Senin, 30 April
2012
Hari ini, hari yang sangat penuh akan perjuangan, yupp gimana enggak
pertama aku bangun disenja buta di rumahku sengaja prepare karena hari ini aku
akan melakukan perjalanan menuju Tasikmalaya, yaaa buat nuntut ilmu tentunya.
Setelah pukul 06.00, yupp tepatnya udah prepare ini itu, pamitan sama Ortu dan
tentunya gak lupa cipika-cipiki, #eaaaaaaa. Hahah. And than I go to the
Tasikmalaya, diperjalanan gak ada yang aneh2 sih, Cuma yaa seperti
biasa setelah sampai di kostan aku langsung sakit tenggorokan (loh), maksudnya
sakit pinggang, yaaa malum lah dijalan enggak ada yang ngegantiin nyetir ci
item, hihih.. dan perjalanan drama yang tragispun baru akan dimulai, lets go to
our main topic..
Setelah sampai di kostan aku langsung persiapan buat kuliah, yupp
meskipun lelah melanda tapi aku mesti semangat buat nuntut ilmu, karena ini
udah jadi kewajibanku sebagai seorang mahasiswa. Aku datang dengan semangatnya
mendatangi ruangan tempat perkuliahan, aku sangat bersemangat sekali karena
mata kuliah ini merupakan salah satu mata kuliah yang aku sukai, cause of yang
ngajarnya itu asikk, enggak ngebetein dan pokoknya asik aja buat diajak
bercanda dan serius, hihi. Andai semua tenaga pendidik seperti itu, but yah
setiap orang kan memiliki karakter yang berbeda tentunya dengan kelebihan yang
dimilikinya, mungkin mereka juga mempunyai type masing2 tentang
bagaimana cara menyampaikan ilmu kepada para peserta didik. Well itu yang
terbaik mungkin. Oke back to our main topic yah, aku sangat bersemangat sekali
dank arena saking bersemangatnya aku hanya terlambat sedikit ketika masuk ke
kelas, yaaah pas aku masuk kelas 5menit kemudian kuliah beres deh, waw. Setelah
diselidiki ternyata eh ternyata ibu dosennya Cuma ngasih materi dan kisi2
buat UTS doang, ooh kirain aku yang keterlaluan telatnya, fikirku, hehehe. Dan
setelah membicarakan about kuliah, UTS dsb, entah gimana pertamanya aku lupa
secara tiba2 arah pembicaraan jadi menyinggung tentang masalah biaya
SKS (Sistem Kredit Smester) yupp dimana biaya itu harus dibayar sejumlah dengan
jumlah SKS yang dikontrak oleh mahasiswa yang bersangkutan. Kalo tahun
sebelumnya sih itu biaya SKS bisa dibayar sebelum UAS berlangsung, dengan
catetan mengadakan perjanjian dulu sama Ketua Prodi, tapi kali ini lain lagi
ceritannya. Seperti kata pepatah “lain
ladang lain ubinya, Lain Pemimpin Lain Pula Peraturannya” (eh, emang bener
ya gitu pepatahnya??). Well, apapun itu pokonya gitu aja lah, #maksa.
Keadaanku semakin penasaran ketika ada selentingan kata kalo biaya SKS itu kudu dibayar paling
telat tanggal 30 April (hari ini), WHAAATTTT????????
