Selasa, 24 April 2012

‘Mahasiswa’ Hanyalah Status Semata


Senin, 23 April 2012
Hari ini yup, senin.. harusnya sih menjadi hari dimana kita mengawali segala sesuatu, yahh tak heran karena hari senin itu identik dengan hari pertama, atau hari awal. Tapi entah kenapa aku meresa herean kepada mahasiswa (yah kurang lebih seperti itu orang lain menyebutnya), yang namanya mahasiswa itu ialah suatu kaum intelek, mereka yang berpendidikan tinggi dan memiliki kualitas tinggi pula, kira-kira seperti itulah persepsi yang sudah tertenam pada masyarakat. Namun beda halnya ketika aku menghadapi realita yang ada disekitar kehidupan aku, seperti apakah itu??? Well, kita liat yupp .

Pada pertemuan minggu kemarin dengan dosen, yupp tepatnya saat setelah perkuliahan selesai ada beberapa orang dosen yang mengumumkan bahwa pada hari kamis sampai jumat depan perkuliahan akan sedikit terganggu karena pada hari tersebut akan diadakan Sidang Skripsi bagi kakak2 tingkat aku atau lebih tepatnya kita (geografi). Yahhh sorak sorai riang gembirapun muncul seketika setelah mendengar berita tersebut, tidak dapat dipungkiri, bukan hanya temen2 namun aku juga merasakan hal yang sama dengan yang temen2 rasain, namun kegembiraanku hanya sesaat dan sampai disitu, dan tidak berkepanjangan, karena setelah difikir2 aku disekolahkan jauh2 (ah tapi enggak jauh juga dink, Cuma beberapa puluh kilo) fikirku. Oke, tidak terasa hari-haripun berlalu dengan sangat cepat.
Beberapa hari kemudian …
Tepat pada hari minggu malam, atau sering kita sebut dengan malam senin, ketika aku sedang asyik bermain game tiba2 ponselku berbunyi dan ketika aku lihat, ada sebuah pesan singkat dari sebuah nomor yang tidak diketahui identitasnya dan tidak menyebutkan atau memperkenalkan dirinya terlebih dahulu, pesan singkat tersebut berisi suatu pernyataan balasan dari dosen yang bersangkutan yang kemudian di forward sama aku isi pernyataan tersebut menunjukan bahwa besok dosen itu tetep masuk. Aku sedikit shock ketika melihat sms tersebut, bukan karena tulisan sms itu jelek (perasaan kalo tulisan sms itu sama aja kaya gitu2 aja) tapi karena aku enggak habis fikir sama mahasiswa yang nanyain pertanyaan bodoh itu kepada dosen, “pak/ bu besok masuk enggak??” begitulah kurang lebih mungkin pertanyaan yang ia ajukan kepada dosen. Fikirku, kenapa mesti nanya gitu toh kita kan kesini niat belajar, dan kalo misalnya ada acara dikampus mau itu wisuda atau sidang skipsi sekalipun masa bodo amat, toh yang ngejalanin mereka kan, apa kalo mereka pada sidang kita juga kudu wajib ikut nontonin yang sidang, jadi kagak kuliah gitu.. ato kalo ada yang sidang tiba2 kampus ditutup dan ditulisi ”Maaf Untuk Sementara Kampus ditutup Karena Dipergunakan Untuk Sidang Skripsi”, enggak gitu kan?? Kita fine2 aja gada yang ngehalangin kegiatan buat belajar, kalopun dosen yang bersangkutan itu menjadi penguji sidang toh kita bisa belajar mandiri di perpus (kasian perpus UNSIL udah sarang laba2nya saking jarang dijenguk), kembali lagi title “Mahasiswa” itu kalian dapatkan sebenarnya untuk apa??? Apa hanya title semata??? Belum juga aku selesai menggerutu tentang isi sms itu sambil teriak2 di WC, enggak lama kemudian ponselku berbunyi kembali, yang tidak lain karena ada sms masuk dan sms tersebut dari nomor yang sama  kali ini isi pesan singkatnya berisi “besok, bapak/ ibu “anu” (namanya disamarkan bukan karena jelek ato enggak layak pakai tapi demi privasi bersama) masuk seperti biasa (untuk dosen yang berbeda dan juga mata kuliah yang berbeda pula). GILAK INI ANAK !!!!!!! maunya apa sih, tiap dosen ditanyain pertanyaan gitu, apa emang ni anak udah digajih buat nanya “pa besok masuk ga??”, “bu, besok masuk ga?” menurut aku itu merupakan suatu tindakan yang mencerminkan kalo orang itu gada kerjaan bangett..
