Senin, 23 Juli 2012

yang di“TIRI”kan..


Rabu, 11 Juli 2012

Well, berjumpa kembali dengan aku, yupp siapa lagi kalau bukan penulis yang nulisnya itu musiman alias kalo lagi mood nulis dan kalau dateng malesnya itu loooh ampuuunnn jangankan nulis, buat bangun dari tempat tidur aja susahnya kaya pengen ngeliat telinga sendiri tanpa kaca, ckckck. Uda beberapa pekan, (weiiss gaya, pekan) aku enggak nulis lagi baik itu karangang bebas atau mungkin juga rangkuman catetan kuliah, karena aku masih jengkel terhadap pengaturan blognya yang aku sendiri enggak tau mesti gimana nga’kalinnya (malum lah masih amatir, kenal blog aja baru kemaren sore) so dengan alesan itulah kenapa aku jadi males banget buat kembali nge-post curhatan aku di blog itu, but sekarang aku kembali semangat karena aku punya keyakinan yang jadi prinsip aku dan pegangan hidup aku bahwa “Tak Ada yang Tak Mungkin di Dunia Ini Untuk Orang yang Selalu Berusaha”, dengan berazaskan itulah aku bisa kembali semagat buat melanjutkan kerjaan pengangguran aku yaitu “free writing” alias curhat ke diary atau lebih pentesnya mungkin “ngumbar” masalah pribadi ke publik, hihihi, what the meaning of “ngumbar??” yaahh itu semacam kata adopsi yang aku dapat dari bahasa keseharian aku, ngumbar itu identiknya dengan “mempublikasikan”, gitu ceritanya para sahabat, temen2 kaum pembaca yang budiman …. Yahh meski pada akhirnya aku harus berhadapan kembali dengan pengaturan blog yang super nyebelin itu, ga papa deh aku akan menghadapinya dengan bijak ko (#korek mana, korek mana?? Bensinnya sekalian mana, mana, mana, mana?!!!!)…
Kebetulan terhitung dari tanggal 6 Juli tepatnya pada hari jumat aku mendapatkan free day atau hari bebas setelah UAS, yaahh kurang lebih seminggu lah menjelang KKN berlangsung (kalo adik tingkat aku sih pada libur full 3bulan, hahah. Mamam tuh libur! Akaran-akaran tuh otak, tau2 pas ntar masuk kuliah lupa lagi lokasi kampusnya dimana). Wkatu seminggu mungkin akan aku habiskan untuk leha2 dan bersantai nan ria, yahh karena mau bagaimana lagi karena job mungkin belum saatnya punya dan juga kegiatan lain udah ada yang pada ngerjain, ditambah lagi keadaan udara di Kampung Halaman tercinta yang sangat dingin, membuat aku jadi rajin untuk bersembunyi dibawah selimut, hiiiiyyy.. sikap inilah yang membuat aku terlihat bermalas-malasan dan berleha-leha, sehingga kesan yang didapati oleh orang tuaku about aku itu yaaa aku orangnya pemalas, hem hem.. mungkin ini juga alasan kenapa terkadang aku merasa ditirikan, hupft.. ini berlangsung dari saat aku menginjak bangku Sekolah Dasar . . . .

