Rabu, 11 Juli 2012
Well, berjumpa kembali dengan aku,
yupp siapa lagi kalau bukan penulis yang nulisnya itu musiman alias kalo lagi
mood nulis dan kalau dateng malesnya itu loooh ampuuunnn jangankan nulis, buat
bangun dari tempat tidur aja susahnya kaya pengen ngeliat telinga sendiri tanpa
kaca, ckckck. Uda beberapa pekan, (weiiss gaya, pekan) aku enggak nulis lagi
baik itu karangang bebas atau mungkin juga rangkuman catetan kuliah, karena aku
masih jengkel terhadap pengaturan blognya yang aku sendiri enggak tau mesti
gimana nga’kalinnya (malum lah masih amatir, kenal blog aja baru kemaren sore)
so dengan alesan itulah kenapa aku jadi males banget buat kembali nge-post
curhatan aku di blog itu, but sekarang aku kembali semangat karena aku punya
keyakinan yang jadi prinsip aku dan pegangan hidup aku bahwa “Tak Ada yang Tak Mungkin di Dunia Ini
Untuk Orang yang Selalu Berusaha”, dengan berazaskan itulah aku bisa
kembali semagat buat melanjutkan kerjaan pengangguran aku yaitu “free writing” alias curhat ke diary
atau lebih pentesnya mungkin “ngumbar”
masalah pribadi ke publik, hihihi, what the meaning of “ngumbar??” yaahh itu semacam kata adopsi yang aku dapat dari
bahasa keseharian aku, ngumbar itu identiknya dengan “mempublikasikan”, gitu ceritanya para sahabat, temen2 kaum
pembaca yang budiman …. Yahh meski pada akhirnya aku harus berhadapan kembali
dengan pengaturan blog yang super nyebelin itu, ga papa deh aku akan
menghadapinya dengan bijak ko (#korek mana, korek mana?? Bensinnya sekalian
mana, mana, mana, mana?!!!!)…
Kebetulan terhitung dari tanggal 6
Juli tepatnya pada hari jumat aku mendapatkan free day atau hari bebas setelah UAS, yaahh kurang lebih seminggu
lah menjelang KKN berlangsung (kalo adik tingkat aku sih pada libur full
3bulan, hahah. Mamam tuh libur! Akaran-akaran tuh otak, tau2 pas
ntar masuk kuliah lupa lagi lokasi kampusnya dimana). Wkatu seminggu mungkin
akan aku habiskan untuk leha2 dan bersantai nan ria, yahh karena mau
bagaimana lagi karena job mungkin belum saatnya punya dan juga kegiatan lain
udah ada yang pada ngerjain, ditambah lagi keadaan udara di Kampung Halaman
tercinta yang sangat dingin, membuat aku jadi rajin untuk bersembunyi dibawah
selimut, hiiiiyyy.. sikap inilah yang membuat aku terlihat bermalas-malasan dan
berleha-leha, sehingga kesan yang didapati oleh orang tuaku about aku itu yaaa
aku orangnya pemalas, hem hem.. mungkin ini juga alasan kenapa terkadang aku
merasa ditirikan, hupft.. ini berlangsung dari saat aku menginjak bangku
Sekolah Dasar . . . .