Aku terkejut seketika, jantungku langsung berhenti berdetak, otakku keluar
dari kepala dan aku berubah jadi MONSTER HULA-HULA (halah enggak lah, lebay
bangett), aku sangat terkejut ketika mendengar penryataan beliau kalau SKS itu
kudu dibayar paling telat hari ini juga, kalo enggak kagak bakal diikutin UTS,
alias gabisa ikutan UTS, yang parahnya lagi katanya kalo kagak dibayar hari ini juga kita dianggap “CUTI”. Karena penasaran yang
bertubi-tubi aku dengan bergegas menannyakan perihal tersebaut langsung kepada
Jurusan, dan memang benar adanya ternyata biaya SKS itu harus dibayar dengan
deadline hari ini juga, loh fikirku kenpa enggak ada himbauan terlebih dahulu
about ini, tapi katanya himbauan telah dipaparkan di MADING dari seminggu yang
lalu, namun entah mungkin aku yang kurang jeli atau ada oknum yang
menyembunyikan himbauan tersebut, hari ini aku lihat mading himbauan itu tak
kunjung kujumpai. Huallohualam bisshowaf. Aku langsung shock mendengar
pernyataan itu, so gimana enggak aku kan enggak bawa uang sejumlah yang harus
dibayarkan buat tuh biaya SKS, nah kalo udah gini gak ada lagi cara lain selain
#purapuramati. Aku sangat memohon ketika berada di jurusan dengan mata
berlinang dan memasang tampang ala kambing yang mau disembelih berharap
mendapatkan keringanan atau toleransi mengenai biaya SKS tersebut, namun apa
daya tinggiku tak sampai eh maksudnya apa daya tangan tak sampai, “kami juga merasa prihatin kepada mahasiswa
yang belum bisa melunasi biaya tersebut, bukan kamu saja namun banyak mahsiswa
lain yang complain mengenai deadline pembayaran biaya SKS tersebut, dan sampai
sekarang masih puluhan mahasiswa di jurusan ini yang belum membayar uang SKS.
Jurusanpun sebenarnya ingin sekali member ikan toleransi serta pertolongan
kepada mahasiswa, namun apa daya peraturan ini turun dari pihak Universitas dan
tidak bisa diganggu gugat. Jurusan lainpun banyak yang mengajukan complain
namun pihak Universitas menolaknya.” Ujar salah seorang yang sedang berada
di jurusan, “kami pun pusing dan
kelabakan menangani masalah ini” tambahnya lagi. Segala daya upaya telah ku
lakukan, beragam juruspun telah ku keluarkan, namun hasil yang aku dapatkan
tetap nihil. Yahh apa boleh buat, kali ini aku harus mengusahakan sejumlah uang
tersebut untuk membayar biaya SKS tersebut.
Sebenernya hatiku udah putus asa sih, kemana lagi aku harus meminjam
uang yang tidak sedikit jumlahnya itu, aku hubungi saudara2ku, mereka
tidak bisa membantu dikarenakan terlalu dadakan, aku coba hubungi orangtuaku
meskipun aku merasa khawatir kepada mereka karena untuk mentransfer uang harus menempuh
jarak yang cukup jauh dari rumah, heeemmh, aku bingung harus berbuat apa dan
akrhirnya aku menghubungi orangtuaku, aku menceritakan bagaimana keadaan yang
sedang terjadi dan merekapun dengan bergegas mencari sejumlah uang yang aku
butuhkan, entah kapan beliau bisa mentransfer, aku harap2 cemas
menuggu berita, aku sadar bahwa tidaklah mudah mencari uang itu, apalagi dengan
jumlah yang cukup besar nominalnya, dalam hati aku berkata “ayah, ibu, maafkan aku, kali ini aku mungkin hanya bisa membuat kalian
susah, hanya bisa menambah derita kalian, dan hanya bisa membuat kalian marah
dengan apa yang telah aku perbuat. Namun, kelak aku berjanji ayah, ibu, aku
pasti tidak akan membuat pengorbananmu itu sia2 dan akan kubuktikan
bahwa hasil didikanmu ini pasti akan membuatmu bangga dan berlinang air mata
kebahagiaan!!!!!!!”. Setelah aku berusaha kesana kemari nyari duit pijeman
dengan gadein harga diri (hett nggak dink, boong), serta minta2 di
tengah jalan layaknya yang minta sumbangan buat mesjid (hadjuh tambah ngaco),
akhirnya ada temen aku yang mau minjemin uangnya, duuhh hatiku tertolong banget
dan lega rasanya, sebenernya sih uang itu mau dipake, kagak enak juga dipinjem
dulu jadi ngerasa salah, heuehue. Dan setelah aku mendapatkan uang tersebut aku
bergegas menuju ke bank, namun lagi2 ketimpa sial yang bertubi
(#bensin mana bensin mana, koreknya mana, mana, mana??????) bank yang
bersangkutan ternyata sedang istirahat dan akan buka 2jam lagi,
GILAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!! Dan aku putuskan untuk pergi ke mesjid untuk
refreshing dan menghilangkan penat (loh, bukannya mesjid itu tempatnya ibadah).
oohh iya kenaasan aku itu enggak aku alamin sendiri, kebetulan aku ditemani
temen aku yang sama sialnya, wkakkakwkakkwkak (ketawa setan), malangnya nasibmu
nak! (aku juga).
