu di dunia ini semuanya bisa dibeli dengan duit, bahkan hukum sekalipun (katanya, tapi kagak tau dink bener kagaknya mah), fikirku “ah enggak semua bisa dibeli dengan uang kok, siapa coba yang sanggup beli udara yang ada diseluruh bumi ini???? Orang terkaya juga keknya mikir 9000x muter2 ampe jungkir balik terjun ke jurang buat beli tuh yang namanya udara”. Oke friends, aku kagak habis fikir kenapa yah kita itu ato lebih spesifiknya aku sering ngerasa kagak adil sama yang namanya hidup ini, entah kenapa mungkin karena apa yang kita mau belum terpuaskan, dan terkadang aku ngerasa iri dengan mereka yang mempunyai harta berlimpah namun perjuangan mereka tidak sepadan dengan aku (keluargaku) dan mereka semakin kaya, apanya yang adil coba?????? (menjerit menagis histeris). Aku rasa memang benar di dunia ini berlaku hukum “yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin”, terus kalo yang miskin udah makin miskin mau gimana coba??????
Terlepas dari keegoisanku dengan pola fikir barusan, yang memandang bahwa dunia itu kagak adil karena aku tidak merasakan kemewahan dan ketenaran (heheheh,,). Meninjau dari sudut pandang lain (ciyee bahasanya), kita ambil saja sorot kacamata bapa yang masuk orang pinggiran tadi (bukan kacamatanya disorot, tapi kita lihat dari sudut pandang bapak itu, bukan sudut rumah bukan, tapi andaikan kita merasakan menjadi bapa2 itu, gituloh. Heheh). Mereka terkadang untuk mencari sesuap nasipun amat sangatlah susah sekali, dengan segenap tenaga ia relakan raga untuk membiayai keluarga meski harus turun kedalam jeruji2 sampah, coba bayangkan mereka, ingin idup aja udah susah kayak gitu, apalagi mereka pengen ini itu, pengen mobil, motor, rumah apartemen, kapal, kereta api haaalaahhh.. kadangkala kita itu terlalu egois kawan untuk mengeluh karena keadaan kita, masih banyak “mereka” yang dalam hidupnya hanya menghabiskan waktu untuk dicaci, dimaki, dihina demi mempertahankan kehidupannya. Kita itu terlalu terlena menikmati keadaan yang kita dapat, dan kita itu terlalu manja untuk mengarungi arus kehidupan yang begitu keras seperti yang mereka alami, lihatlah mereka dengan gagah dan tanpa putus asa mengarungi arus kehidupan yang begitu keras bahkan jauh lebih keras lagi daripada arus kehidupan yang kita arungi, dan sedangkan kita???? Hanya bisa mengeluh dan merengek setelah kita mendapatkan apa yang kita mau dan kita merasa kurang karena kita melihat “yang lebih” dari kita. Seharusnya kita bersyukur bisa hidup seperti ini, bisa makan, sekolah, dan maen game atau sebagainya, bukannya malah merengek, mungkin kata2 ku bisa sedikit membantu menyadarkan kita, bahwa “mengeluh itu hanya akan menambah suasana menjadi makin keruh, lain halnya ketika kita bersyukur, kita seakan diberikan nikmat yang tiada tara ketika kita hembuskan nafas dalam hidup kita dengan disertai penuh rasa syukur (ikhlas)”.
Well, itulah sekelumit masalah duniawi yang mungkin bisa dianggap remeh namun itu kian kerap kali menjadi persoalan yang timbul dalam kehidupan kita dan ujung2nya membuat kita haus akan masalah keduniawian. Oke friends, sebernernya masih ada sedikit yang mengganjal dihatiku, entah ini ada atau enggak jawaban yang mutlaknya, namun sering tersirat dalam benakku “jika kita merasa tidak cukup adil pada kehidupan kita, apabila kita bandingkan dengan mereka yang berada “diatas kita”. Nah dan kita juga merasa hidup itu tidak adil pada mereka, jika kita bandingkan kehidupan kita pada mereka yang ada “dibawah kita”.. lalu dimanakan sebenarnya letak titik tolak ukur keadilan itu berada ???????”
Sekian curahan hati yang kagak masuk akal kali ini, oke selamat valentine yupp bagi yang merayakannya, dan bagi yang kagak???? Yaaaaaaahh derita loe, hahah.. met makan coklat aja deehhh yah .. J
Joy,,

0 komentar:

Posting Komentar

 
;