Sebelumnya aku enggak sadar kalau
aku ini emang sedikit ditirikan oleh kedua orang tua aku . . . masa kecilku adalah masa yang sangat bahagia,
masa yang penuh akan kasih sayang orang tua, apapun yang aku mau mereka
belikan, apapun yang aku inginkan mereka penuhi demi kebahagiaanku, demi
melihat aku bahagia dan aku tersenyum penuh akan kesenangan.. samapai saat itu
tiba, pada saat aku menginjak usia balita, kedua orang tua aku dikaruniai
kembali seorang putri, dan itu juga anugerah bagi aku karena aku mempunyai
seorang adik, yahh adik yang lucu adik yang bhakan akupun tidak mengetahuinya
kalau dia itu akan merenggut perhatian dan kasih sayang orang tua ku terhadap
aku.. mulanya aku memaklumi itu terjadi, setelah kelahiran adik ku, perhatian
orang tua ku selalu tertuju kepada adik ku itu, sebut saja ia dengan sebutan “mawar”. Tidak sedikitpun aku curiga
ketika mereka begitu penuh perhatian kepada mawar, karena dulu ketika aku
sebesar mawar, aku juga merasakan hal yang sama, bahkan mungkin aku lebih
dimanja dan diperhatikan (katanya sih, aku juga gak inget tuh), fikirku itu
udah merupakan hal yang lazim ketika orang tua memnajakan anak yang baru
dilahrikannya. Namun keadaan itu tak kunjung berubah sampai mawar tumbuh
menjadi balita dan orang tua ku dikaruniai kembali seorang anak laki-laki,
sebut saja ia joni. Hatiku semakin cemas, aku merasa kehilangan perhatian orang
tua ku, perhatian mereka seakan selalu tertuju kepada mawar, tidak kepadaku
tidak juga kepada Joni adik laki-laki ku.. berbagai cara telah aku lakukan
untuk mendapatkan perhatiannya kembali, dari mulai aku melawan perkataan
mereka, sampai aku berani keluar rumah tanpa sepengetahuan mereka (untuk anak
usia SD itu sangat tidak diharapkan oleh kedua orang tuanya bukan?!), bahkan
aku rela mengorbankan tubuhku ini sehingga menjadi hancur dan tidak berbentuk
untuk mengembalikan perhatian mereka kepadaku, namun apa yang aku dapat?! Hasil
jerih payah yang aku lakukan tak berbuah sedikitpun, badan yang tadinya gemuk
gemulai habis termakan pengorbanan menjadi tubuh yang kecil kering kerontang,
kulit seputih mutiara sehalus sutra kini telah terkikis oleh terik sinar
mentari menjadi kulit gersang tak terawat, gigi seputih salju tersayat habis
menjadi tak beraturan dan tak menentu.. namun.. itu tak bisa membuat perhatian
mereka kembali kepadaku, justru mereka semakin benci, mereka semakin tidak
menyukaiku seakan aku itu ialah seonggok batu temuan dari tumpukan pasir yang
tak ada harganya sama sekali, itulah fikirku, aku menahan sakit di dada ini,
dengan beruraiakan rintikan air mata penuh pilu.. sesekali mungkin aku
mendapatkan perhatian mereka namun itu harus aku tempuh dengan cara menyiksa
diriku, memasukan tubuh ini ke ruang UGD RSUD, dengan lengan penuh infus dan
hidung penuh akan alat bantu pernafasan, saat itulah aku merasakan perhatian
itu kembali kepadaku, namun setelah aku kembali sehat, perhatian itu pun lenyap
seketika tak membekas, aku semakin bingung.. rasanya aku lebih memilih dirawat
seumur hidup diUGD kalau memang itu jalan satu2nya untuk
mengembalikan perhatian mereka kepadaku.. berulag kali aku keluar masuk UGD
demi mendapatkan perhatian mereka, namun hanya hal yang sama aku dapatkan,
ketika aku sembuh, mereka kembali tidak begitu meperhatikanku .. “SEBENCI
ITUKAH ENGKAU KEPADAKU WAHAI AYAHANDAKU DAN BUNDAKU?????” hingga tak sedikitpun
engaku perdulikan perasaan ananda, batin yang tertusuk ini seakan dibiarkan
terinfeksi dan membusuk.. aku pasrah akan keadaan ini YA ALLAH.. aku bingung
harus berbuat apalagi jika ingin mengembalikan perhatian mereka kepadaku…
Hari-hari ku aku lalaui dengan
penuh pilu, dengan penuh keputus-asaan, dengan penuh pengharapan bahwa
perhatian orangtuaku akan kembali kepadaku, namun itu sama sekali Nihil..