Setelah selesai melakukan hal dimaksud, aku dan temenku langsung pergi
menuju bank yang dimaksud, karena pada saat itu jam udah nunjukin pukul 13.30
WIB, its amazing.. dan ternyata aku harus lama menunggu selama kurang lebih
setengah jam, dan bank pun akhirnya dibuka, kamipun segera mengantri, kesialan
ternyata belum juga berakhir karena disini aku harus menunggu antrian kurang
lebih sekitar 1jam, GILA SATU JAM BERDIRI DENGAN MEMBAWA TAS BERISI LAPTOP
DENGAN BEBAN CUKUP BERAT. Wow, kayanka ni punduk bakal bengkak2
hufpt.. apalagi tadi pagi aku kan udah nempuh perjalanan jauh, wow … satu lagi
aku rela mengantri berjam-jam dan menghabiskan waktu untuk mencari uang serta
mengorbankan jam kuliah hanya untuk membayar SKS ini, yah MENGORBANKAN
PERKULIAHAN AGAR TIDAK DI ANGGAP CUTI. Disini aku hanya diberi pilihan “ANTARA
BOLOS KULIAH ATAU DIANGGAP CUTI!.”
Setelah aku mengorbankan waktu yang begitu menyita, dan menghabiskan
seluruh stamina tubuhku akhirnya tibalah antrianku untuk membayar, dan akhirnya
pederitaan di NERAKA pun telah usai.. kau pulang ke kostan dan tidur nyeyak,
zzZzzZZzzz..
Oke, aku gak abis fikir yah, kenapa bisa terjadi peraturan seperti itu
yang bisa membuat mahasiswa depresi mungkin, karena kita tau tentunya keadaan
ekonomi orang itu berbeda-beda, kalo aku masih beruntung karena bisa berusaha
dan orangtuaku masih bisa mengusahakan, tapi bagaimana dengan mereka yang
kurang mampu?! Aku kurang mengerti, rasanya semenjak Pemimpin Kampus ini
(Rektor) diganti, (kebetulan beliau tokoh Ekonomi dari Fakultas Ekonomi)
peraturan di Kampus ini semakin ketat rasanya, terutama mengenai administrasi
perkuliahan. Dari pertama Biaya Tetap (BT) yang tadinya bisa dicicil
sampaisebelum UTS, sekarang harus dibayar total sebelum validasi (kontrak SKS),
pengalamanaku barusan, biaya boks SKS yang tadinya paling lambat bisa dibayar
sebelum UAS, sekarang harus dibayar sebelum UTS tepatnya pada tanggal 30 April,
dan ketika kau melihat brosur Universitas yang baru, ternyata untuk mahasiswa
baru BT atau biaya tetap naik sebesar 50%, lain dari tahun kemarin yang hanya
naik 10% pertahunnya, disisi lain fasilitas yang kami rasakan itu tidak berubah
sama sekali, baik itu perkembangan atau upgrading (perbaikan), yah hanya
penekanan biaya yang kami rasakan saat ini, mungkin belum saatnya tiba atau
memang saat yang ditunggu itu memang tak ada.. sungguh ironis sekali, entah itu
karena mungkin pemimpinnya berbasic “Ekonomi” entah mungkin itu hanya kebetulan
semata, yaaahhh hanya ‘mereka’ yang tau…
Aku bingung, sepertinya sekarang
itu dunia pendidikan lebih banyak dipakai untuk menggalakan keuntungan
ketimbang mencetak para peserta didik yang berkualitas…..
Argumen Bocah
Ingusan yang sedang Mencari Jati Diri, Joy…
1 komentar:
anceeeees meeen derita gue di semester 6 ini :D
wakswaks ....
Posting Komentar