Sebelumnya aku enggak sadar kalau aku ini emang sedikit ditirikan oleh kedua orang tua aku . . .  masa kecilku adalah masa yang sangat bahagia, masa yang penuh akan kasih sayang orang tua, apapun yang aku mau mereka belikan, apapun yang aku inginkan mereka penuhi demi kebahagiaanku, demi melihat aku bahagia dan aku tersenyum penuh akan kesenangan.. samapai saat itu tiba, pada saat aku menginjak usia balita, kedua orang tua aku dikaruniai kembali seorang putri, dan itu juga anugerah bagi aku karena aku mempunyai seorang adik, yahh adik yang lucu adik yang bhakan akupun tidak mengetahuinya kalau dia itu akan merenggut perhatian dan kasih sayang orang tua ku terhadap aku.. mulanya aku memaklumi itu terjadi, setelah kelahiran adik ku, perhatian orang tua ku selalu tertuju kepada adik ku itu, sebut saja ia dengan sebutan “mawar”. Tidak sedikitpun aku curiga ketika mereka begitu penuh perhatian kepada mawar, karena dulu ketika aku sebesar mawar, aku juga merasakan hal yang sama, bahkan mungkin aku lebih dimanja dan diperhatikan (katanya sih, aku juga gak inget tuh), fikirku itu udah merupakan hal yang lazim ketika orang tua memnajakan anak yang baru dilahrikannya. Namun keadaan itu tak kunjung berubah sampai mawar tumbuh menjadi balita dan orang tua ku dikaruniai kembali seorang anak laki-laki, sebut saja ia joni. Hatiku semakin cemas, aku merasa kehilangan perhatian orang tua ku, perhatian mereka seakan selalu tertuju kepada mawar, tidak kepadaku tidak juga kepada Joni adik laki-laki ku.. berbagai cara telah aku lakukan untuk mendapatkan perhatiannya kembali, dari mulai aku melawan perkataan mereka, sampai aku berani keluar rumah tanpa sepengetahuan mereka (untuk anak usia SD itu sangat tidak diharapkan oleh kedua orang tuanya bukan?!), bahkan aku rela mengorbankan tubuhku ini sehingga menjadi hancur dan tidak berbentuk untuk mengembalikan perhatian mereka kepadaku, namun apa yang aku dapat?! Hasil jerih payah yang aku lakukan tak berbuah sedikitpun, badan yang tadinya gemuk gemulai habis termakan pengorbanan menjadi tubuh yang kecil kering kerontang, kulit seputih mutiara sehalus sutra kini telah terkikis oleh terik sinar mentari menjadi kulit gersang tak terawat, gigi seputih salju tersayat habis menjadi tak beraturan dan tak menentu.. namun.. itu tak bisa membuat perhatian mereka kembali kepadaku, justru mereka semakin benci, mereka semakin tidak menyukaiku seakan aku itu ialah seonggok batu temuan dari tumpukan pasir yang tak ada harganya sama sekali, itulah fikirku, aku menahan sakit di dada ini, dengan beruraiakan rintikan air mata penuh pilu.. sesekali mungkin aku mendapatkan perhatian mereka namun itu harus aku tempuh dengan cara menyiksa diriku, memasukan tubuh ini ke ruang UGD RSUD, dengan lengan penuh infus dan hidung penuh akan alat bantu pernafasan, saat itulah aku merasakan perhatian itu kembali kepadaku, namun setelah aku kembali sehat, perhatian itu pun lenyap seketika tak membekas, aku semakin bingung.. rasanya aku lebih memilih dirawat seumur hidup diUGD kalau memang itu jalan satu2nya untuk mengembalikan perhatian mereka kepadaku.. berulag kali aku keluar masuk UGD demi mendapatkan perhatian mereka, namun hanya hal yang sama aku dapatkan, ketika aku sembuh, mereka kembali tidak begitu meperhatikanku .. “SEBENCI ITUKAH ENGKAU KEPADAKU WAHAI AYAHANDAKU DAN BUNDAKU?????” hingga tak sedikitpun engaku perdulikan perasaan ananda, batin yang tertusuk ini seakan dibiarkan terinfeksi dan membusuk.. aku pasrah akan keadaan ini YA ALLAH.. aku bingung harus berbuat apalagi jika ingin mengembalikan perhatian mereka kepadaku…