hidupku saat itu dirundung pilu, kelabu, dipenuhi rasa takut serta rasa Minder,
tidak percaya diri. Sering Tersirat dalam benakku “apakah mungkin aku ini anak pungut????” bayangan itu selalu muncul
dalam diri ini, terlebih lagi ketika aku mendapat hentakan suara2
lantang yang terlontar dari mulut ayahanda, berikut dengan nada bicara yang
sangat keras, yang membuat sekujur tubuhku ini menggetar dan membuat aku SHOCK
seketika, fikirku dalam benak “mungkin
iya, aku ini hanyalah anak yang dipungut, aku tak layak dapatkan kasih sayangmu
wahai ayahanda dan bundaku”. Berbagai hentakan dari ayahanda membuatku
semakin tidak ada motivasi untuk meneruskan hidup, membuat aku semakin tidak
berguna, membuat aku berfikir “mungkin
matiku lebih berarti untuk kehidupan kalian”, berbait-bait kalimat
keputus-asaan ku selalu melintas dalam benakku, aku semakin tidak minat untuk
melanjutkan sekolah, bahkan saat menginjak bangku SMA tidak ada sedikitpun niat
dari hatiku untuk belajar, sungguh malang nasibku ini.. belum lagi ditambah
dengan kebutuhan sekolah yang selalu dibedakan, mawar adikku itu fasilitas
kebutuhan sekolahnya sangat sekali memadai sekali, dimulai dari perlengkapan
sekolah, buku yang menunjang pembelajaran, alat pembelajaran sampai hal yang
paling terkecilpun seperti sarapan, ia dapatkan .. sementara aku, jangankan
untuk mendapatkan fasilitas selengkap itu, untuk mendapatkan sarapanpun aku
selalu susah dan selalu dibentak terlebih dahulu, setelah itu barulah aku bisa
mendapatkannya, itu juga harus aku yang membeli sendiri dan hanya untuk aku
sendiri, karena adik2ku telah dibelikannya tadi pagi, aku pun
berkata kembali dalam hati “apakah aku
se-HINA ini dimata kalian??”, sampai2 kalian enggan dan merasa
rugi ketika hendak memberiku sarapan… memang biaya Sekolah dan Jajan serta
Makan sehari-hariku selalu mencukupi dan itu tidak lain berasal dari engkau
wahai kedua orang tuaku, “NAMUN, YANG
AKU BUTUHKAN SAAT INI BUKANLAH SEBONGKAH MATERI SEMATA, MELAINKAN KASIH SAYANG
YANG TULUS DARI KALIAN WAHAI AYAHANDAKU, BUNDAKU… TAK SADARKAH KALIAN BAHWA ANANDA,
ANAKMU INI, MENJERIT KESAKITAN DIDALAM SINI, DIDALAM BATIN INI…!!!!!!”
Tidak terasa 3 tahun masa SMA aku
lewati dengan keadaan yang tak kunjung berubah, namun mungkin karena terlalu
sering diperlakukan seperti ini, aku menjadi terbiasa dan telah kebal
menghadapi keadaan tragis ini. Kini saatnya aku melanjutkan hidupku (pendidikan)
ke jenjang Perguruan Tinggi…..
Disinilah aku mulai tersadar bahwa sesungguhnya
sikap orangtua yang seperti itu terhadapku dilandaskan dengan rasa sayang yang
amat mendalam..
Berawal dari keinginanku masuk ke
Jurusan PSIKOLOGI, namun orangtuaku seakan sangat tidak setuju dengan jurusan
yang akan aku tempuh, memang mereka tidak berbicara namun mereka seakan tidak
mendukung dengan keputusan aku itu, mereka malah menyarankan untuk masuk ke
jurusan yang sudah jelas arah tujuannya mau kemana, kebetulan jurusan yang
sedang populer pada saat itu adalah keguruan. Well masuklah aku kedalamnya dengan
penuh bimbang, awalnya aku ingin masuk ke salah satu perguruan tinggi ternama
di salah satu kota ternama YOGYAKARTA orang2 menyebutnya, namun
sayangnya mungkin memang belum jodoh dan belum saatnya, beberapa kali aku
melakukan test namun hanya kegagalan lah yang aku temui. Orang bilang “kegagalan itu adalah keberhasilah yang
tertunda”, namun menurut aku “kegagalan
itu adalah jalan menuju kesuksesan!”, yaahh itulah ideologi aku.. hingga
akhirnya aku masuk ke salah satu perguruan tinggi swasta di kota tasikmalaya,
jika sebelumnya aku masuk dengan susah payah, namun seperti kata pepatah “lain ladang lain lagi umbinya” (ngasal)
lain perguruan tinggi lain pula tingkat kesulitan masuk ke dalamnya.