Selaku mahasiswa yang emang bener2 niat mau nuntut ilmu dan buka karena “faktor x” kayanya enggak perlu deh nanyain yang kaya gituan, udah aja kita ke kampus sedatengnya toh kalopun beliau enggak kan masuk pasti kan ada pemberitahuan kepada mahasiswanya, dan kalo ada alesan “kan tanggung lagi kampung halaman, mastiin aja kalo emang dosennya kagak masuk kan bisa lebih lama dikampung halaman”, kayanya kalo kuliah Cuma buat ngejar mudik ato diem dikampung halaman, lebih baik diem aja dirumah, toh enak kan tiap hari dikampung halaman, kagak ada acara kudu keluar kota dengan alesan “kuliah”. Ato mungkin persepsi lain yang menyatakan “emang kamu kagak kangen sama orang tua kamu??? Dasar anak gatau diri!!!” tunggu dulu tunggu dulu .. yang kagak tau diri itu siapa toh?? Aku disini diperantauan ini, ditempat asing yang entah mungkin gakan pernah aku kunjungi kalo bukan karena kuliah, ini udah jadi ikhtiar aku sebagai tanda terimakasih sama orang tua aku, berterima kasih atas apa yang telah mereka korbankan demi menyekolahkan aku. Aku tau dan aku juga sadar diri banget kalo ini itu gak cukup bahkan setelah aku sukses kelak pun itu belum cukup meski itu hanya sekedar untuk ucapan terimakasih kepada orang tua, apalagi ingin balas budi, rasanya hal yang mustahil… dengan menuntut ilmu, dengan bersungguh2 sebagai mahasiswa, itulah caraku saat ini untuk bisa membuat orang tua ku bangga. Jangan sangka dengan kalian mudik setiap saat itu bisa membuat orang tua kalian senang, emang mungkin mereka senang dengan kedatangan kalian dan bisa membuat rasa kangen itu terobati, tapi disisi lain dalam hati mereka menangis, mereka bingung dengan keadaan kita, yah sikap kita yang seolah enggak betah menetap diperantauan, mereka menyangka kita itu punya masalah yang tidak bisa terselesaikan yang akibatnya mereka lebih menginginkan kalian sering pulang ato mudik karena mereka fikir bahwa dirumah itu lebih aman dan lebih terkontrol. Itu seprtinya memang hal spele, tapi berefek fatal !!!! mungkin sekarang tidak begitu terlihat dan tidak disadari, tapi sesungguhnya banyak hal negative yang tertanam ketika kita sering pulang kampung, hidup kita lebih  bergantung kepada orang tua, tidak mandiri,  terbiasa mengeluh, tidak bisa bersosialisasi dengan dunia baru dan masih banyak lagi. Sampai kapan kalian mau bergantung kepada orang tua????? Memang, kalau tidak kepada orang tua, kepada siapa lagi kita akan meminta tolong, tapi sampai kapan????? Sekarang mereka memang masih mampu menampung hidup kita, nah esok lusa kita tidak akan pernah tau sekiranya apa yang akan menimpa kita, keluarga kita, jangankan esok, satu detik kedepanpun kita tidak bisa mendeskripsikannya. Banyak kejadian tidak terduga yang akan kita alami demi peningkatan kualitas diri kita dalam hidup ini.
Aku rasa, tugas kita sekarang sebagai mahasiswa itu ialah menuntut ilmu, dan ingat! Menuntut ilmu itu tidak hanya pada bidang formal seperti perkuliahan dikampus aja, bersosialisasi, cara kita mempertahankan hidup ketika jauh dar iorang tua, cara kita menyelesaikan suatu masalah di perantauan yang tidak mungkin mengandalkan orang tua sebagai jalan keluarnya, nah disitu juda kita bisa menuntut ilmu. “Sebenarnya disetiap hela narfas yang kita hembuskan dari pertama kita dilahirkan di bumi sampai detik ini yang sedang kita alami, telah banyak ilmu yang kita tuntut, hanya saja terkadang kita lengah dan tidak menyadarinya……..”

0 komentar:

Posting Komentar

 
;