Hari-hari ku aku lalaui dengan penuh pilu, dengan penuh keputus-asaan, dengan penuh pengharapan bahwa perhatian orangtuaku akan kembali kepadaku, namun itu sama sekali Nihil.. hidupku saat itu dirundung pilu, kelabu, dipenuhi rasa takut serta rasa Minder, tidak percaya diri. Sering Tersirat dalam benakku “apakah mungkin aku ini anak pungut????” bayangan itu selalu muncul dalam diri ini, terlebih lagi ketika aku mendapat hentakan suara2 lantang yang terlontar dari mulut ayahanda, berikut dengan nada bicara yang sangat keras, yang membuat sekujur tubuhku ini menggetar dan membuat aku SHOCK seketika, fikirku dalam benak “mungkin iya, aku ini hanyalah anak yang dipungut, aku tak layak dapatkan kasih sayangmu wahai ayahanda dan bundaku”. Berbagai hentakan dari ayahanda membuatku semakin tidak ada motivasi untuk meneruskan hidup, membuat aku semakin tidak berguna, membuat aku berfikir “mungkin matiku lebih berarti untuk kehidupan kalian”, berbait-bait kalimat keputus-asaan ku selalu melintas dalam benakku, aku semakin tidak minat untuk melanjutkan sekolah, bahkan saat menginjak bangku SMA tidak ada sedikitpun niat dari hatiku untuk belajar, sungguh malang nasibku ini.. belum lagi ditambah dengan kebutuhan sekolah yang selalu dibedakan, mawar adikku itu fasilitas kebutuhan sekolahnya sangat sekali memadai sekali, dimulai dari perlengkapan sekolah, buku yang menunjang pembelajaran, alat pembelajaran sampai hal yang paling terkecilpun seperti sarapan, ia dapatkan .. sementara aku, jangankan untuk mendapatkan fasilitas selengkap itu, untuk mendapatkan sarapanpun aku selalu susah dan selalu dibentak terlebih dahulu, setelah itu barulah aku bisa mendapatkannya, itu juga harus aku yang membeli sendiri dan hanya untuk aku sendiri, karena adik2ku telah dibelikannya tadi pagi, aku pun berkata kembali dalam hati “apakah aku se-HINA ini dimata kalian??”, sampai2 kalian enggan dan merasa rugi ketika hendak memberiku sarapan… memang biaya Sekolah dan Jajan serta Makan sehari-hariku selalu mencukupi dan itu tidak lain berasal dari engkau wahai kedua orang tuaku, “NAMUN, YANG AKU BUTUHKAN SAAT INI BUKANLAH SEBONGKAH MATERI SEMATA, MELAINKAN KASIH SAYANG YANG TULUS DARI KALIAN WAHAI AYAHANDAKU, BUNDAKU… TAK SADARKAH KALIAN BAHWA ANANDA, ANAKMU INI, MENJERIT KESAKITAN DIDALAM SINI, DIDALAM BATIN INI…!!!!!!”
Tidak terasa 3 tahun masa SMA aku lewati dengan keadaan yang tak kunjung berubah, namun mungkin karena terlalu sering diperlakukan seperti ini, aku menjadi terbiasa dan telah kebal menghadapi keadaan tragis ini. Kini saatnya aku melanjutkan hidupku (pendidikan) ke jenjang Perguruan Tinggi…..
Disinilah aku mulai tersadar bahwa sesungguhnya sikap orangtua yang seperti itu terhadapku dilandaskan dengan rasa sayang yang amat mendalam..