Diperguruan Tinggi yang satu ini aku berhasil masuk dengan mudah, bukan hanya
mudah bahkan masuk dengan tanpa testing sama sekali, wow its amazing, konon
katanya nilai rapo aku dismester kedua terakhir cukup menunjang, ckckck. Memang selalu ada jalan bagi oeang yang mau
berusaha.
Hari-hari aku lewati dengan suka
cita, yupp enggak ada kata sakit batin lagi karena saat akan menempuh kehidupan
baru di kota santri ini, aku telah sedikit membekali diriku dengan pengetahuan
psikologi, so aku ngerti mesti gimana ngadepin hidup ini, bukan hanya untuk
diri aku sendiri aja, buat orang lain juga, itu kenapa aku pengen banget
menjadi SEORANG KONSELOR, karena
dengan menjadi seorang konselor aku bisa membuat orang lain bahagia, yah meski
mungkin aku enggak nyelesain sepenuhnya masalah mereka, setidaknya aku bisa
membuat beban mereka ringan dengan mendengarkan curhatan mereka, karena “KEBAHAGIAANKU ADALAH MELIHAT KALIAN
BAHAGIA, KAWAN….” Semakin hari aku menuntu ilmu semakin banyak ilmu yang
aku dapati baik itu dari literatur maupun dari pengalaman hidup, namun bukan
ilmu Geografi (kebetulan jurusan yang saat ini aku ambil di Perguruan Tinggi)
namun ilmu PSIKOLOGI lah yang justru aku dalami, dengan berlandaskan karena di”TIRI”kan di keluarga, motivasi aku
sangatlah kuat untuk mendalami ilmu kejiwaan tersebut..
Semakin lama aku mendalami ilmu
tersebut, maka aku semakin faham dan semakin mengerti akan kondisi dan posisiku
sekarang di keluarga (disamping aku bisa mengetahui kondisi orang lain pula).
TENYATA!!! Yang selama ini aku rasakan dan yang selama ini aku alami, baik itu
tindakan atau pemberian yang berasal dari keluargaku itu adalah suatu Motivasi
terselubung, yahh motivasi yang dilakukan secara tidak langsung oleh keluargaku
terhadap aku agar aku bisa menjadi pribadi yang mandiri. Ketika sarapan, mereka
sengaja tidak membelikanku dan memarahiku ketika aku meminta sarapan, itu
karena mereka ingin aku terbangun lebih pagi lagi, tidak selalu kesiangan,
hukuman yang mereka berikan memang sangat setimpal, siapa yang kesiangan ia
yang tidak mendpat sarapan, sungguh cerdik sekali, aku bahkan tidak sadar dan
baru menyadarinya sekarang2 ini. Fasilitas belajar seperti buku,
peralatan tulis dan buku paket serta LKS sengaja tidak dibelikan untukku,
karena orangtuaku ingin aku mandiri dalam menuntut ilmu, ingin aku tidak
terlalu terpaku kepada buku sumber, ingin membuat wawasanku luas dan ingin
menjadikan aku berbekal pengetahuan umum yang tidak sedikit, sungguh betapa
mulia sekali niat mereka. Dan yang trakhir, mereka mengacuhkan aku ketika aku
mendapati adik, itu bukan bukan berarti adikku telah merenggut perhatian
orangtuaku terhadapku, namun orang tuaku menginginkan aku lebih mandiri dan
lebih bisa mengurus diri sendiri, untuk bekal kelak kuliahku dan kelak setelah
menempuh kehidupan baru-ku… sungguh memang muiah sekali didikanmu wahai
orangtuaku, bahakan engkau telah mempersiapkan dan membekaliku untuk
kehidupanku yang telah menunggu dengan pasti diujung jalan kesuksesan itu,