Berawal dari keinginanku masuk ke Jurusan PSIKOLOGI, namun orangtuaku seakan sangat tidak setuju dengan jurusan yang akan aku tempuh, memang mereka tidak berbicara namun mereka seakan tidak mendukung dengan keputusan aku itu, mereka malah menyarankan untuk masuk ke jurusan yang sudah jelas arah tujuannya mau kemana, kebetulan jurusan yang sedang populer pada saat itu adalah keguruan. Well masuklah aku kedalamnya dengan penuh bimbang, awalnya aku ingin masuk ke salah satu perguruan tinggi ternama di salah satu kota ternama YOGYAKARTA orang2 menyebutnya, namun sayangnya mungkin memang belum jodoh dan belum saatnya, beberapa kali aku melakukan test namun hanya kegagalan lah yang aku temui. Orang bilang “kegagalan itu adalah keberhasilah yang tertunda”, namun menurut aku “kegagalan itu adalah jalan menuju kesuksesan!”, yaahh itulah ideologi aku.. hingga akhirnya aku masuk ke salah satu perguruan tinggi swasta di kota tasikmalaya, jika sebelumnya aku masuk dengan susah payah, namun seperti kata pepatah “lain ladang lain lagi umbinya” (ngasal) lain perguruan tinggi lain pula tingkat kesulitan masuk ke dalamnya. Diperguruan Tinggi yang satu ini aku berhasil masuk dengan mudah, bukan hanya mudah bahkan masuk dengan tanpa testing sama sekali, wow its amazing, konon katanya nilai rapo aku dismester kedua terakhir cukup menunjang, ckckck. Memang selalu ada jalan bagi oeang yang mau berusaha.
Hari-hari aku lewati dengan suka cita, yupp enggak ada kata sakit batin lagi karena saat akan menempuh kehidupan baru di kota santri ini, aku telah sedikit membekali diriku dengan pengetahuan psikologi, so aku ngerti mesti gimana ngadepin hidup ini, bukan hanya untuk diri aku sendiri aja, buat orang lain juga, itu kenapa aku pengen banget menjadi SEORANG KONSELOR, karena dengan menjadi seorang konselor aku bisa membuat orang lain bahagia, yah meski mungkin aku enggak nyelesain sepenuhnya masalah mereka, setidaknya aku bisa membuat beban mereka ringan dengan mendengarkan curhatan mereka, karena “KEBAHAGIAANKU ADALAH MELIHAT KALIAN BAHAGIA, KAWAN….” Semakin hari aku menuntu ilmu semakin banyak ilmu yang aku dapati baik itu dari literatur maupun dari pengalaman hidup, namun bukan ilmu Geografi (kebetulan jurusan yang saat ini aku ambil di Perguruan Tinggi) namun ilmu PSIKOLOGI lah yang justru aku dalami, dengan berlandaskan karena di”TIRI”kan di keluarga, motivasi aku sangatlah kuat untuk mendalami ilmu kejiwaan tersebut..
Semakin lama aku mendalami ilmu tersebut, maka aku semakin faham dan semakin mengerti akan kondisi dan posisiku sekarang di keluarga (disamping aku bisa mengetahui kondisi orang lain pula). TENYATA!!! Yang selama ini aku rasakan dan yang selama ini aku alami, baik itu tindakan atau pemberian yang berasal dari keluargaku itu adalah suatu Motivasi terselubung, yahh motivasi yang dilakukan secara tidak langsung oleh keluargaku terhadap aku agar aku bisa menjadi pribadi yang mandiri. Ketika sarapan, mereka sengaja tidak membelikanku dan memarahiku ketika aku meminta sarapan, itu karena mereka ingin aku terbangun lebih pagi lagi, tidak selalu kesiangan, hukuman yang mereka berikan memang sangat setimpal, siapa yang kesiangan ia yang tidak mendpat sarapan, sungguh cerdik sekali, aku bahkan tidak sadar dan baru menyadarinya sekarang2 ini. Fasilitas belajar seperti buku, peralatan tulis dan buku paket serta LKS sengaja tidak dibelikan untukku, karena orangtuaku ingin aku mandiri dalam menuntut ilmu, ingin aku tidak terlalu terpaku kepada buku sumber, ingin membuat wawasanku luas dan ingin menjadikan aku berbekal pengetahuan umum yang tidak sedikit, sungguh betapa mulia sekali niat mereka. Dan yang trakhir, mereka mengacuhkan aku ketika aku mendapati adik, itu bukan bukan berarti adikku telah merenggut perhatian orangtuaku terhadapku, namun orang tuaku menginginkan aku lebih mandiri dan lebih bisa mengurus diri sendiri, untuk bekal kelak kuliahku dan kelak setelah menempuh kehidupan baru-ku… sungguh memang muiah sekali didikanmu wahai orangtuaku, bahakan engkau telah mempersiapkan dan membekaliku untuk kehidupanku yang telah menunggu dengan pasti diujung jalan kesuksesan itu, yaahhh disana, diujung jalan sana …. Ananda sungguh tertegun malu ketika sadar akan didikanmu demi meningkatkan kualitas anak2mu, ananda sungguh merasa teramat bersalah ketika ananda mengerti makna yang tersirat dari setiap tingkah lakumu terhadap ananda, dari setiap tuturkata yang keluar dari mulutmu dan kemudian perlahan masuk ke telinga ananda, setiap arahan-arahan yang engkau lontarkan kepada ananda serta setiap sentakan-sentakan dan bentakan karena begitu sayangnya engkau terhadap ananda.. sekarang ananda mengerti …
Ananda akan berjuang lebih keras lagi, ananda akan berusaha sangat keras demi mencapai kesuksesan, demi mencapai apa yang ananda impikan, demi membuat ayanhanda dan ibunda bangga akan apa yang telah ananda capai, membuat ayahanda dan ibunda bangga akan hasil didikan ayahanda dan ibunda!!!!! Serta tak lupa ananda akan membuat orang-orang yang ananda sayang dan ananda cinta merasa bangga atas apa yang ananda dapat!!!!! Ananda berjanji!!!! Tunggulah wahai ayahandaku tercinta dan ibundaku tersayang, kelak setelah sampai pada waktunya ananda akan tunjukan pada semua bahwa hasil didikan terbaik itu bukanlah mereka yang berada pada kursi empuk atau mereka yang tengah bermain dengan tintanya di meja besar sana, NAMUN ANANDALAH YANG TELAH BERHASIL DIDIDIK DENGAN MEMPERTARUHKAN SEGENAP JIWA RAGA DAN NYAWA AYAHANDA DAN IBUNDA …. Terimakasih ayah, ibu, engkau telah memberikan semangat baru dalam hidup ananda, sebesar apapun kesuksesan kelak yang ananda raih, itu tidak ada apa-apanya dibandingkan pengorbanan yang telah ayah dan ibu lakukan demi ananda . . . . . . . .
Well …… itulah dati sekelumit cerita kasak kusuk aku yuppp, dari semenjak aku masih usia balita (ololeho) sampai sekarang aku sadar akan semuanya yang tersirat .. bagi sahabat temen2 kaum pembaca yang budiman, sebenarnya tidak ada orangtua yang men“TIRI”kan anaknya atau mungkin menganakemaskan, yang ada hanyalah mereka itu memberikan motivasi dalam bentuk berbeda kepada anak-anaknya, baik itu motivasi terselubung, baik berupa materi atau lain sebagainya, so para sahabat pembaca janganlah berkecil hati ketika kamu merasa terasingkan di keluarga, itu tanda mereka mempunyai rasa sayang yang lebih kepada sahabat, :* keep smile! J semoga bacaan ini bisa bermanfaat bagi para sahabat yahh, meskipun tidak yaaahh paling enggak bisa ngehiburr sahabat deeehh ..
Oke, sekian postingan kali ini, saya ijoy mohon pamit undur diri ..
Salam hangat, tetaplah semangat, senyumlah selalu dan sampai berjumpa kembali pada postingan berikutnya .. dadah …
J
Joy,,

4 komentar:

Randomtalkonly mengatakan...

nice post... setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda.. setiap anak itu unik dan masing -masing membutuhkan perlakuan yang unik juga... :)
kita punya interest yang sama.. psikologi.. terus belajar ya... ayo kita be;ajar bareng.. :)

Randomtalkonly mengatakan...

postingnya bagus...

Fajrin M. Ligor mengatakan...

hihihi, makasiihh ..
eh ada kritikan atau saran dan masukan barangkali??? :)

Fajrin M. Ligor mengatakan...

sippp, aku pengen belajar lagi lebih banyak tentang psikologi, hihihi ..
ayooo kita belajar bersama,, :D

Posting Komentar

 
;