yaahhh disana, diujung jalan sana …. Ananda sungguh tertegun malu ketika sadar
akan didikanmu demi meningkatkan kualitas anak2mu, ananda sungguh
merasa teramat bersalah ketika ananda mengerti makna yang tersirat dari setiap
tingkah lakumu terhadap ananda, dari setiap tuturkata yang keluar dari mulutmu
dan kemudian perlahan masuk ke telinga ananda, setiap arahan-arahan yang engkau
lontarkan kepada ananda serta setiap sentakan-sentakan dan bentakan karena
begitu sayangnya engkau terhadap ananda.. sekarang ananda mengerti …
Ananda akan berjuang lebih keras
lagi, ananda akan berusaha sangat keras demi mencapai kesuksesan, demi mencapai
apa yang ananda impikan, demi membuat ayanhanda dan ibunda bangga akan apa yang
telah ananda capai, membuat ayahanda dan ibunda bangga akan hasil didikan
ayahanda dan ibunda!!!!! Serta tak lupa ananda akan membuat orang-orang yang
ananda sayang dan ananda cinta merasa bangga atas apa yang ananda dapat!!!!!
Ananda berjanji!!!! Tunggulah wahai ayahandaku tercinta dan ibundaku tersayang,
kelak setelah sampai pada waktunya ananda akan tunjukan pada semua bahwa hasil
didikan terbaik itu bukanlah mereka yang berada pada kursi empuk atau mereka
yang tengah bermain dengan tintanya di meja besar sana, NAMUN ANANDALAH YANG
TELAH BERHASIL DIDIDIK DENGAN MEMPERTARUHKAN SEGENAP JIWA RAGA DAN NYAWA
AYAHANDA DAN IBUNDA …. Terimakasih ayah, ibu, engkau telah memberikan semangat
baru dalam hidup ananda, sebesar apapun kesuksesan kelak yang ananda raih, itu
tidak ada apa-apanya dibandingkan pengorbanan yang telah ayah dan ibu lakukan
demi ananda . . . . . . . .
Well …… itulah dati sekelumit
cerita kasak kusuk aku yuppp, dari semenjak aku masih usia balita (ololeho)
sampai sekarang aku sadar akan semuanya yang tersirat .. bagi sahabat temen2
kaum pembaca yang budiman, sebenarnya tidak ada orangtua yang men“TIRI”kan
anaknya atau mungkin menganakemaskan, yang ada hanyalah mereka itu memberikan
motivasi dalam bentuk berbeda kepada anak-anaknya, baik itu motivasi
terselubung, baik berupa materi atau lain sebagainya, so para sahabat pembaca
janganlah berkecil hati ketika kamu merasa terasingkan di keluarga, itu tanda
mereka mempunyai rasa sayang yang lebih kepada sahabat, :* keep smile! J semoga bacaan ini bisa bermanfaat bagi para sahabat
yahh, meskipun tidak yaaahh paling enggak bisa ngehiburr sahabat deeehh ..
Oke, sekian postingan kali ini, saya ijoy mohon
pamit undur diri ..
Salam hangat, tetaplah semangat, senyumlah selalu
dan sampai berjumpa kembali pada postingan berikutnya .. dadah …
J
Joy,,
4 komentar:
nice post... setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda.. setiap anak itu unik dan masing -masing membutuhkan perlakuan yang unik juga... :)
kita punya interest yang sama.. psikologi.. terus belajar ya... ayo kita be;ajar bareng.. :)
postingnya bagus...
hihihi, makasiihh ..
eh ada kritikan atau saran dan masukan barangkali??? :)
sippp, aku pengen belajar lagi lebih banyak tentang psikologi, hihihi ..
ayooo kita belajar bersama,, :D
Posting Komentar